Bab 16

749 105 17
                                    

⚠️Banyak typo harap maklum yaaa..



Seokjin pun menuju ke bar mingyu  Sendirian di bar, entah ini gelas keberapa yang pasti seokjin masih sadar saat melihat si bartender membuka satu botol vodka lagi untuknya.

Tapi dia tidak bisa melepaskan wajah jungkook dari kepala. Bahkan alkohol pun kalah. memabukkan dari sang istri.

Seokjin masih diliputi rasa bersalah. Mencoba introspeksi diri namun sulit.

Yah jungkook memang pasangan yang tergolong muda untuk melalui kehidupan pernikahan. Labil serta egoisme masih mendominasi makanya mau seberapa keraspun dia mencoba, Seokjin tak akan bisa menemukan solusi seorang diri.

Hingga mingyu pun mendatangi Seokjin.

"Aish Jin kau baru pulang sudah mabuk huh?"

"Mau cerita?" Tawaran mingyu dibalas helaan nafas kasar. Seokjin melirik, kemudian kembali menatap gelas kosongnya dengan sedih.

"Mingyu.."

"Hm?"

"Aku harus bagaimana?"

" Ya gak tau , kan kau belum cerita .

"...jungkook menangis."

"Karenaku."

Mingyu mendengarkan secara seksama tanpa bicara sedikitpun. Sesekali tersenyum, menyesap minuman, lalu bertopang dagu.

Sedikit banyak dia mengerti kegundahan seokjin dan sedikit banyak pula dia mengerti keadaan jungkook dari alur yang seokjin ceritakan.

"Begitu.. Aku ingin minta maaf, tapi.. bukankah sudah terlambat?"

" Aish...bodoh."

Seokjin menoleh, melihat mingyu yang menghabiskan minumnya tapi menolak untuk dituangkan lagi.

"Kau tau, istri ku sering mengeluh merindukanku padahal hanya kutinggal kerja sehari dua hari."

"Kau beruntung jungkook tidak meminta cerai karena ditinggal berhari-hari oleh suaminya. kalau jungkook adalah wonu. dan aku adalah kau, mungkin kita sudah lama pisah kali.
Apa ya...rumah tangga itu..dibangun berdua kan? Kalau sendirian, pasti sulit.
Tidak, aku tidak membela jungkook.
Aku juga tau bekerja itu melelahkan. Sama seperti istri yang sendirian mengurus rumah, kita sebagai suami juga bekerja sendirian, kan?"

"Jadi mau suami, mau istri. Semuanya lelah. Tapi jangan tuangkan lelahmu pada satu sama lain. Itu kesalahan besar.
Karna lelah..sudah pasti berujung emosi."

Seokjin ingat Memang benar, hari itu dirinya sangatlah lelah makanya terlanjur emosi saat ditelepon jungkook.

Dia bicara kasar.

Tanpa pikir panjang melukai hati kecil sang istri yang padahal seokjin sendiri tau kalau setiap notifikasi telepon, adalah isyarat kerinduan bagi keduanya.

Ya, dia bodoh.

Membalas rindu dengan emosi, memang fatal akibatnya.

"Berapa usia kehamilan istrimu?"

"...enam."

"Aigoo jin...."

" kenapa ?"

"Biasanya diumur segitu, mental ibu hamil sedang terguncang. Mood swingnya parah. Dulu wonu mudah sekali cemas dan overthinking setiap malam. Sampai insomnia dan berakhir di
rumah sakit. Kalau jungkook, tidak apa-apa kan?"

" Aku tidak tau gyu."

" Apa ?"

"Aku..tidak tau."

"Astaga, suami macam apa kau tuan kim seokjin?"

MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang