Part 43

8.2K 418 10
                                    

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, dan tubuh yang bergetar karena tak percaya melihat wanita yang sangat ia cintai dan ia rindukan, sekarang berada di depan matanya.

Lian langsung memeluk Meera dengan sangat erat, hingga tubuh Meera sedikit terhuyung ke belakang. Lian menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Meera.

"Sayang hiks hiks, akhirnya mas nemuin kamu sayang. Mas kangen banget sama kamu dan anak kita. Mas gak bisa tanpa kamu sayang, mas hancur sayang"

"Kenapa kamu tinggalin mas sebelum kamu dengar penjelasan mas sayang hiks hiks, semua yang di ucapin sama wanita itu gak bener sayang. Mas bisa jelasin semuanya hiks hiks"

"Mas rindu, mas rindu sekali sama kamu. Mas gamau kehilangan kamu, mas gak sanggup sayang hiks hiks"

"Mas cint - "

Belum selesai Lian menyelesaikan ucapannya, Meera sudah merasa jika tubuh Lian semakin lemas dan semakin berat. Ya, Lian pingsan dalam pelukan Meera.

Varro dan Nathan yang memang berada di belakang Lian langsung membantu Meera untuk membawa Lian masuk ke dalam kamarnya.

***

"Kenapa harus ke Surabaya sekarang, kalo emang kondisinya Mas Lian masih sakit sih Ro" Omel Meera

"Ya gimana, kaya gatau laki lu aja. Sedetik setelah Arga ngabarin kalo lu ada di apart nya dia. Lian langsung cari tiket dan maksa buat keluar dari rumah sakit. Bahkan infus di tangannya belum di copot sama suster, dia udah teriak-teriak minta ke Surabaya. Terus gue bisa apa?" Balas Varro

"Emm sorry Meer, gue terpaksa ngasih tau Abi tentang lu. Menurut gue udah cukup waktu sebulan buat lu mikir dan nenangin diri lu. Sekarang udah waktunya lu perbaiki masalah lu, walaupun gue gatau akar permasalahan nya gimana. Gue cuma mau lu segera selesaikan masalah lu sama Abi"

"Liat tuh laki, walaupun hubungan gue sama dia gak Deket. Tapi dia tetep adik gue, gue sayang sama dia. Gue juga gak tega lihat dia jadi begini. Kasih kesempatan buat dia jelasin semuanya Meer. Oke" Ucap Nathan

"Apa yang Arga bilang itu bener Meer, bukan gue belain Lian karena dia sahabat gue. Tapi gue lihat dia sebagai seorang suami yang sangat mencintai istrinya. Lu salah paham, Lian gak sebrengsek apa yang lu pikirin" Jelas Varro

"Iya, gue juga udah mutusin kalo gue bakal dengerin penjelasan Mas Lian. Gimana pun keadaannya, sekarang Mas Lian itu suami gue. Hubungan kita udah bukan sekedar hubungan yang main-main, apalagi udah ada anak di perut gue" Balas Meera

"Nah tuh lu pinter, apa emang harus kabur dulu ya baru bisa mikir?" Tanya Varro

"Hahaha iya itu kunci nya Ro, kan kabur buat nenangin diri sembari mikir" Timpal Nathan terkekeh

"Yaudah, gue sama Arga tinggal ke depan ya. Lu urus deh laki lu, kasih aromaterapi kek atau apa gitu biar bangun" Ucap Varro

"Iya" Balas Meera

Setelah kepergian Nathan dan Varro, Meera mulai memperhatikan wajah yang selama satu bulan ini ia rindukan.

Lalu Meera tergerak mencium kening, kedua mata Lian, kedua pipi Lian dan terakhir bibirnya. Meera sedih melihat wajah suaminya yang sekarang terlihat lebih kurus dan berantakan.

Meera pun berlanjut memberikan aromaterapi pada hidung Lian. Setelah beberapa kali mencoba menghirupkan aromaterapi, akhirnya Lian perlahan membuka matanya.

"Sayang? Mas gak mimpi kan? Mas beneran bisa ketemu lagi sama kamu kan? Ya Allah sayang, mas kangen sama kamu" Ucap Lian dan kembali memeluk istrinya

Lian menangkup wajah Meera dengan kedua tangannya. Lalu Lian mencium seluruh wajah Meera dan terakhir bibir Meera. Saat Lian mulai melumat bibir ranum Meera yang sangat ia rindukan itu, Meera justru mendorong pelan tubuh suaminya agar melepas ciumannya.

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang