Tak terasa kandungan Meera sudah masuk usia dua puluh satu Minggu atau lima bulan lebih. Perut Meera juga sudah nampak sangat buncit.
Setiap hari ada saja omongan yang tak mengenakkan yang di terima oleh Meera. Dari dirinya yang di tuduh hamil di luar nikah, jual diri dan simpanan om-om. Itu semua Meera dapatkan karena memang karyawan di kantor Lian tidak mengetahui jika Meera sudah menikah, yang mereka tau Meera adalah seorang gadis yang belum menikah.
Namun di balik itu semua, Lian sudah sangat tantrum mendengar semua omongan buruk tentang istrinya. Lian sangat muak dan ingin sekali membongkar semuanya di depan karyawannya, namun lagi-lagi Almeera menolak dan memaksa Lian untuk tetap bungkam.
Selama lima bulan ini, Lian juga selalu menjadi suami siaga untuk Meera. Apapun keinginan Meera selalu Lian usahakan, dari yang minta makan nasi Padang langsung di Padang, ngidam makan mie instan di puncak tengah malam, sampai ingin makan durian di Medan pun Lian turuti. Semua Lian lakukan demi kebahagiaan Meera dan anaknya.
Lian juga tak pernah memberikan pekerjaan yang banyak untuk Meera. Dia tidak ingin istrinya kelelahan karena masih harus bekerja, di usia kandungannya yang semakin bertambah. Seperti saat ini, saat Lian sedang memimpin rapat dengan perwakilan semua karyawannya di berbagai divisi. Tugas Meera justru di bantu oleh Varro, Meera hanya bertugas untuk merekap semua hasil meeting kali ini.
"Almeera, saya ke ruangan dulu dengan Pak Varro. Kamu cepat selesaikan ini dan kembali ke ruangan" Ucap Lian berusaha profesional di depan karyawannya
"Baik pak" Balas Meera tersenyum manis
Saat Lian pergi dari ruang meeting, di sana masih banyak karyawan lain yang memang belum keluar dari ruangan. Mereka menatap sinis ke arah Meera, karena baru ini Lian bisa bersikap ramah pada karyawan nya. Namun mereka tau, Lian bersikap seperti itu hanya pada Meera. Mangkanya banyak sekali dari mereka yang tidak menyukai Meera karena merasa Meera sudah berhasil merayu atasannya itu.
"Gatau malu banget ya, udah hamil di luar nikah masih aja Dateng ke kantor" Sindir salah satu karyawan
"Haha iya tuh, emang dasarnya muka tembok. Mau kelakuan kaya jalang juga dia gak bakal malu" Timpal salah satu karyawan
Meera hanya menghela nafasnya sembari mencoba menyelesaikan rekapan hasil meeting.
"Haha udah gak berhasil ngerayu Pak Lian, eh sekarang jadi simpanan om-om ya" Ucap Reva
"Udah kenapa sih? Kalian berisik banget! Kalo kalian gatau kebenaran nya mending pada diem deh!" Ucap Kevin membela Meera
Kevin merupakan salah satu karyawan Lian yang memang dari awal sangat baik pada Meera. Dia juga salah satu teman yang tulus berteman dengan Meera.
"Dih, lu belain tuh jalang Vin? Kenapa? Suka sama dia? Atau jangan-jangan udah nyicipin lagi nih si Kevin hahahaha" Balas Reva
Reva juga salah satu karyawan yang memang dari awal bekerja sangat mendambakan Lian. Dia bahkan seringkali mencoba merayu Lian terang-terangan. Dia sering memakai baju yang sangat seksi ke kantor demi mendapat perhatian dari Lian, namun tidak pernah Lian gubris. Lian justru sangat risih jika harus bertemu dengan Reva.
"Jangan sembarangan ngomong Va! Jaga bacod lu anjing!" Ucap Kevin emosi
"Vin udah Vin, gaperlu di tanggepin" Balas Meera menenangkan Kevin
"Hahaha noh dengerin, si jalang aja gak masalah gue ngomongin dia. Karena dia tau kalo yang gue omongin itu fakta"
"Iya kan Meer? Anak siapa itu yang ada di kandungan lu Meer? Hmm? Selain bakat jadi jalang, lu juga bakat jadi simpenan om-om yaa hahaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
RomanceCinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya atau pun memaksa kehadiran nya ~ Almeera