00.00

2.1K 160 2
                                    

     Jake shim, anak laki-laki berusia 6 tahun itu begitu takut akan dunia luar, tangan gemuk nya menggenggam erat telunjuk sang ibunda yang membawanya pergi ke taman perumahan, mata bulat nya menatap anak anak lain yang sedang bermain bersama, dua anak perempuan bermain boneka bersama,   tiga anak laki-laki bermain bola bersama, lalu Jake juga melihat satu anak laki-laki yang sepertinya seumuran dengan dirinya, sedang bermain ayunan bersama satu anak perempuan yang lebih tinggi darinya.

Jake mendongak untuk menatap sang ibunda, tanpa diduga ternyata sang ibunda sudah menatapnya lebih dulu. Paham dengan tatapan bertanya dari anaknya, sang ibunda mengarahkan dagunya ke arah anak-anak yang sedang bermain, memberi kode pada Jake untuk bermain bersama anak-anak di perumahan mereka.

Melihat Jake yang tetap bergeming, sang ibunda pun merendahkan tubuhnya, ia bersimpuh di depan anaknya "Jake ga mau main sama temen temen Jake? Seru loh, bunda tunggu di sana" ujarnya sambil menunju ke arah bangku taman.

Jake menggeleng pelan, tangan kirinya ikut menegang telunjuk sang ibunda memang sudah ia pegang menggunakan tangan kanan.

"Takuut, Jake takut, bunda. Kita pulang aja ya?"

Sang ibunda menghela nafas, sedih rasanya. Saat ini dia dengan sang suami tengah berusaha membimbing Jake yang begitu takut dengan dunia luar, tiap sore mereka bergantian membawa Jake keliling perumahan dengan harapan Jake akan terbiasa.

Tahun ini Jake akan masuk ke Sekolah Dasar, hal itu lah yang membuatnya dan sang suami berharap Jake bisa lebih berani berada di luar rumah. Mereka ingin Jake mendapatkan banyak teman, bermain bersama teman, seperti anak yang lain. Namun ia tidak menyalahkan Jake atas rasa takutnya yang berlebihan. Karna itu semua disebabkan oleh trauma, pada awalnya, Jake memiliki kaka laki-laki. Joel Shim namanya, Joel sangat menyayangi Jake, begitu pula dengan Jake.

Namun pada hari itu, Joel berkata pada Jake bahwa ia akan bermain di luar bersama teman-temannya, Jake ingin ikut, namun Joel berkata Jake tidak bisa, karna Jake masih sakit pada saat itu. Melihat adiknya yang terlihat sedih, Joel berusaha menghiburnya dengan menjanjikannya sebuah susu pisang, seperti dugaannya, Jake pun mengangguk antusias.

Mereka pun pergi bersama menuju pintu utama, Jake memang tak ikut, tapi ia ingin mengantar Joel sampai pintu depan. Saat sampai di pintu depan, Jake melihat Joel mulai menaiki sepedanya dan menyempatkan diri untuk melambaikan tangan sebelum akhirnya ia menggoeskan sepedanya.

Jake turut melambaikan tangan sambil melihat bagaimana sang kaka yang pergi meninggalkan halaman rumah. Namun tanpa disangka, sebuah mobil berkecepatan tinggi menabrak Joel yang baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Tanpa diminta, Jake melihat bagaimana Kaka nya terpental begitu jauh, hingga akhirnya terjatuh diaspal dengan darah yang mengalir deras.

Tanpa bisa ditahan, Jake berteriak sekeras mungkin. Sejak saat itulah Jake tak pernah mau keluar dari rumahnya.

Karna alasan itu pula kedua orang tua Jake memaklumi trauma yang dialami Jake.

Tak mungkin memaksa anaknya, sang ibunda pun mengangguk paham, ia kembali berdiri lalu tersenyum tipis sambil menggandeng anaknya.

"Kalau Jake ga mau, ga masalah. Yuk, kita pulang" Ia hendak membawa Jake pulang, namun langkahnya terhenti kala seorang anak laki-laki menghampiri mereka sambil membawa satu susu pisang dan satu susu coklat di masing masing tangannya.

"Haloo, aku Ethan Lee" ia membungkuk dengan sopan. Hal itu total membuat Nyonya Shim mengurungkan niatnya untuk kembali ke rumah.

Ah, dia tau anak ini. Ethan adalah anak dari teman satu arisannya. Ethan dan keluarganya belum lama menjadi penghuni perumahan ini, sekitar dua tahun kalau Nyonya Shim tidak salah mengingat. Berdasarkan fakta yang dibeberkan oleh Nyonya Lee, saat ini Ethan berumur delapan tahun, yang artinya dua tahun lebih tua dari Jake.

"Hai Ethan, Ethan lagi main?" Tanya nya berbasa-basi, Jake menatap keduanya dengan bergantian, apa sang bundanya mengenali anak ini? Kalau tak salah, anak ini tadi bermain bola bersama dua teman lainnya. Tak peduli apapun itu, Jake mengambil langkah mundur, guna bersembunyi dibalik tubuh tinggi sang ibunda.

Sedangkan si anak itu mengangguk sambil terus menatap Jake. Nyonya Shim melirik ke arah anaknya, ah, kalau dipikir-pikir sedari tadi Ethan hanya menatap Jake, apakah ini kesempatan agar Jake bisa bergaul? Sepertinya Ethan bisa membawa Jake bermain bersama di taman, selisih umur hanya dua tahun, masih bisa disebut sepantaran kan?

"Ethan mau kenalan sama Jake?" Tanya nyonya Shim, yang ditanya kembali menganggukkan kepalanya dengan antusias, berbeda dengan Jake yang justru menatap sang ibunda dengan heran, katanya mau pulang??

"Iya iya, Ethan mau kenalan makanya Ethan bawa susu" ujarnya dengan riang.

Nyonya Shim tersenyum puas, ia membawa Jake keluar dari persembunyiannya dan kembali bersimpuh diantara kedua anak dengan selisih umur dua tahun, Ethan lebih tua.

"Kamu Jake?" Tanya Ethan, Jake menatap Sang Ibunda seolah olah meminta izin, sedangkan sang bunda mengangguk kecil.

"Heum, aku Jake Shim" cicitnya, ia melirik ke arah susu pisang yang ada di tangan kanan Ethan, ah, favoritnya.

Mendengar suara kecil yang keluar dari bibir mungil Jake, Ethan tersenyum puas, ia pun menyodorkan kedua susu yang sedari tadi ia pegang.

"Mamah bilang kalau mau ajak orang temenan, harus bikin mereka tertarik" ujar Ethan secara tiba iba, nyonya Shim yang mendengar pun mengangkat alisnya tertarik.

"Tapi aku cuma punya susu ini, Jake bisa ambil satu yang Jake suka kalau Jake mau temenan sama aku" lanjutnya.

Jake bergeming, ia sedang menimang apakah harus menerima pertemanan yang ditawarkan Ethan? Ia sangat menginginkan susu pisangnya. .

Melihat raut wajah Jake yang tidak bisa ia tebak, Ethan membulatkan matanya, ia pikir Jake tidak mau berteman dengannya.

"Eh, kalau Jake ga mau temenan Jake tetep boleh ambil ko" ia kembali berujar, namun kali ini ia semakin mendekatkan diri ke arah Jake, dengan posisi masih menyodorkan kedua susu itu.

Jake terperanjat saat Ethan mendekatinya secara tiba-tiba, namun, Jake tetap mengambil satu susu pisang yang ada di tangan kanan Ethan.

"Jake maau"

"Mau susu nya aja?"

"Iya mau mau, tapi mau temenan juga"

Nyonya Shim menahan pekikan nya, ia yakin Jake tidak akan menolak Ethan, karena bagaimanapun juga, Jake merupakan anak yang menyukai kehadiran orang baru serta cepat bergaul, hanya saja ia takut saat ia berada di luar rumah, sehingga lingkup pertemanannya terbatas.

Ini pertama kalinya Jake berinteraksi dengan anak lain selain anak-anak di keluarga besarnya maupun keluarga besar sang suami setelah kejadian itu.

Berbeda dengan nyonya Shim yang menahan rasa senangnya, Ethan justru berseru ria sambil mengangkat kedua tangannya, ia kembali mendekat lalu memeluk Jake dengan erat, kali ini Jake tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya.

"Ahh, aku seneng banget" ia melepas pelukannya pada Jake, lalu memegang pundak Jake seraya tersenyum cerah.

"Jake, denger ya, kalau temenan itu harus pelukan, tadi kamu ga balik peluk aku. Nah, sekarang aku peluk kamu lagi tapi kamu harus balas pelukannya loh" Ethan memberitahu, ia menoleh ke arah nyonya Shim, "mamah aku bilang gitu, bener kan tante?" Tanya nya. Kali ini nyonya Shim mengangguk antusias, mengabaikan rasa nyeri kala kakinya mulai terasa pegal karena lelah bersimpuh sedari tadi.

Melihat respon sang ibunda, Jake kini turut tersenyum lebar, ia segara menghambur pelukan Ethan kala Ethan merentangkan tangannya.

Menerima susu pisang, dipeluk, rasanya seperti kembali menerima afeksi dari Joel, kakaknya.

TBC
haiii, ini book pertama aku untuk kapal heejake dari Enhypen, yeey!

makasih buat kalian yang udah mampir ke sini, semoga kalian suka sampai mau nungguin chap selanjutnya yaa :P see u guys <3

Anw, Ethan itu Heeseung ;)

Hear me out | HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang