07

671 74 5
                                    






Pagi itu Renata masih terus saja berfikir bahwa Deril hanya marah padanya karna membatalkan janji mereka, lebih dari itu Deril kecewa karna kurang lebih satu tahun terakhir kedekatan mereka dan Renata menyebutnya hanya teman di tambah tiba tiba kemunculan Victor yang mengaku sebagai kekasih Renata

Renata menunggu di lorong fakultas teknik seperti biasa ia menunggu Deril seusai kelas, saat melihat Deril keluar dari kelas di sertai beberapa mahasiswa lain Renata melambaikan tangannya riang, Deril mendekat

"Ngapain disini? " Tanya Deril dengan wajah masamnya

"Aku mau minta maaf soal kemarin, aku juga beli ini buat kamu" Renata menyerahkan paper bag berlogo salah satu brand jam tangan terkenal dengan harga fantastis mungkin bisa lebih mahal dari sebuah mobil sekalipun

Namun Deril salah paham, ia mulai jengah... Renata mulai menunjukan siapa dirinya yang sebenarnya, seorang putri bungsu konglomerat tentu saja jam tangan seharga ratusan juta bukan hal yang mahal baginya, tapi bagi Deril itu menggores harga dirinya... Ia menganggap Renata menghinanya atau bahkan menganggap semua masalah diantara mereka bisa di selesaikan dengan materi, Deril tak butuh harta yang ia punya... Tidak sedikitpun

Deril menarik tangan Renata berpindah mencari area yang lebih tenang

"Kenapa kamu masih cari saya? " Tanya Deril to the point saat mereka menemukan lokasi yang lebih sepi untuk bicara

"Ya... Aku mau minta maaf soal kemarin" Renata menunduk, memilin ujung kemeja yang ia kenakan... Ia Sedikit takut tatap mata Deril benar benar tajam menyiratkan kemarahan

"Memang kamu kenapa kemarin? " Tanya Deril lagi

"Kemarin, kemarin aku pergi gitu aja ga nepati janji, aku minta maaf" Renata mulai berdebar ia takut, bukan ketakutan yang sama saat ia bersama Victor, ia takut Deril akan salah paham terhadap hubungannya dan Victor, saat itu Renata dengan tegas menyebut Deril hanya teman karna apapun bisa dilakukan oleh seorang Victor Susanto, ia tak mau Deril turut berurusan dengan psikopat itu apalagi kalau Deril sampai dalam bahaya hanya karna dirinya

"Ada lagi? " Tanya Deril, Renata mengangkat wajahnya menatap mata pria itu tak percaya apa yang baru saja dia dengar,  air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya mengalir begitu saja... Banyak yang ingin ia katakan, tapi apa Deril bisa mendengarkan penjelasannya jika situasinya terus seperti ini?

Deril mengepalkan tangannya erat erat hingga buku buku tangannya memutih, ia juga menahan diri untuk tidak memeluk gadis ini, saat air mata Renata turun Deril benar benar ingin memeluknya, ini juga tak mudah baginya namun terkesan tak mungkin jika mereka bersama dan Deril menyadari itu

Siapapun laki laki yang menjemput Renata kemarin, Deril merasa mereka sangat cocok.. Berada di kelas dan taraf yang sama juga sangat serasi

"Kalau kamu ga ada lagi yang mau diomongin, saya pergi dulu" Hatinya berkhianat, ia berusaha pergi dari Renata namun hatinya tetap tinggal di sana entah sampai kapan

Setelah Deril pergi, Renata terduduk lemas ia memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana untuk meredam tangisnya, harusnya mulut pintarnya bisa menjelaskan semuanya namun entah kenapa kalimat yang ia susun rapi sejak kemarin justru tertahan di tenggorokannya

Ia melihat pergelangan tangannya, ia mengenakan jam tangan yang sama persis seperti yang akan ia berikan pada Deril lalu sekarang? Renata sendiri menghancurkan segalanya, Renata sendiri yang  menghancurkan cintanya

"Jadi bener kan? Ada sesuatu antara kamu sama laki laki itu bee? Bagus lah... Cuma aku laki laki yang bisa nerima kamu bee, asal kamu tau itu" Ucap Victor yang dari tadi memperhatikan Renata dan Deril dari kejauhan, ia ingin menjemput Renata pada awalnya namun melihat Deril menarik tangan Renata ia jadi mengikuti langkah mereka berdua dan manyaksikan perselisihan diantara keduanya

"Apa ini? Kamu mau kasih dia ini? Dia gak pantes dapetin ini dari kamu bee" Victor mengambil paper bag itu lalu memeluk tubuh Renata, ia paham Renata bukan tipe orang yang senang memberikan barang barang mewah kepada orang lain apa bila orang itu tidak dianggapnya spesial

Tiba di area taman kampus, Deril menghentikan langkahnya ia terus saja teringat pada air mata Renata, Deril mengusap wajahnya gusar... Ia menyerah, ia kembali ke tempat ia meninggalkan Renata tadi dengan berlari.. Sekali lagi, biarkan sekali lagi Deril akan memulai semuanya dari awal melupakan segala kesalahpahaman diantara mereka, demi Renata ia akan menutup matanya sekali lagi

Saat sampai di tempat ia meninggalkan Renata tadi, ia melihat tubuh ramping Renata berada dalam pelukan laki laki yang kemarin menjemputnya, seketika Deril menyesali keputusannya untuk kembali... Sepertinya salah mengambil keputusan kali ini


*****


"Berhenti nangisin laki laki bodoh itu Renata" Victor mulai jengah, Renatanya tak bisa berhenti menangis hanya karna laki laki itu melukainya, apakah hati Renata telah benar benar berpaling darinya?

"Kamu ga cocok sama dia" Ucap Victor jenuh sambil menyetir di jalanan yang lengang dan hujan

"Kalau gitu bilang sama aku, siapa laki laki yang cocok sama aku? Laki laki yang berani cekik aku? Laki laki gila yang terobsesi sama aku dan ngikuti aku kemanapun? Kamu Itu sakit jiwa Victor" Kali ini Renata melawan, ia meluapkan segala pikirannya di tengah isak tangisnya

"Aku sudah minta maaf bee" Victor berkilah

"Lantas kamu pikir aku lupa? Aku nyaris mati dan kamu kira aku lupa begitu aja? Berhentiin mobilnya" Ucap Renata lantang

"Aku sudah minta maaf, aku lakuin itu karna aku ga sengaja bee.. Aku... " Ucapan Victor terputus saat Renata berteriak

"BERHENTI VICTOR!!! " Renata menarik kemudi kearah kiri tepat di saat mereka melintasi sebuah jembatan

Mobil sedan putih itu menabrak pembatas jalan dan terjun bebas ke dalam sungai lantaran kecepatannya diatas rata rata di perparah dengan kondisi jalanan yang licin usai hujan

Renata tak bergeming, Victor dengan cepat memecah kaca depan menggunakan handphonenya lalu segera membuka seat belt dan mulai berenang keluar... Lalu ia sadar, Renata tetap di sana tak berusaha untuk keluar














Bersambung...














RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang