"Selamat pagi cintakuuu" Bisik Renata di telinga Deril yang di temuinya di halaman rumah dinas Menteri Pertahanan RI itu
"Eh.. Kaget saya" Ucap Deril terkejut dengan kedatangan Renata dari arah belakang, namun respon Deril selanjutnya justru membuat Renata keheranan, ia seolah olah menunjukan bahwa Renata tak terlihat di depan matanya
"Diihhh... Kenapa? " Tanya Renata namun Deril justru melanjutkan kegiatannya menghisap rokok dan mengalihkan pandangannya dari Renata
"Re..." Rajif memanggil Renata dari pintu utama, Renata menghampiri Rajif dengan banyak pertanyaan di kepalanya
*****
"Ini schadule bapak yang kamu ajuin kemarin ada revisi Me, nanti jangan lupa reschadule sama pihak pihak terkait juga ya.. Trus koordinasi sama Rajif sama Agung juga biar ga bentrok" Ucap Rizki memberi arahan pada Renata, Agung dan Rajif sebegai sebuah tim yang bertugas untuk menyusun jadwal kegiatan Presiden terpilih Republik Indonesia 2024
"Oke aku revisi, yang urgent yang mana dulu? Nanti aku bikinin prioritas yang ga urgent aja nanti di reschadule" Ucap Renata memfokuskan pikirannya pada pekerjaan, handphone di saku celananya berdering tak henti
"Yang wisuda Unhan, itu jangan cancel ga bisa itu" Ucap Rizki
"Iya ini udah masuk bang, paling saya cuma 2 ini yang urgent sisanya saya pastiin lagi" Kata Rajif berfokus pada handphone di tangannya
"Angkat dulu Me, berisik" Ucap Rajif menyenggol lengan Renata
"Hallo" Ucap Renata saat mengangkat panggilan dari nomor tidak di kenal itu
"Hallo... Saya Leon, ini Renata kan? " Renata memutar matanya jengah, laki laki ini semalam sudah membuatnya muak di tambah ia tiba tiba menghubungi Renata dan mengganggu waktu kerjanya
"Saya sibuk, lain kali ya... Trimakasih" Ucap Renata tanpa basa basi langsung menutup sambungan telephone itu, ketiga pria itu menatap Renata dengan pandangan bertanya
"Agen asuransi" Bisik Renata lalu mereka melanjutkan diskusi seperti biasa
"Harusnya telfon saya, saya lagi butuh asuransi dari pada Renata" Celetuk Agung bercanda
"Nanti aku kasih nomor mas Agung deh ya" Ucap Renata tertawa
Malam itu Rajif dan Deril berjaga mendampingi Bapak Prabowo Subiyanto karna memang mereka dalam jadwal piket, mereka berdua bersantai duduk di halaman depan sambil menghisap rokok di tangan masing masing
"Saya liat pemberitaan yang lagi rame Ril" Ucap Rajif membuka obrolan antara mereka berdua
"Hmm? Soal?" Tanya Deril tertarik dengan pembicaraan Rajif
"Soal Renata, saya pikir gara gara itu kamu agak beda sama dia seharian ini" Lanjut Rajif, seharian ini memang jangankan Renata semua orang di sekitar mereka yang mengetahui kedekatan hubungan antara Renata dan Deril sudah pasti tau mengenai sikap dingin Deril pada Renata hari ini
"Oh itu... " Deril paham apa yang dimaksud, ia cukup paham bahwa seluruh anggota keluarga Tan akan sangat mudah terjerat issue maupun skandal dalam bentuk apapun karna memang mereka juga bisa di katakan salah satu penggerak ekonomi di indonesia dengan ratusan ribu pegawai di bawah naungan Tan Corp.
Deril juga tau bahwa semalam Renata pergi ke pesta tersebut bersama sang ayah, hanya saja ia sedikit jengkel karna Renata nampak tak bersalah sama sekali seolah tidak ada apapun yang terjadi semalam padahal berbagai media sosial ramai ramai mengabarkan issue kedekatan Renata dan Leon yang tampak serasi semalam
"Jangan terlalu keras sama dia Ril" Maksud Rajif menasehati namun sepertinya Deril semakin salah paham, matanya memicing menatap Rajif
"Ga ada urusannya sama kamu, Renata urusan saya" Ucap Deril penuh peringatan sedangkan Rajif tertawa sambil menghisap rokok di tangannya
"Saya sudah menikah, saya berharap kamu tidak lagi menganggap saya sebagai saingan, Renata memang urusan kamu tapi kalau kamu berani nyakiti dia... Kamu tetap berurusan sama saya Ril" Rajif menatap mata Deril, ia sama sekali tak takut
Rajif menyadari posisinya kini tidak mungkin lagi bersama Renata karna ia telah menikahi gadis pilihan orang tuanya, namun bukan berarti ia akan acuh begitu saja pada Renata bagaimanapun gadis itu pernah memenangkan hatinya
Andai saja beberapa waktu lalu sang ibunda mengijinkannya mendekati Renata, maka ia akan berusaha sekuat yang ia bisa untuk memiliki Renata
"Oh ya? Percaya diri sekali" Deril tersenyum miring, ia makin tersinggung semua orang seolah menyalahkan dirinya karna sedikit tegas pada Renata, Deril sendiri juga tak akan sampai hati menyakiti Renata sedemikian rupa untuk kesalahan kecil yang tak sengaja Renata lakukan, Deril amat paham namun melihat reaksi Renata yang biasa saja seolah tak ada yang perlu di jelaskan membuat Deril sedikit tak dihargai sebagai seorang kekasih
Rere 👸
Kamu dimana?
20.22Di rumah, kenapa?
20.25Kamu ga berusaha jelasin ke Saya?
20.25Untuk?
20.40Cukup sudah... Deril benar benar tak habis pikir pada Renata, gadia itu benar benar biasa saja sedangkan ia butuh penjelasan, Deril segera menyentuh menu telephone pada aplikasi di handphonenya itu lalu berjalan menjauh dari Rajif
"Kamu ga mau jelasin ke saya soal foto foto event semalam? " Ucap Deril tak sabaran setelah panggilannya terjawab
"Apa yang mau di jelaskan? Sebelum foto itu keluar, aku udah bilang kamu kan kalau aku di godain? " Tanya Renata balik, walau ia berada di rumah Renata masih menyelesaikan tugasnya menyiapkan jadwal dan materi pertemuan Bapak Prabowo Subiyanto dengan berbagai pihak guna menunjang program kerja yang beliau usung
"Ya kan kamu bisa ngomong sama saya dulu" Ucap Deril tak mau kalah, ok... Kali ini Renata jengah, laki laki itu selalu saja cemburu berlebihan dan mengkhawatirkan hal hal yang tak benar benar terjadi pada mereka
"Ok... Maaf ya, aku gatau kalau kamu akan se terganggu ini, kamu maunya gimana sekarang? " Renata sendiri was was dengan pernyataan yang akan Deril lontarkan. Demi Tuhan ia lelah...
"Kok kamu malah ngomong gini sih" Tanya Deril, ia ingin Renata menjelaskan kenapa bisa sampai wartawan mengangkap momen kedekatan antara Renata dan pengusaha muda itu, ia juga ingin tau apa yang mereka bicarakan, apa yang membuat posisi mereka menjadi terlihat sedekat itu namun Renata tak mengatakan apapun tentu saja itu sedikit menggores harga dirinya
"Rill... Maaf ya aku lagi banyak banget kerjaan, aku ga bisa ladenin kamu" Renata menutup telephonenya sepihak dan menghembuskan nafasnya berat, ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya setelah ini pasti akan ada oerang dingin antara mereka, Renata cukup hafal watak laki lakinya itu ia akan diam seribu bahasa saat marah atau akan melontarkan kalimat kalimat menusuk telinga saat ia berusaha mengambil hatinya lagi nanti
Bersambung...
Pendek ya 🙃 kalian tanya kenapa ga update2, tentu saja bebersih rumah cuyyy 😮💨 siapa pencetus bebersih rumah sebelum lebaran ini ha? Terkutuk memang 😩 sampe baju baju dalam lemari aja harus di susun ulang emang tamu tamu mau pinjem baju baju aku apa mana banyak lagi ah 🙃
Bay the way selamat hari raya idul fitri semuaaa 🎉🎉🎊🎊 mohon maaf lahir dan batin 🙏 selamat berlibur bagi non muslim 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...