Part 10

8K 453 14
                                    

Setelah makan malam, seperti biasa Almeera mengantarkan Mario ke kamarnya dan menyiapkan obat-obatan yang harus Mario minum sebelum tidur.

"Ayah harus rajin ya minum obat, supaya ayah cepet sembuh" Ucap Meera seraya memberikan obat pada Mario

"Kalo ayah sembuh, kamu bakalan berhenti jadi perawat ayah meer. Ayah jadi kesepian lagi di rumah" Balas Mario

"Loh, ayah kok ngomong gitu sih? Ayah gamau sembuh ya?" Tanya Meera sendu

"Bukan gamau meer. Tapi semenjak ada kamu, ayah gak ngerasa kesepian. Ayah jadi merasa punya anak cewek di rumah yang jagain ayah setiap waktu" Balas Mario sedih

"Ayah, Meera udah anggep ayah seperti ayah Meera sendiri. Meera janji, setelah ayah sembuh dan Meera udah gak jadi perawat ayah. Meera akan sering main kesini untuk jengukin ayah, yang penting ayah mau janji sama Meera kalau ayah bakalan sembuh dan sehat-sehat terus" Balas Meera

"Janji ya Meer, walaupun nanti udah gak jadi perawat ayah. Meera bakalan tetep main kesini" Ucap Mario

"Janji yah, tapi ayah juga harus janji sama Meera kalau ayah bakalan sembuh dan sehat-sehat terus yaa" Balas Meera

"Iya Meer" Balas Mario

"Yaudah, ini ayah minum dulu ya obatnya. Setelah minum obat, ayah langsung tidur" Ucap Meera

Mario pun meminum obatnya satu persatu. Setelah minum obat, Meera membantu Mario merebahkan dirinya ke ranjang.

"Selamat malam ayah, Meera sekalian pamit yaa. Assalamualaikum" Pamit Meera seraya menyalimi tangan Mario

"Waalaikumsallam, hati-hati ya Meer" Balas Mario

Meera keluar kamar Mario dan berjalan ke arah kamar tamu untuk mengambil tasnya. Namun, saat berada di depan kamarnya ia di kejutkan oleh kehadiran Lian yang tengah menunggu nya di depan kamarnya.

"Astaghfirullah, Pak Lian ih. Ngagetin ajaa" Ucap Meera kaget

"Biasa aja dong, kamu kira saya hantu?" Balas Lian sinis

"Lebih nakutin dari pada hantu sih" Balas Meera malas

"Kurang ajar kamu ya" Balas Lian ketus

"Lagian bapak, tiba-tiba udah berdiri di depan kamar aja. Mau ngapain sih pak? Mau ngintipin saya yaa?" Tanya Meera polos

"Gausah ke GR an. Ngapain juga mau ngintipin kamu? Gak nafsu saya sama kamu" Balas Lian ketus

"Oh iya lupa, bapak kan gak doyan cewek ya" Ucap Meera asal

"Ngomong sekali lagi" Balas Lian dingin

Meera yang sadar jika omongannya tadi bisa saja membuat Lian marah, langsung menutup mulutnya sembari berjalan mundur menjauhi Lian yang tengah berjalan mendekat padanya.

"Eh pak, maaf. Saya bercanda, beneran deh pak. Hehe maaf ya pak, saya gak maksud kok pak. Maafin yaa" Ucap Meera panik ketika Lian makin mendekat padanya

Meera semakin melangkah mundur ketika Lian makin mendekat, hingga langkahnya terhenti kala tubuhnya sudah menabrak pintu kamar yang sudah terkunci. Melihat posisi Meera yang sudah menabrak pintu, membuat Lian tak menyia-nyiakan hal itu. Lian langsung mengunci Meera dengan kedua tangannya.

Lian semakin mendekat pada Meera, ia juga memajukan wajahnya pada wajah Meera yang terlihat sangat ketakutan. Meera pun memejamkan matanya ketika merasa wajah Lian semakin mendekat padanya. Lian berbisik pada telinga Meera yang membuat tubuh Meera merinding di buatnya.

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang