Hari Pertama : Kita

58 5 0
                                    

Sebelum acara pembukaan bakti sosial, anggota OSIS mengadakan rapat kecil untuk menentukan pasangan para volunteer beserta pengawas OSIS dari masing-masing pasangan. Jay selaku ketua memohon izin kepada pimpinan panti untuk menggunakan sebuah ruangan kosong yang sekiranya bisa dipakai oleh mereka untuk rapat. Pimpinan panti dengan sangat baik hati mengizinkan Jay menggunakan ruangan pribadinya untuk rapat. Kebetulan sekali di ruangan itu terdapat dua buah sofa panjang, yang saling berhadapan, dengan satu meja di tengah, yang cukup untuk diduduki delapan orang.

"Sungchan mana?" Tanya Jay kepada anggota OSIS yang baru masuk ke ruang pimpinan panti.

"Menyusul. Dia sedang dimintai tolong oleh Pak Jaebum untuk membantu memindahkan barang-barang sumbangan dari mobil sekolah." Jelas Wooyoung.

"Oke kalau gitu kita tunggu aja." Ujar Jay.

Wooyoung, Yena, Haerin, Minji, Haewon, dan Sunghoon mengangguk.

Tidak berselang lama, Sungchan menyusul masuk ke ruang pimpinan panti. "Sorry guys! Mendadak Pak Jaebum tadi minta tolong." Ujarnya sembari menutup pintu.

"Gak pa-pa. Okei karena udah lengkap, langsung aja, Jay." Ucap Yena.

Sungchan, anggota OSIS yang terakhir tiba pun langsung memposisikan diri untuk duduk supaya rapat bisa dimulai.

"Oke! Karena semua sudah di sini, ada beberapa hal yang mau aku bahas. Pertama, make sure kalian sudah paham betul dengan jobdesc kalian masing-masing selama bakti sosial ini. Kedua, sesuai dengan omongan aku tadi, sebelum pembukaan kita akan menentukan pembagian pasangan untuk para volunteer beserta pendampingnya dari OSIS." Jelas Jay.

"Oke. Mungkin aku langsung aja tanya ke anak acara, Sunghoon, Yena, Haewon, untuk persiapan pembukaan apakah ada kendala?" Tanya Jay.

"Sejauh ini aman. Rundown aman. Audience juga aman. Tadi aku sudah tanya ke Bu Ga Eul, penanggung jawab acara bakti sosial kita dari pihak panti, kalau para penghuni di sini sudah di briefing untuk menghadiri acara pembukaan nanti." Jelas Sunghoon.

"Mungkin ini sih, kita butuh kejelasan lagi untuk barang-barang sumbangan. Itu jadinya dibagi waktu pembukaan atau penutupan atau kapan? Karena ternyata ada beberapa barang di luar data OSIS kan. Contohnya sumbangan pakaian dari para guru yang nggak dikoordinasikan dulu sama kita." Tanya Yena.

"Oh iya guys. Aku minta maaf untuk hal itu. Jadi, aku sendiri juga gak tahu kalau ternyata guru-guru punya rencana sendiri di luar rencana OSIS dan sayangnya tidak dikoordinasikan dengan kita. Tapi nggak pa-pa karena niat mereka baik. Nah untuk itu, ada sedikit perubahan plan nih. Barang-barang sumbangan, alih-alih kita yang bagikan, mending kita serahkan saja kepada pengurus panti, biar mereka sendiri yang handle pembagiannya. Gimana?" Usul Jay.

"Setuju!" Timpal Wooyoung. "Soalnya, menurutku, kalau dibagi-bagi dari pihak kita juga akan memakan waktu. Kalian tahu sendiri, butuh waktu lebih bukan untuk berinteraksi dengan para orang tua. Kalian tahu maksudku." Lanjutnya.

Semua mengangguk setuju dengan ucapan Wooyoung.

"Oke. Oh iya, MC gimana? Siapa yang jadi MC?"

Hyewon mengangkat tangan. "Aku!"

Jay menjentikkan jari. "Good! Aku yakin kamu akan sempurna untuk jadi MC!"

Haewon tertawa sombong. "Terima kasih pujiannya, Pak Ketua." Ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Oke. Dari divisi lain, apakah ada hal-hal yang perlu diperjelas?" Tanya Jay.

Haerin mengangkat tangan. "Jay! Aku mau tanya. Live report di instagram OSIS harus di waktu itu juga atau bisa beberapa jam setelah acara supaya bisa aku edit dulu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Impasse | Sullyoon JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang