PART 1

2.6K 85 6
                                    

HAPPY READING BESTIE🖤

Bocah perempuan berumur 7 tahun itu menatap penuh minat perkelahian didepannya, atau lebih tepatnya sebuah latihan untuk mereka para bodyguard

Sang ketua, sebut saja Manu De Vanco menatap bocah perempuan itu dengan saksama

"Kamu sudah selesai latihan?" tanya Manu lembut, ia sangat menyayangi bocah itu

"Sudah ketua" jawab sang bocah

Azura Queenza, satu tahun yang lalu Manu menemukannya di tempat penjualan manusia yang kelompoknya hancurkan

Azura, ah itu dulu sebelum semuanya hancur. Sekarang panggil dia Enza

Enza merupakan salah satu bocah yang terjebak disana dan ternyata bocah cantik itu terluka parah membuat Manu membawanya ke mansion untuk di berikan pertolongan pertama oleh dokter pribadi

"Sudah Daddy katakan, panggil Daddy bukan ketua. Kamu anak Daddy bukan bawahan Daddy" kata Manu tegas

"Kembali keruangan mu Princess" lanjut Manu lalu pria berumur 37 tahun itu mengelus pucuk kepala sang bocah sebelum meninggalkan Enza sendirian

Enza tidak ingin dipanggil Queen walaupun itu namanya, menurutnya anak yatim piatu miskin sepertinya sangat tidak pantas jika dijadikan sosok ratu oleh orang disekitarnya

Enza menatap kepergian sang ketua dengan wajah merajuknya, ia selalu di istimewakan oleh keluarga Manu padahal dirinya adalah anak yatim piatu yang beruntung

Rista adalah istri dari Manu, wanita cantik itu selalu memintanya untuk menjadi anaknya. Bukannya menolak tapi agaknya Enza belum siap untuk membuka lembaran baru untuk keluarga

Ketua dan istrinya telah memiliki anak laki-laki berumur 8 tahun yang menjadi teman duel Enza saat latihan, keduanya saling menyayangi walaupun Edgar selalu menjahilinya

Keluarga sang ketua tidak pernah menyuruhnya untuk berlatih, tapi itu keinginan Enza sendiri. Bocah perempuan itu terlihat sangat dewasa pemikiran, ia ingin menjaga dirinya sendiri

Enza berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju kamarnya yang berada disamping kamar Edgar, malam sudah mulai larut untuk tetap terjaga tapi itu tidak membuat Enza langsung tertidur

Enza membersihkan dirinya lalu duduk di balkon kamarnya dengan perasaan tak menentu, ia sedikit merindukan kedua orang tua kandungnya yang sudah berpulang terlebih dahulu karna kecelakaan pesawat

Enza sendiri juga adalah anak tunggal yang terpenuhi segalanya dari keluarganya, Ayahnya seorang CEO perusahaan besar disalah satu kota tempat tinggalnya dulu tapi sekarang sudah bangkrut sedangkan sang Bunda adalah seorang dokter Bedah dirumah sakit milik keluarganya

Enza tidak pernah memberitahu siapapun marganya, walaupun ia yakin bahwa sang ketua mengetahui asal usulnya

"Ayah, Bunda kalian harus bangga memiliki putri cantik seperti Azura" gumam Enza menatap langit berwarna biru gelap dengan sayu

"Pergilah dengan damai, Azura menyayangi kalian" lanjut Enza

Lalu bocah perempuan itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu balkon, Enza membaringkan tubuhnya di kasur dengan nyaman

Biarkan malam ini, bocah itu tidur damai dengan segala ketakutannya

Pagi hari menyapa dunia dengan ceria, matahari sudah menampakkan dirinya setelah lama bersembunyi

Enza sudah siap dengan dress berwarna peach menambah kecantikan dan keimutan gadis kecil itu. Kaki Enza menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarga sang ketua

"Selamat pagi" sapa Enza ceria, memang kepribadian Enza sangat ceria untuk orang terdekatnya

"Selamat pagi sayang" sapa balik Rista dengan lembut

"Selamat pagi sayang" sapa balik Manu dengan senyum tipisnya

"Selamat pagi bayi" balas Edgar dengan wajah usilnya

Enza tersenyum paksa kepada bocah lelaki yang berbeda setahun dengannya, mengapa bocah itu selalu menganggapnya bayi?!!

Enza duduk dikursi tepat disamping Rista dengan nyaman

"Ingin sarapan apa sayang?" tanya Rista lembut sambil membalikkan piring dihadapan Enza

"Roti aja M-mom" jawab Enza kikuk, sampai sekarangpun ia ragu memanggil wanita cantik itu dengan sapaan Mommy walaupun setahun telah berlalu

"Tentu sayang" balas Rista

Tangan wanita cantik itu bergerak mengambil roti lalu mengoleskan selai coklat dan menaruhnya di piring sang putri

"Terima kasih" kata Enza tulus

"Sama-sama sayang" balas Rista

"Edgar, Enza setelah sarapan datang keruangan Daddy" kata Manu tegas, kepala keluarga itu akan tetap tegas walaupun ia memanjakan kedua anaknya

"Baik Dad" balas Edgar dan Enza bersamaan setelah saling pandang seakan berbicara lewat tatapan

Lalu mereka makan sarapan bersama dengan nyaman tanpa menimbulkan suara, itu sudah peraturan bagi keluarga konglomerat karna etika nomor 1 untuk mereka

Setelah sarapan, ketiga manusia berbeda generasi itu duduk di sofa yang berada di ruangan kerja Manu untuk membahas sesuatu penting

"Daddy ingin kalian fokus pada pendidikan kalian, jika kalian ingin membantu dalam misi Daddy izinkan tapi ingat tidak sesering yang kalian lakukan" kata Manu serius

Manu ingin kedua anaknya tumbuh dengan kehidupan yang normal, bukan seperti dirinya yang selalu dipaksakan untuk tetap berada di dunia bawah. Menjadi ketua dari kelompok mafia terkenal sangatlah menguras tenaga karna musuh

"Enza tidak setuju Dad" kata Enza lembut sambil menatap Manu dengan ambisinya

"Kenapa?" tanya Manu pelan, ia paham pada calon putrinya itu

"Enza menyukai ini, Enza menyukai dunia ini Dad" jawab Enza tanpa ragu

"Kehidupan normal seperti anak-anak pada seusia Enza dan Abang bisa di nikmati pada saat kami beranjak dewasa. Jika Abang ingin melepaskan, maka Enza tetap pada pendirian dan keinginan Enza Dad" lanjut Enza membuat Manu menatap gadis kecil itu dengan serius

"Maaf Dad, jika Enza egois" kata Enza pelan, ia menyadari itu

"Tidak, Daddy hanya tidak ingin kalian menghabiskan masa kecil dengan dunia seperti ini" kata Manu lembut

"Abang ikut keputusan Enza, Dad" kata Edgar membuat Manu tersenyum tipis

Kedua anaknya itu sangat kompak, walaupun mereka selalu saja bertengkar

"Tentu Boy, apapun keputusan kalian Daddy dan Mommy akan selalu mendukung kalian" kata Manu lembut sambil menatap kedua anaknya

TBC🥀

Azura Queenza De Vanco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang