11

726 82 16
                                    





Renata tengah bersantai di ruang keluarga rumahnya menonton drama korea kesukaannya bersama sang ibu hingga dering telephonenya berbunyi

"Ya.. Hallo" Sapa Renata

"Hallo.. Lagi sibuk ga? " Tanya seorang laki laki di sebrang sana

"Enggak sih ada apa mas? " Ucap Renata

"Mau ajak kamu jalan, boleh ga? " Tanyanya lagi

"Jemput di rumah aku gapapa? " Tanya Renata balik

"Boleh, kirim lokasinya ya saya kesana"

Renata mengirim lokasi rumahnya pada Rajif, mereka berdua sama sama libur hari ini jadi memiliki kesempatan untuk bersantai bersama keluarga

"Permisi Non Rere, ada tamu buat Non di depan" Ucap Salah satu asisten rumah tangga Renata, ia melirik pesan yang ia kirim pada Rajif baru tiga menit yang lalu dan belum di baca bagaimana laki laki itu cepat sekali sampai dirumahnya

Renata melangkahkan kakinya, ia melihat Deril duduk di ruang tamu bersama kedua kakak laki lakinya, Renata menahan nafasnya.. Apa yang di lakukan pria ini disini?

"Kapan terakhir kita ketemu ya Ril? " Tanya Reynold

"Hmm lama sekali ko, sepertinya di apartemennya Renata dulu" Jawab Deril sambil tersenyum sungkan

"Oh iya... Waktu memei sakit Mond, ya ini pacarnya memei waktu itu" Ucap Reynold

"Oo hallo Reymond, kakaknya Renata" Ucap Reymond memperkenalkan diri basa basi, ia tau bahkan sangat tau perihal kedekatan adik perempuan semata wayangnya dengan Deril

Semenjak membiarkan Renata berkuliah di luar kota dan tinggal seorang diri tentu saja seluruh keluarga tak akan membiarkannya begitu saja, mereka menyewa seseorang untuk terus memantau kegiatan Renata di luaran sana, Putri bungsu keluarga Tan tentu saja tak bisa di biarkan berkeliaran sendirian tanpa pengawasan

Renata dan Deril berbincang di halaman samping rumah keluarga yang sangat besar bagai istana itu

"Ada apa kamu kesini? " Tanya Renata to the point

"Saya mau bicara" Ucap Deril, jika kalian bertanya kenapa bisa Deril tau rumah Renata maka jawabannya akan sangat mengejutkan, ia tau kediaman keluarga Tan dari mantan kekasih Renata Victor... Yaa.. Deril dan Victor masih kerap berhubungan setelah Victor keluar dari lembaga pemasyarakatan

Beberapa kali bertemu membahas mengenai Renata, kabarnya dan nasib mereka berdua yang sama sama menyia nyiakan Renata, Deril mendekati Victor bukan untuk berteman baik dengan Psikopat itu melainkan terus memastikan Victor tak berada dalam jangkauan Renata

Setelah bertemu Renata di kediaman Bapak Prabowo Subiyanto, Deril kembali menemui Victor menanyakan alamat kediaman keluarga Tan, dengan penjagaan yang sangat ketat tentu saja Deril tak bisa masuk sembarangan kesana namun sepertinya ia sedang beruntung tepat saat ia di depan rumah mewah itu ia berpapasan dengan Reynold sehingga petugas keamanan mengijinkannya masuk

Kedua kakak Renata menjadi saksi betapa tulusnya Deril pada Renata, setelah peristiwa mencekam yang hampir merenggut Renata dari mereka, Deril mencarinya kemanapun... ia bekerja sangat giat untuk mencari Renata maka dari itu baik Reymond dan Reynold mengijinkan Deril menemui Renata walau belum meminta ijin dari adik bungsunya

"Silahkan" Renata duduk di kursi pelataran halaman yang tak terlalu besar itu, Renata mencari lokasi paling sepi di rumah ini untuk berbicara dengan Deril dengan tenang, Deril menarik nafas sejenak menetralkan ke gugupannya

"Kamu... Apa kabar? " Tanya Deril memandang Renata dalam dalam

"Yaa... Seperti yang kamu liat" Sial, Renata hampir saja terbata di tengah kalimatnya

"Pertama, saya mau minta maaf dulu Ren soal waktu itu.. " Ucapan Deril membuat Renata menunduk memainkan ujung kukunya, ia benar benar ingin menghindari topik pembicaraan ini... Tidak, dia ingin menghindari Deril

"Saya kembali lagi ke tempat itu... Saya menyesali setiap apa yang saya bilang ke kamu" Ingatan Renata menerawang.. Jika hari itu Deril benar benar kembali, bisa jadi Deril melihatnya bersama Victor waktu itu

"Hmmm" Renata tak mampu membuka mulutnya, ia terlalu takut dengan setiap kemungkinan yang Deril katakan

"Saya tidak pernah melupakan kamu sedikitpun Renata" Bukannya tersentuh Renata justru tersenyum kecut, apa yang baru saja ia dengar? Tidak pernah melupakannya? Lalu apa arti cincin di jari manis lelaki itu?

"Oh ya? " Kali ini Renata menatap Deril, ia melihat dengan sangat jelas gurat penyesalan di sana, namun Deril benar semuanya sudah terlambat, harusnya mereka melanjutkan hidup masing masing bukan berbincang tentang masa lalu yang tak kunjung usai

"Saya tau, saya tak termaafkan tapi tolong kasih saya kesempatan sekali lagi Re, saya ingin kita kembali seperti dulu" Ucap Deril menggenggam tangan kiri Renata

"Rill... Dulu sekali, buat aku kamu lebih dari seorang teman and u know that, dulu aku bisa berlari ke arahmu tanpa alas kaki... Aku sama sekali tak takut terluka karna itu kamu Rill, tapi setelah hari itu.. Apa kamu pikir kita bisa kembali seperti itu lagi? Apa kita bisa se menyenangkan itu lagi Deril? " Oh tidak... Air mata Renata mulai menggenang di pelupuk matanya, membayangkan bagaimana perutnya terisi penuh oleh kupu kupu saat mengingat Deril dulu, mereka bahkan lebih indah dari langit sore yang kemerahan

Nafas Deril tercekat, ia tak bisa menjawab Renata.. Dulu Ia terlalu naif dan takut akan banyak hal, tak hanya mudah terprovokasi oleh Victor, Deril juga takut tak bisa menjaga dan membahagiakan Renata strata sosial mereka terlalu jauh berbeda

Namun setelah melihat kembali gadis ini selamat dan tak kurang satu apapun, Deril menjadi serakah.. Ia akan meminta Renata kembali padanya, ia akan membahagiakan Renata sekuat yang ia bisa, Ia akan mengesampingkan segala hal lain yang membuatnya kehilangan Renata, Kali ini ia tak akan tunduk pada egonya lagi

"Sekarang semuanya berbeda Rill" Renata berkata lirih, hatinya juga terluka ia ingin memeluk Deril namun bibirnya berkata lain

"Ini karna Rajif? " Tanya Deril

"Bukan, ini tentang aku dan kamu bukan Rajif" Jawab Renata

"Re... Kamu boleh hukum saya, pukul saya... Asal jangan Rajif, dia seperti saudara buat saya Renata" Deril tak tau lagi apa yang bisa ia katakan agar Renatanya kembali, bahkan jika ia memohon dan berlutut pun ia tak yakin

"Saya sudah menjelaskan semuanya, saya harap kamu bisa percaya saya sekali lagi" Deril mulai melepaskan genggamannya pada tangan Renata namun dengan cepat Renata menariknya kembali

"Kalau gitu... Jelasin ke aku satu lagi, apa maksud cincin ini Rill? " Akhirnya... Renata mengungkapkan kegundahan hatinya, hatinya terasa jauh lebih ringan saat berhasil mengatakan hal yang selalu mengganjal di pikirannya...









Bersambung...










RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang