ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ——
Setelah pulang dari pasar malam, Jake menghabiskan malamnya di kamar, dengan Ethan yang memeluknya dari atas. Pemuda itu hanya diam dan menenggalamkan wajahnya di ceruk leher Jake, di pasar malam tadi pun Ethan tak banyak bicara. Membuat Jake sedikit terheran-heran, sebab hanya ada satu alasan yang membuat Ethan seperti ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Mama pulang ka?" Tanya nya dengan hati-hati, tangannya yang sedari tadi mengelus surai Ethan terhenti, matanya sedikit milirik ke arah wajah Ethan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan mengangguk di ceruk lehernya, jujur, lehernya terasa geli tapi tak apa, Jake berusaha menahannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Mama ga bawa cowo, cuma lagaknya tengil banget kaka ga suka, risih. Kemarin pas acara keluarga dia ga dateng Jake, sekarang kenapa dateng? Keluarga kaka pada dateng kemarin, tapi kaka ngerasa sendiri. Ada ayah, tapi dia bawa istri barunya, bangsat banget ya, makanya mama milih pergi. Tapi mama juga bangsat, ga inget ada aku di sana" Ethan mengangkat wajahnya, ia memutar tubuh keduanya hingga kini posisinya memeluk Jake dari bawah. Terkekeh kecil, Ethan suka jika melihat Jake terperanjat seperti ini.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Menurut kamu kenapa dia dateng sekarang?" Ethan bertanya, satu tangannya terangkat untuk merapihkan poni si manis, sedangkan satu tangannya lagi masih dengan apik melingkar di pinggang Jake.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Di sisi lain, Jake terpaku, fokus nya menjadi pecah, haruskah Ia menjawab dan mendengarkan cerita Ethan, atau diam memandangi wajah Ethan yang kini berada tepat dihadapannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Jake ga tau" Akhirnya Jake menjawab, walau dengan nada pelan. Lagi lagi Ethan terkekeh, apapun respon dan ekspresi dari si mungil, Ia suka.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Kaka juga ga tau, dia kalo dateng cuma nambah dosa kaka, sumpah deh, rasanya kaka mau nyumpel mulut dia pake lego kamu, boleh?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jake sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat, "dih, engga! Jangan lego Jake dong, pake action figure kaka aja sana" Balas Jake, alisnya menukik tajam juga kedua bibirnya yang maju beberapa senti.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Kini Ethan benar-benar tertawa, Ia mengeratkan pelukannya, "ogah, kasian action figure kaka, ada saran lain?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Ga ada, emang dia tadi ngomong apa?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan diam, omongan dari wanita paruh baya itu terengkam ulang dikepalanya, tiba-tiba saja moodnya jadi semakin tak mengenakkan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Menghela nafas pelan, Ethan menarik kepala Jake agar bersandar pada dadanya. Sedangkan Jake, Ia bingung, namun ia tak berontak sebab posisi ini adalah favorit nya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Jangan tinggalin kaka, oke? Jangan kayak mama sama ayah. Di sini aja, bareng kaka"ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ"Iyaa kaaa, ga mungkin aku ninggalin ka Ethan sedangkan o—"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤDrrtt...!
Drrtt...!
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jake mengatupkan bibirnya, ia menoleh ke atas nakas, tepat di mana ponselnya bergetar. Sadar bahwa ada yang telepon masuk, Jake berniat bangkit dari atas tubuh Ethan, namun Ethan dengan cepat menahan tubuh itu, lalu meraih ponsel milik Jake tanpa merubah posisi keduanya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Papa telepon" Ujarnya, lalu menyerahkan ponsel tersebut pada sang pemilik.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jake meraih ponselnya, segera ia menerima panggilan telepon tersebut, tak lupa ia nyalakan opsi speaker agar Ethan juga bisa mendengar.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Halo? Jake?" Suara tuan Shim terdengar, tepat setelah Jake menerima panggilan tersebut.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Iya, pa?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Papa baru cek, ternyata dari tadi sore ada email masuk dari sekolah kamu. Hasil tes nya udah keluar, loh. Kamu udah cek? Mereka kirim ke email kamu juga"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan dan Jake saling pandang, "Oh ya? Jake belum cek email lagi, papa udah liat? Jake masuk kelas mana?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Papa lupa, pokoknya unggulan, wait—"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Oh, congrats prince. Kamu masuk unggulan, kelas 1-A2"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan mengangkat alisnya, ia mengatakan waw tanpa bersuara, begitupun dengan Jake, keinginan nya benar benar tercapai. Well, masuk kelas unggulan tidak sesulit yang dia bayangkan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Syukurlah kalau masuk kelas unggulan, Jake emang ngincer salah satu kelas unggulan"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"You deserved it, prince. Omong-omong, ada Ethan?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jake menyodorkan ponselnya, Ethan pun menerima. Ia mengambil posisi duduk, namun tak mengubah posisi Jake sehingga pemuda manis itu ikut duduk dipangkuannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Ini Ethan, Pa. Dari tadi dengerin ko, Jake speaker soalnya"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Papa cuma mau nitip Jake aja. Dia baru di sana, kalau dia butuh something, tolong bantu dia ya?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan terkekeh, "Jake aman sama Ethan, Pa" Ujarnya sambil mengusak rambut si mungil.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Terkadang lucu, ketika Tuan dan Nyonya Shim meminta tolong padanya untuk menjaga Jake atau memperhatikan Jake seperti tadi, Ethan tau itu sekedar formalitas, namun, pada dasarnya ia memang akan melakukan itu, bahkan tanpa diminta sekalipun.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Bagus kalo gitu, Thanks Ethan. Papa tutup telpon nya"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Tut—
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jake mengangkat kepalanya, karna sejak tadi ia bersandar di dada Ethan.
"Tadi aku masuk kelas mana, ka?" Tanyanya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Di 1-A2" Ethan menjawab, namun matanya tak menatap Jake, dirinya sibuk mengemati satu notifikasi yang muncul di ponsel milik Jake.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Sabryan chat lagi" Ujarnya, ia menyodorkan kembali ponsel tersebut pada si pemilik. Dalam hati ia mengingat-ingat nama Sabryan, pemuda itu cukup terkenal di sekolahnya, tampan dan juga berbakat tentu semua orang tau siapa dia.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan pun tau, namun hanya sekedar tau, hanya beberapa kali mereka berdua berpapasan, dan selama mereka berpapasan, atlet itu terlihat tidak memiliki teman sama sekali, Ah, kecuali satu orang, Ethan lupa siapa namanya, mereka berdua sering kali terlihat bersama.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Well, Ethan tidak peduli dengan pemudaa itu, hanya saja kenapa pemuda itu terlihat sangat ingin dekat dengan Jake?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Berdehem pelan, Ethan mengalihkan pandangannya, berusaha tak terusik dengan pemuda bernama Sabryan, padahal ia sendiri juga tidak mengerti kenapa perasaan nya menjadi was was seperti ini. Setelah mengalihkan pandangan, ia justru tak sengaja melihat ke arah Jam yang ada diatas nakas.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Fuck, jam sebelas si Sabryan ngechat orang? Ga waras, batinnya. Ethan terlalu sibuk dengan batinnya, sampai tak sadar bahwa kini Jake telah bangun dari pangkuannya, pemuda itu menaruh kembali ponsel miliknya di atas nakas.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Tidur yuk? Ngantuk banget tau"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ethan tersentak, lalu ia mengangguk. Ia merentangkan tangannya agar Jake kembali masuk ke dalam dekapannya. Setelah pemuda manis itu masuk ke dalam dekapannya, Ethan segera merebahkan tubuhnya masih dengan posisi ia dan Jake saling berpelukan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lihat, kedua pemuda tanpa status ini tidur dengan posisi saling berpelukan, manis sekali.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear me out | HEEJAKE
FanfictionJake begitu muak ketika Ethan mulai memegang kedua pundaknya sambil menatapnya dengan tajam, lantas berkata, "Jake, dengerin kaka" - heejake fanfiction by bbwniess