musuh, katanya.

1.4K 72 3
                                    

ch- noya and vell/ubi
place- valhalla
time line- satu hari setelah bubarnya valhalla
relationship- ex bestfriend







































awalnya ubi kemari hanya untuk mengambil beberapa barang barangnya, namun.. ternyata ia bertemu dengan noya. disana, noya, ia sedang duduk ditepi lautan yang berada tepat tak jauh dari valhalla. niatnya, dia tidak ingin mengganggu noya dan hanya akan membiarkan noya saja. tetapi, entah mengapa.. hatinya seolah berkata 'mendekat'. entah setan apa yang merasukinya, ubi mendekati noya dan duduk disebelahnya.

noya yang sedang melamun yaa.. ya gabakalan sadar kalau disana ada ubi. noya hanya duduk disana sembari meratapi biru nan indahnya lautan yang bersuara berisik namun menenangkan. sejujurnya ubi tidak begitu menyukai lautan, namun, ia menyukainya. lautan mengingatkannya akan noya. biru.. ya, biru identik dengan noya.

"lu gaada niatan buat ngomong?"
-ubi

"eh?"
-noya

perkataan ubi membuat noya tersadar dari lamunannya.

"l-lho, kok lu-"
-noya

"udah dari tadi, lu telat sadarnya."
-ubi

noya terdiam sejenak. atas apa yang terjadi kemarin.. ia tidak tau harus apa. jika ia menetap di valhalla, itu hanya akan membuatnya sakit hati. namun jika ia pergi, ia tidak tau harus pergi kemana. lagipula.. dimana epin? dimana edib? dimana narendra? dimana galon? bolang, megi, bahkan kirman? dimana mereka? entahlah.

"noy"
-ubi

"em?"
-noya

"ngapain"
-ubi

"..gaada. lu ngapain disini?"
-noya

"gaboleh?"
-ubi

"boleh"
-noya

"yaudah. lu juga ngapain disini?"
-ubi

"ya gapapa. emangnya ga boleh?"
-noya

ubi terkekeh lalu menjawab,

"boleh"
-ubi

lagi lagi, mereka terdiam. tidak ada yang memulai topik.. sejujurnya ubi ingin mengajak noya berbicara lebih lama lagi, tetapi gengsinya lebih tinggi. hari serasa berjalan dengan cepat, tak terasa bahwa hari mulai petang.. matahari mulai tenggelam.. melihat noya yang berniat beranjak dari sana, ubi memulai pembicaraan antar mereka.

"gw jahat banget ya?"
-ubi

entah apa yang ia pikirkan, dari banyaknya kata, kenapa kata itu yang keluar darinya? mendengar itu, noya terdiam. haruskah ia menjawab?

"iya, banget.. jahat banget."
-noya

"gw bikin lu kecewa?"
-ubi

"..pastinya"
-noya

"lu benci gw?"
-ubi

"engga"
-noya

jawaban noya memang tidak terpikirkan oleh ubi. tidak? mengapa begitu? jelas jelas ubi mengkhianati mereka, ia juga telah melukai noya, tetapi ia tidak membencinya?

"kok gitu"
-ubi

"..gaboleh?"
-noya

"boleh"
-ubi

dalam diamnya, noya tersenyum. mengurungkan niatnya untuk pergi, noya kembali duduk.

"kenapa gajadi pulang?"
-ubi

"ngusir?"
-noya

"ga."
-ubi

noya terkekeh, obrolan mereka memang minim, tetapi.. ya, kenangan. kapan lagi ia berbicara seperti ini dengan ubi, kan? belum tentu mereka besok bertemu lagi seakrab ini.

"lu jahat"
-noya

"tau"
-ubi

"gamau tau, lu jahat. pake banget."
-noya

ubi tersenyum kepada noya. dengan senyumnya, ia menjawab,

"eh, gw ga sejahat itu ya."
-ubi

"lu iya."
-noya

"gw ga jahat, kaliannya aja yang ngeselin"
-ubi

"kita engga"
-noya

"kalian iya."
-ubi

"apa buktinya??"
-noya

"lu ngebubarin valhalla"
-ubi

"dih? eh, gw gabakalan ngebubarin valhalla kalo lu nya engga egois gituu. lu juga ngebunuh epinn, padahal dia temen gw, temen lu jugaa."
-noya

"ya gw gabakalan bunuh dia kalau dia mau ngikutin omongan gw."
-ubi

"bacott, lu egoiss."
-noya

"kaya lu ga aja."
-ubi

"sejak kapan gw egois?!!"
-noya

"lu egois"
-ubi

"gw engga."
-noya

"yaudah, iya, gw egois."
-ubi

"..lama, gitu kek daritadi."
-noya

ubi tertawa dibuatnya. sifatnya masih sama dengan yang kemarin, walaupun faktanya ubi telah melukainya, noya terlihat.. tidak ada perubahan atas ubi sama sekali.

"lu ga berubah ya? gamau ngalah"
-ubi

"bacot."
-noya

"..masih di valhalla?"
-ubi

pertanyaan ubi membuat noya terdiam. bagaimana ia menjawabnya?

"em.. soal itu.."
-noya

"oh, udah ga di valhalla lagi ya?"
-ubi

"eee- anu, gw juga gatau si mau tinggal dimana. bingung."
-noya

"kenapa ga di valhalla aja?"
-ubi

"gamau, gasuka. valhalla setiap sudutnya ada kenangan. gw ga suka deja vu, sakit. mending gw luka karena pedang daripada luka karena kenangan, anyingg. nyeseknya disinii."
-noya

noya menunjuk ke hatinya.

"mulai, mulai.. drama lagi."
-ubi

"heh, ngentoy. gw mana ada drama! emang iya kok, valhalla setiap sudutnya ada kenangan. males gw tinggal sendirian di valhalla, yang ada sepi nya kerasa bangett. lu pada kan berisik banget mulutnyaa, apalagi epin sama edib tuhh, mulutnya kek toa."
-noya

apa yang diucapkan oleh noya, memang benar adanya. jujur saja, ubi juga merindukan valhalla. lucu, ya? padahal permasalahan awal valhalla adalah dirinya, namun walaupun begitu, valhalla dari awal memang hanyalah rekayasa ubi semata. ubi tidak benar benar berniat berteman dengan mereka, ubi hanya memanfaatkan valhalla untuk tujuannya. tetapi.. lambat laun, valhalla semakin dekat, hubungan antarmereka semakin dekat, terutama hubungannya bersama noya dan epin. sayang sekali, kemarin adalah hari terakhir bagi valhalla.

"kayak lu ga berisik aja"
-ubi

"gw kan kalem."
-noya

"kalem bapaklu meledak. mana ada kalem."
-ubi

"gw ga punya bapak."
-noya

"heh, sumpah?!"
-ubi

"ya kaga lah, bodoh. gw masih punyaa."
-noya

"wahh, parahh. lu ngedoain ortu lu meninggal ya?!"
-ubi

"hehh, kaga, anjirr."
-noya

lalu mereka tertawa bersama.

"besok gini lagi ga ya?"
-noya

pertanyaan itu reflek keluar dari mulut noya. ubi terdiam sejenak. belum sempat ubi menjawab, noya sudah menjawab pertanyaannya sendiri.

"gabisa si, status kita kan musuhan"
-noya

haha.. musuh, ya?













































SHITT, CANDRAMAWA KUUU:(((((((.

-jangan disangkutpautkan dengan rp maupun rl karena ini hanyalah wp.

brutallegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang