"Ayoo Meera, lu pasti bisa. Hari pertama aja lu bisa lewati, apalagi hari ini. Yok semangat yok, demi Qeela" Gumam Meera menyemangati dirinya sendiri
Tok tok tok
Meera mengetuk pintu rumah Mario.
Tak lama pintu pun terbuka, dan menampakkan sosok Lian yang membuka kan pintu untuk Meera.
"Ck, saya kira tamu penting"
"Besok-besok gausah ngetok, langsung aja masuk. Kek tamu aja segala di bukain pintu" Ucap Lian sinis
Astaghfirullah, sabar meer. Sabar *batin Meera
"Eh maaf pak, takutnya gak sopan kalo saya langsung masuk gitu aja" Balas Meera
"Kan kamu kerja disini, gausah ngerasa gak sopan. Saya yang nyuruh kamu langsung masuk" Ucap Lian tegas
"I - iya pak. Maaf" Balas Meera
"Yaudah masuk, ayah udah nunggu di meja makan" Balas Lian
"Baik Pak" Balas Meera
Lian masuk lebih dulu meninggalkan Meera yang berada di pintu. Meera masuk dan menyusul Lian ke meja makan.
"Selamat pagi pak Mariooo" Sapa Meera ramah
"Ayah Meer" Peringat Mario
"Ah iya, Meera lupa. Selamat pagi ayahhh" Sapa Meera mengulangi sapaannya
"Pagi nak"
"Kok ayah doang yang di sapa? Disini kan ada Abi juga meer" Ucap Mario
Meera menatap Lian yang kini juga tengah menatap dirinya.
"Ehh selamat pagi pak Lian" Sapa Meera ragu
"Pagi" Balas Lian dingin
"Ayoo meer, makan dulu sini" Ajak Mario
"Ah maaf ayah, Meera udah makan tadi di rumah hehe" Balas Meera
"Beneran?" Tanya Mario
"Iya ayah" Balas Meera
"Yaudah, kamu duduk aja di sebelah Abi ya. Minum susu atau roti selagi nunggu saya makan meer" Ucap Mario
"Iya yah" Balas Meera
Meera menarik kursi dan duduk di sebelah Lian. Meera hanya duduk tanpa mengambil makanan apapun. Namun, tak lama Lian pun beranjak mengambilkan susu untuk Meera.
"Ini minum, minum susu gak akan bikin kamu kekenyangan" Ucap Lian dingin
Meera membulatkan matanya ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari Lian.
"Ma - makasih Pak. Saya bisa ambil sendiri" Ucap Meera ragu
"Bisa ambil sendiri, tapi dari tadi hanya diam" Sindir Lian
Meera hanya tersenyum kikuk mendengar jawaban Lian. Sedangkan Mario, dia sudah tersenyum lebar melihat perilaku Lian. Anaknya yang tidak pernah peduli dengan orang lain, kini justru bersikap berbeda pada sosok Meera. Mario semakin yakin, jika kehadiran Meera bisa merubah sosok Lian yang dingin menjadi periang seperti dulu.
Meja makan yang biasanya terasa sunyi, kini perlahan menghangat karena kehadiran Meera. Meera dan Mario banyak sekali bercerita, sedangkan Lian hanya menjadi pendengar bagi keduanya.
"Eh Arga, kamu baru pulang nak?" Tanya Mario
Ya, di tengah kegiatan sarapan mereka,. Tiba-tiba Nathan datang dengan pakaian yang lusuh, leher yang penuh bercak merah dan jalan yang sedikit sempoyongan. Semua orang sudah bisa menebak apa yang di lakukan Nathan semalam, kecuali Almeera yang bingung dan tak tau apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
RomanceCinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya atau pun memaksa kehadiran nya ~ Almeera