Aku selalu berkelahi dengan pikiran.
Aku ingin menyalahkan dan bersikap paling benar, tetapi aku juga tau bahwa itu salah.
Sehingga itu juga menjadi beban pikiran, bisa jadi aku lebih buruk dari nya?
Tetapi, setelah berjalannya waktu aku menyadari mereka memang buruk.
Tapi aku juga buruk...apakah aku boleh sedih?
Karena aku buruk, aku berusaha menjadi baik dengan mendekati orang yang terjauhi tapi yang kudapatkan adalah pengkhianatan karena iri denganku. Bagaimana aku tau? Dia mengatakannya, dia meminta maaf karena keegoisannya yang menyakitiku pada masa lampau. Aku memaafkan mu tapi tidak menutup kemungkinan aku sakit hati pada saat itu. lalu apakah aku berusaha sok baik pada saat itu sehingga mendapatkan balasan seperti ini? Bukan baik sesungguhnya?
Sewaktu kecil aku jahat. Dan aku tidak merasa bahwa umur muda ku bisa di normalisasikan, karena pada saat umur muda tidak menutup kenyataan mereka juga menyakitiku.
Aku dikhianati temanku dengan brutal beberapa kali, tetapi ketika aku mengkhianati mereka sesekali aku merasa sangat kotor. Apakah mereka juga merasakan hal yang sama? Kalau begitu jika aku ingin menjadi baik aku harus memaafkan nya kan? Karena aku sama seperti mereka pada hakikatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKUT
General FictionDisaat waktu seolah berjalan dengan sangat cepat dan meminta bulan untuk menghadapi pahitnya dunia. ketidak siapan seorang bulan untuk menghadapi konflik, lika liku pertemanan, perkuliahan, pekerjaan maupun perekonomian. "aku tau tanpa ada usaha ha...