09

697 87 9
                                    




"Selamat pagi Bapak, apa kabar?" Senyum Renata mengembang melihat Bapak Prabowo Subiyanto berjalan ke arahnya

"Wah wah... Saya tunggu dari kemarin ini, saya sehat... Kamu boleh panggil saya om seperti dulu Renata" Ucap Pak Prabowo Renata hanya tersenyum

"Trimakasih banyak Pak, sekarang saya bekerja di bawah arahan Bapak jadi kurang enak kalau saya panggilnya om" Kata Renata sungkan

"Ooo gapapa, saya tetep panggil meme boleh kan? " Tanya pak Prabowo

"Boleh pak, oh iya dapat salam dari papi" Ucap Renata

"Ah papi kamu itu, sibuk sekali dia sekarang" Kata Pak Prabowo

"Ini Rizki dan Mayor Teddy me, nanti kamu banyak banyak diskusi sama Rizki dan Mayor Teddy ya" Ucap Pak Prabowo lagi

"Siap Pak, hallo Pak Rizki Pak Teddy, mohon bimbingannya" Renata sedikit membungkukan badannya

"Oh iya duduk dulu me, saya kumpulin yang lain dulu sekalian kita briefing" Kata Pak Prabowo

Beberapa staff dan ajudan lain mulai berdatangan, dari kejauhan mata Renata menyipit melihat sosok laki laki yang pernah berarti dalam hidupnya. Ya.. Pernah, tapi sekarang tidak lagi demi apapun Renata tak ingin berurusan lagi dengan laki laki itu

Renata tak membencinya, hanya saja ia masih ingat betul tatap mata kecewa waktu itu... Renata lah yang melukainya, jika dengan pergi jauh dapat membuat laki laki itu hidup lebih nyaman maka akan Renata lakukan, apapun itu... Hampir meregang nyawa akibat kecelakaan, menjalani serangkaian pengobatan dan terapi pasca trauma di singapura hingga melanjutkan study S1 dan S2nya di Italy

Semua ia lakukan agar laki laki ini hidup jauh lebih nyaman tanpa Renata, namun semesta sepertinya suka bercanda.. Yang Renata hindari mati matian justru berdiri di hadapannya

Mata mereka bertemu, Renata bahkan menahan nafasnya sesaat... Ia benar benar merindukan laki laki ini, apakah selama ini lelakinya bahagia? Apakah lelakinya banyak bersedih atau tertawa? Lelakinya?? Renata mulai kehilangan akal sehatnya lagi dalam beberapa menit menatap mata elang itu

"Nah semuanya, perkenalkan dulu ini Renata... Dia akan bergabung dengan Timnya Rizki, Agung dan Rajif... Renata ini yang akan fokus pada pencapaian efektifitas kerja progam makan siang gratis kita jadi tolong kerja samanya, dan Renata... Rekan rekan disini nanti yang akan bantu kamu... Nanti kamu kenalan sendiri lah ya biar lebih akrab lagi" Arahan Pak Prabowo

"Selamat pagi semuanya, mohon petunjuk dan bantuannya" Renata sedikit menundukkan tubuhnya lagi

Sementara itu, tangan Deril terkepal kuat ia menahan diri mati matian agar tak berlari memeluk gadis di hadapannya ini... Dia selamat, setelah bertahun tahun dia kembali dengan selamat dan Deril sangat berterimakasih untuk itu

"Cantik ya? Akhirnya saya punya anak perempuan... Biar Ga ngeliatin lakik semua kayak kalian" Ucap Pak Prabowo

Setelah briefing dan perkenalan singkat tadi, Renata kembali memfokuskan diri pada pembagian job desk antara Rizki, Agung, Rajif dan dirinya

"Ini jadwal bapak sampai dua minggu ke depan terkonfirmasi Re, kamu baca baca dulu" Ucap Rizki

"Trimakasih Pak Rizki" Jawab Renata

"Jangan panggil pak, mas aja... Kita bertiga masih mas mas kok" Kata Agung

"Emang boleh ya? " Tanya Renata

"Kalo saya enggak, jangan panggil mas.. Panggil sayang" Kata Rajif

" Sa ae ni bocah.. " Ucap Rizki, mereka berempat melakukan meeting internal tersendiri untuk menyesuaikan alur kerja yang ada

"Kamu kenal Bapak sudah lama Re? " Tanya Mas Agung

"Oh sudah mas, dari kecil malah... Jadi dulu papiku itu tetangga sama keluarga Bapak, sekampung gitu lah makanya aku juga akrab sekali sama beliau... Sampe sekarang beliau dan Pak Hasyim kalo panggil aku memei" Renata sedikit menceritakan kedekatannya dengan sosok inspiratif itu

"Ya udah, kita ikut panggil kamu memei gapapa?, memei itu artinya adek kan?" Tanya Rizki

"Boleh mas Rizki" Ucap Renata tersenyum

"Enggak enggak... Saya manggilnya sayang" Kata Rajif di hadiahi lemparan ballpoint oleh Rizki

"Lu ngomong sayang lagi gua cekik beneran" Ucap Rizki, Renata tertawa melihat interaksi lucu ini... Ia suka, sangat suka... Suasana kerjanya seperti ia sedang berada di rumah di kelilingi kakak laki lakinya




*****



"Sorry ya tadi di dalem saya cuman bercanda itu" Ucap Rajif saat diminta menemani Renata berkeliling melihat area sekitar

"Gapapa mas santai aja... Eh kok mas? Sayang ga sih? " Ucap Renata ikut bercanda

"Aduuuuuh deg deg an saya" Ucap Rajif memegang dada kirinya, tapi itu bukan hanya sekedar kalimat nyatanya ia memang terpesona pada Renata, gadis itu pintar, friendly dan luar biasa cantik

Renata tertawa lepas entah kapan terakhir kali ia tertawa se lepas ini bersama seorang pria

Dari jauh Deril mengamati interaksi Rajif dan Renata, ada rasa rindu yang bercampur cemburu di hatinya

"Ok fix mulai sekarang kita manggil sayang ya, ga boleh ingkar janji nih, bay the way kamu ada pacar? " Tanya Rajif, Renata menggeleng kata pacar sama sekali tak pernah terlintas di pikirannya beberapa tahun terakhir

"Oke bagus, jadi kalau saya manggil sayang sayang kan ga ada yg cemburu gitu" Ucap Rajif lagi

"Pacar kamu kali" Timpal Renata

"Kan pacar saya kamu" Renata tak kuasa menahan tawanya kali ini hingga tangan kecilnya memukul lengan kiri Rajif pelan

Tanpa sengaja Renata hampir saja jatuh terpeleset pinggiran jalan yang licin untung dengan cepat Rajif berhasil menarik tangan Renata hingga gadis itu menabrak dadanya, mereka terdiam sesaat Renata menatap mata Rajif dalam dalam, posisi se dekat ini membuat pipinya tersipu ia bahkan bisa merasakan hembusan nafas Rajif di sekitar wajahnya

Saat melihat Renata tergelincir reflek Deril hendak berlari ke arah Renata namun baru selangkah ia menghentikannya, melihat bagaimana laki laki lain menolong Renatanya

"Eh maaf maaf" Ucap Rajif melepaskan lengan Renata dan berdehem untuk menetralkan detak jantungnya

Renata menunduk membenarkan rambutnya yang tak berantakan untuk mengurangi groginya

"Balik aja yuk" Ajak Renata, di angguki oleh Rajif, saat ia berbalik... Ia melihat jelas mata Deril, pria itu memperhatikannya sejak kapan? Apakah kali ini ia melukai Deril sekali lagi?













Bersambung...














RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang