Harap bijak dalam membaca❤️🔥
⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️
Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana kelas nampak sepi, hanya terdengar suara video dari proyektor yang terpampang jelas di depan para mahasiswa. Saat ini Aisyah tengah mengajar dengan memperlihatkan video yang menjadi pendukung dalam belajar.
Semua mata tertuju pada video yang terputar. Namun, tidak dengan satu mahasiswa yang malah molor di kursi paling belakang.
Aisyah tahu siapa itu, dia menghela nafas pelan lalu geleng-geleng kepala melihat suaminya sedang tidur pulas dengan wajah yang ditutupi buku.
Fattan dan Odin yang juga satu kelas dengan Fadel hanya membiarkan bosnya itu tidur, mereka masih sayang nyawa daripada harus membangun macan tidur.
Setelah menonton dan menyimak video, seluruh mahasiswa di beri pertanyaan oleh Aisyah terkait video tersebut. Kali ini Aisyah beralih menatap ke arah meja paling belakang tempat dimana suami dan teman-temannya duduk.
"Fadel? Kamu dengar apa yang saya jelaskan tadi?" tanya Aisyah pada Fadel, namun laki-laki itu tidak menjawab.
Ya, orangnya tidur bagaimana mau jawab.
"Fadel?" Aisyah kembali memanggil, tetap tak ada jawaban.
Odin kelimpungan melihat Aisyah yang berjalan ke arah meja Fadel. Ia takut jika bosnya itu kena omelan, bukan hanya itu Odin juga takut jika terjadi perang rumah tangga antara Fadel dan Aisyah.
Sedangkan Fattan nampak santai melihat Aisyah menghampiri Fadel. Ia sudah biasa melihat bosnya yang selalu dapat teguran dari para Dosen. Bukannya takut Fadel justru membantah atau melawan Dosen yang sudah mengganggu waktu tidurnya.
Aisyah mengetuk meja Fadel menggunakan penanya berkali-kali, rupanya hal itu tak mengusik ketenangan Fadel dalam tidurnya. Aisyah menghembuskan nafas panjang, mempertebal kesabarannya.
"Fadel, bangun!" seru Aisyah sembari menggoyangkan lengan Fadel menggunakan penanya.
"Sekarang waktunya belajar bukan waktunya tidur!"
Fadel sama sekali bergeming, asyik menyelami alam bawah sadar.
Aisyah melirik semua mahasiswa yang kini menatapnya, kemudian berhenti ke arah laki-laki yang terlihat panik.
"Odin, tolong kamu bangunkan Fadel," titah Aisyah membuat Odin terjingkat kaget mendengar namanya di panggil.
Aisyah mengangguk. "Tolong bangunkan temanmu ini." pinta Aisyah lagi.
Odin menelan salivanya susah. Apa yang harus ia lakukan? Tidak mungkin kan dirinya mengganggu macan tidur. Lehernya bisa jadi korban kalau begini. Namun, ia juga tak bisa menolak perintah Aisyah selaku dosennya. Bisa-bisa nilainya di kurangi sama dosen tegasnya itu. Alamat kena omelan sang Umi lagi kalau sampai itu terjadi.
Odin berdiri dari duduknya dan berjalan pelan, mendekati meja Fadel. Ia kembali menelan salivanya, keringat bercucuran membasahi kening.
Odin membungkukkan badannya lalu berbisik di telinga Fadel. "Bosss.. bangun booss.." bisiknya pelan sangat pelan. Bukannya bangun justru orang akan semakin nyenyak kalau mendengar bisikkan Odin.