14"

21 4 0
                                    


"Jangan pernah menyerah dengan keadaan mu. "

Penulisneng.

Assalamu'alaikum.

Hai temen temen neng, pasti kalian pada menjalankan puasa ramadhan, selamat berpuasa bagi yang menjalankan 🏃💨, dan bagi yang enggak mungkin ada udzur atau halangan lain. Tetap semangat puasanya, semoga sampai idulfitri,

Neneng mau bilang!! Tolong kalo kalian baca cerita neng pas bulan puasa, jangan sampai ninggalin ibadah wajib dan sunah apalagi sholat lima waktu😇🔥.



Selamat membaca!! 😘.


"Tidak usah khawatir nisa, kan gw udah bilang apa tadi, mau mengaku dulu apa gw sendiri yng ngaku."
"Dan kamu milih, buat gw buktiin kan?." ucap faira sambil memandangi wajah nisa dan para temanya yang terpampang jelas ketakutan.

"B-bah, kami mengaku salah bah, tapi kami hanya ikut nisa saja bah." ucap bilqis sambil menangis.

"Nggak!!, ko gw kalian yang udah maksa aku buat bikin faira keluar dari pesantren ini, biar kalian nggak tersaingi karena faira berprestasi." ucap nisa sambil memebela dirinya.
Faira yang sangat muak dan pengen menendang wajah nisa ke rahmatullah, tetap sabar faira.

"Maaf bah, azi mau bilang sesuatu." sahut azi yang sudah muak dengan kebohongan haqiqi nisa.

"Iya azi ucap saja."

"Tadi azi mencari nisa, dan sesampainya di tempat , azi melihat perbincangan nisa dan teman-temannya."

Flashback :

Azi masih memvidio nisa yang sedang berbicara.

Treek.

"Siapa itu!!?."

"Gimana nih ketahuan lagi." ucap azi sambil membuang sampah yang membuat suara pada sepatu nya.

"Mas azi?!."

"Aduhh,, i-iya knapa kalian?."

"Mas azi ngapain disini?."

"Nggak, nggak lagi ngapain, cuma lewat aja tadi."

"Sambil bawa HP??, bukanya disini nggak boleh bawa HP yaa?." ucap butet.
"Iya." sahut bilqis.

"Nggak,tadi disuruh abah megangin hpnya, sama suruh panggil kalian."

"Buat apa??."

"Laa adri ana."

"""""

"Jadi benar kalo nisa yang menyuruh Butet sama bilqis buat ngikut naro surat, azi?."

"Iya bah, tapi bukan itu aja mareka bertiga juga udah memalsukan laporan faira tentang diantar laki-laki."

"Astaghfirullah, abah nggak sangka nisa kamu sejahat itu sama faira ."

"Maaf bah."

Memimpikan PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang