Harap bijak dalam membaca❤️🔥
⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️
Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, gimana?"
"Apanya?"
"Ck. Gak usah pura-pura bego deh lo!!"
Seorang laki-laki yang duduk bersila di sofa terkekeh melihat kekesalan gadis di depannya.
"Gak usah ketawa!! Gue serius!!"
"Tenang dong, gitu aja marah."
"Ya lo bikin gue emosi!"
Laki-laki itu mengambil gelas wine di meja lalu meneguknya sedikit. Ia menggoyangkan pelan gelas tersebut seraya melirik gadis itu dengan tersenyum smirk.
"Rencana udah ada tinggal melancarkan aksinya aja," ucapnya.
"Yakin rencana lo kali ini berhasil? Kemarin aja gagal!"
"Kemarin anggota gue kurang becus! Kali ini gue jamin bakal berhasil."
"Gue nggak percaya sama lo, Lio. Kemarin lo bilang anggota lo bisa bawa Aisyah kesini tapi mana? Zonk!!"
gadis itu memutar bola matanya kesal dan bersedekap dada. Dia merasa jengah dengan semua janji-janji manis laki-laki dihadapannya yang tak lain merupakan ketua geng Dominion, Emilio.
"Terus mau lo gimana hm? Gue juga sedang berusaha buat bantuin lo. Jadi, jangan banyak protes," ujar Emilio seraya meletakkan kembali gelas wine di meja.
"Pakai rencana gue aja, gue yakin anggota lo bisa bawa Aisyah kesini."
Emilio mengangkat satu alisnya. "Rencana? Tumben lo punya rencana? Bisa berguna juga otak kecil lo ya?!" ledek Emilio terkekeh kecil membuat gadis itu mendengus kesal.
"Mau dengar nggak?!"
Emilio mengangguk sambil memainkan cincin di jari tengahnya.
Gadis itu berdiri lalu mendekati Emilio. Dia berdiri tepat di belakang Emilio dan membungkukan sedikit badannya kemudian berbisik di telinga Emilio.
"Yakin lo dengan rencana itu?" tanya Emilio setelah mendengar bisikan gadis itu.
"Ya iya lah... gue yakin seratus persen." Gadis dengan mengenakan dress pendek sepaha itu beralih duduk di lengan sofa samping Emilio.
Emilio tampak memikirkan rencana gadis itu. Ia mengetuk jari telunjuk di pelipisnya lalu tersenyum miring. Seketika sebuah ide muncul dalam otaknya.
Ia menatap gadis di sampingnya hingga kedua netra dua orang itu bertemu, sesaat kemudian keduanya mengeluarkan senyuman iblis seakan paham dengan jalan pikiran masing-masing.
🤵🧕
"Fattan!"
Fattan yang hendak masuk ke dalam rumahnya terpaksa berhenti begitu mendengar namanya di panggil seseorang.
Ia menoleh mendapati seorang gadis cantik dengan hijab instan berwarna biru langit tengah tersenyum padanya.
"Iya, mbak manggil saya?" tanya Fattan menunjuk dirinya sendiri.