Setelah sholat subuh berjamaah, Lian terus saja memaksa Meera untuk segera melakukan tes kehamilan.
"Ayo sayang, cepetan. Mas penasaran loh, ada Adeknya atau gak disini" Rengek Lian
Namun saat Meera hendak masuk ke dalam kamar mandi, Lian lebih dulu mendahului nya.
Hoeekkk Hoeekk
Lian kembali memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya.
"Hiks hiks capek muntah teruss" Rengek Lian
"Mangkanya aku bilang apa, kamu diem aja di ranjang. Biar aku tes sendiri. Kamu bebal banget sih dari tadi! Ngintilin aku Mulu" Omel Meera
"Hiks hiks jangan marah-marah. Perut mas lagi mual, kamu marah-marah makin mual tauuu hiks hiks" Rengek Lian
"Ck iya iya maaf, yaudah sekarang boboan dulu di ranjang. Biar aku tes sendiri" Ucap Meera
"Gamauuuuuuu sayangg, mau ikuttt" Rengek Lian
"Katanya perutnya sakittt, udah boboan aja di ranjang!" Omel Meera
"Hiks hiks iya perutnya sakit, tapi mau ikut Ibun ke kamar mandi" Rengek Lian
"Huft, yaudah ayo. Nanti di dalem duduk aja di Closet ya. Gausah bandel!" Omel Meera
"Hiks hiks iyaaa"
"Sayang, apa Adeknya ada di perut mas ya? Kok mas yang mual sayang?" Rengek Lian
"Ya gapapa sih, kan kamu yang minta anak banyak. Sekarang biar kamu ngerasain aja jadi bumil gimana. Eh salah Pakmil yaa" Ledek Meera
"Hiks hiks sayanggggg, kan mas laki-laki. Gak mungkin mas hamil! Yang hamil mestinya itu kamu, kan mas yang nabur benihnya di rahim kamu!" Rengek Lian
"Nah itu tau, kenapa tadi mikirnya Adek bayi nya ada di perut kamu? Hmm?" Tanya Meera
"Habisnya perutnya sakit banget sayang, mual mual terusss hiks hiks" Rengek Lian
"Sabar yaa, kalo emang aku hamil berarti yang di katakan dokter kemarin bener. Kamu itu hamil simpatik. Tapi kalo ternyata aku gak hamil, kita ke rumah sakit ya, Cek Lab. Biar ketahuan kamu sakit apa. Gak ada alasan lagi buat nolak! Ngerti!" Omel Meera
"Iya iya Ibun, cepetan tes" Balas Lian
Setelah menempatkan urinnya di wadah kecil, Meera pun meletakkan tiga jenis testpack yang berbeda untuk meyakinkan hasilnya.
Lian yang duduk di Closet hanya memeluk istrinya sembari menyembunyikan wajahnya di perut Meera yang sedang berdiri di hadapannya. Meera dan Lian sama tegangnya menunggu hasil dari ketiga testpack di depannya.
"Udah belum sayang?" Tanya Lian yang masih menyembunyikan wajahnya di perut Meera
"Sabar, bentar lagi" Balas Meera
"Lama banget sih sayang" Balas Lian
"Kenapa? Mual lagi?" Tanya Meera
"Iyaa, perutnya mual lagi sayang" Balas Lian
Meera mengusap lembut kepala Lian yang sedang mendusel di perutnya.
"Tunggu ya, bentar lagi keluar hasilnya" Ucap Meera
Meera mencoba mengambil ketiga testpack itu lalu melihat hasilnya. Senyumnya mengembang kala melihat garis dua di ketiga testpack yang berbeda.
"Udah belum sayang?" Tanya Lian
"Coba deh liat ini" Ucap Meera
"Gamau, bilang aja gimana hasilnya" Balas Lian
"Liat dulu ih, orang ini cuma tes kehamilan bukan covid. Ngapain takut sih" Omel Meera
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
RomanceCinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya atau pun memaksa kehadiran nya ~ Almeera