Hari dimana Meera akan melahirkan buah hati keduanya pun tiba. Seperti biasa, Lian akan menyewa satu lantai rumah sakit demi kenyamanan istri dan anaknya nanti. Lian juga sudah meminta dokter terbaik untuk menangani proses kelahiran buah hatinya.
Meera yang memang sedari awal berniat untuk melahirkan secara normal, saat kini dia tengah merasakan nikmat nya kontraksi dalam perutnya sembari menunggu proses pembukaan. Lian setia menunggu dan menemani Meera, dia bahkan dengan sabar mengusap punggung istrnya yang mengadu sakit padanya.
"Sakit mas, huuuhh" Rengek Meera sembari membuang nafas nya perlahan
"Sabar ya sayang, mas yakin kamu pasti bisa. Kamu bukan wanita lemah sayang, kamu wanita kuat. Bentar lagi kita ketemu Adek ya sayang" Ucap Lian
"Abang dimana? Kenapa gak ikut ke rumah sakit?" Tanya Meera
"Abang sama yang lain nanti nyusul sayang. Mas sengaja nyuruh mereka nanti nyusul aja, karena mas kasian kalo Abang kelamaan di rumah sakit. Gapapa ya" Balas Lian
"Aku mau ketemu Abang mas, aku mau cium anak aku. Aku takut gabisa ketemu Abang lagi mas" Ucap Meera
"Sayang! Gaboleh ngomong gitu! Kamu pasti ketemu sama Abang dan Adek! Semangat sayang, mas gak suka kamu pesimis begini. Kamu udah gak sayang ya sama mas dan anak-anak? Hmm?" Balas Lian sedih
"Mas tapi ini sakit banget mas, rasanya berkali-kali lebih sakit daripada melahirkan Abang dulu" Ucap Meera
"Mas Panggilin dokter ya sayang. Biar dokter periksa keadaan kamu" Balas Lian
Jujur Lian juga ketakutan melihat Meera yang terlihat sangat kesakitan. Berbeda saat kelahiran Kaivandra saat itu, kini Meera terlihat jauh lebih lemas.
Setelah Lian memanggil dokter, dokter memutuskan memeriksa Meera. Dan ternyata pembukaan yang terjadi sangatlah lambat di banding perkiraan mereka.
Setelah berdiskusi panjang bersama Lian, akhirnya Lian memilih mengikuti saran dokter agar Meera melahirkan secara SC dengan metode Eracs. Lian berusaha melakukan yang terbaik demi keselamatan istri dan anaknya.
Meera dan Lian pun di bawa ke dalam ruang operasi. Dokter meminta agar Lian terus mengajak Meera berbicara pada saat proses SC berlangsung.
Sebelum masuk ke dalam ruang operasi, Lian juga sempat mengabari semua keluarganya bahwasanya Meera akan menjalani operasi saat ini.
"Sayang, gaboleh ngelamun dong. Ayo di lanjut dzikirnya sayang" Ucap Lian
"Mas aku takut" Balas Meera
"Gausah takut sayang, Allah akan selalu jagain kita terutama kamu dan adik" Balas Lian
"Mas, ini masih lama ya?" Tanya Meera
"Sabar ya sayang, nanti kalo udah selesai pasti kedengeran adik bayi nangis" Balas Lian
Meera kembali terdiam, Lian pun kembali bertanya agar Meera tak tertidur sesuai arahan dokter padanya tadi
"Sayang, kira-kira anak kita cowo atau cewe ya?" Tanya Lian
"Gatau mas, apa aja yang penting sehat" Balas Meera
"Mas penasaran sayang, kenapa dari kemarin adik ngumpetin jenis kelamin nya ya? Malu-malu ya dia haha" Ucap Lian
"Iya, padahal Ibun sama Ayah nya udah penasaran. Sampe di tahap pasrah karena sering kali tanya ke dokter haha" Balas Meera
"Kata adik biar suprise kali ya yang" Ucap Lian
"Iya kali ya mas, biar sekalian pas lahiran aja tau nya" Balas Meera
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera
RomanceCinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya atau pun memaksa kehadiran nya ~ Almeera