FA. Bab 33

3.4K 116 1
                                    

Sudah berjam-jam Aisyah mondar mandir di depan pintu utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah berjam-jam Aisyah mondar mandir di depan pintu utama. Sudah berkali-kali pula dia melihat jam yang bertengger di dinding. Pukul 23.40 malam, suaminya masih belum pulang.

Biasanya Aisyah tidak terlalu khawatir seperti ini, namun karena dia yang meminta Fadel untuk keluar kamar membuatnya diliputi rasa bersalah.

Selesai menenangkan dirinya, Aisyah keluar kamar untuk meminta maaf pada Fadel atas ucapannya yang menurutnya sangat keterlaluan, meski Fadel juga salah, tapi sebagai seorang istri, Aisyah tidak ingin mendapat dosa besar karena membuat suaminya marah.

Namun, begitu mencari, Aisyah tidak menemukan keberadaan suaminya itu di rumah. Alhasil sedari sore hingga malam Aisyah terus menunggu kepulangan Fadel di ruang tamu, tetap saja suaminya itu masih belum pulang h8ngga detik ini. Nomor telponnya pun tidak aktif.

Semua pikiran negatif pun terlintas dalam benaknya. Apakah Fadel sangat marah? Apakah Fadel tersinggung dengan perkataannya? Apakah Fadel benar-benar akan menceraikannya?

Aisyah menggigit-gigit kukunya dengan kaki yang terus melangkah kesana kemari menunggu kepulangan Fadel dengan gelisah. Entah ini firasat seorang istri atau tidak, namun Aisyah merasa gelisah sejak kepergian Fadel.

"Ya Allah... mas Fadel kemana? Kok perasaan ku nggak enak gini ya." monolongnya.

TOK! TOK! TOK!

Aisyah tersentak kaget begitu mendengar suara ketukan pintu yang begitu kencang ditambah suara gaduh di depan rumahnya. Dengan perasaan takut, Aisyah mengambil sapu dan berjalan mengendap-endap, berjaga-jaga apabila itu perampok.

TOK! TOK! TOK!

"Assalamualaikum!"

Aisyah berhenti setelah mendengar salam dari orang di luar. Dia mengernyitkan alisnya bingung.

"Assalamualaikum, bu Aisyah!"

"Kok dia bisa tahu nama saya?" gumamnya.

Dengan cepat Aisyah mengintip dari jendela. Matanya membelalak kaget saat melihat siapa yang datang.

"Astaghfirullah Mas Fadel!" Aisyah segera membuka pintu dengan rasa khawatir.

Ceklek!

"Ya Allah! Mas Fadel kenapa?" tanya Aisyah khawatir melihat Fadel yang dipapah oleh Fattan dan Niko.

"Bu, maaf nih kita ngomongnya di dalam aja ya.. bos berat banget," keluh Niko dengan wajah lelah.

Aisyah mengangguk lalu masuk diikuti Fattan dan Niko yang memapah Fadel, sementara Steve berjalan dibelakang mereka.

"Emm... tolong di bawa langsung ke kamar ya," pinta Aisyah.

Tanpa basa basi mereka semua berjalan ke arah kamar Fadel dan Aisyah. Sesampainya disana, Niko dan Fattan merebahkan tubuh Fadel diatas ranjang, Aisyah segera duduk di samping Fadel menatap wajah suaminya dengan sorot khawatir.

Fadel & Aisyah (our destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang