Chapter 5

820 90 4
                                    

Itachi tak menyangka ia akan bertemu gadis itu saat berburu jinchuriki kyuubi bersama rekannya dari organisasi Akatsuki, sebenarnya ia tak tahu jika ternyata ada gadis itu bersama orang yang diincarnya.

Tapi saat matanya bertatapan dengan mata emerald itu Itachi langsung tersadar, emerald yang dulunya selalu menenangkannya, ia melihat mata itu dari sosok yang sudah berbeda.

Dulunya gadis itu hanya anak kecil biasa, yang wajahnya selalu memerah karena malu. Sosoknya kini berbeda, semakin cantik dan ia jadi gadis dewasa yang terlihat menawan. Parasnya berbeda setelah tumbuh dewasa, walaupun Sakura belum benar-benar dewasa, ia masih remaja, namun sudah terlihat dewasa. Itachi sadar jika mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun hingga banyak perubahan disana.

Dia bukan lagi gadis kecil, namun gadis dewasa. Gadis kecil yang dulu selalu menemaninya, bahkan memeluknya saat ia sedang menangis atau saat menceritakan kisah menyedihkan tentang dirinya.

Itachi ingin sekali memeluk gadis itu seperti dulu, ia merindukan pelukan hangat dan tatapan emeraldnya yang meneduhkan. Namun kini gadis itu sudah dewasa, ia tak bisa melakukan hal seperti itu lagi, dan ada kemungkinan gadis itu kini membencinya.

Dia bukan lagi gadis polos yang tak mengerti apapun, yang hanya peka dengan perasaannya tanpa memikirkan hal lain. Dan kini Itachi melihat rekannya sedang mengarahkan pedang kearah Sakura, berniat membunuh gadis itu karena ia sejak tadi hanya diam.

"Kisame," Itachi berbicara dan menghentikan gerakan Kisame saat ia hampir merobek wajah Sakura. "Kita mundur."

"Apa?! Padahal aku hampir membunuh gadis itu!"

"Hentikan, ayo pergi."

"Tch," Kisame berdesis dan melangkah pergi bersama Itachi. "Kali ini kau selamat, pinky."

Sakura terduduk setelah Itachi dan Kisame pergi, setelah bertahun-tahun ia melihat Itachi. Pria itu tak berubah banyak, tatapan sendunya masih sama seperti dulu, wajahnya juga masih sama, paras yang ia kagumi.

Walau begitu Itachi terlihat lebih dewasa dan lebih dingin dari sosoknya yang dulu begitu hangat padanya, dan baru saja Sakura tahu jika Itachi menyelamatkan nyawanya yang hampir melayang di tangan rekan Itachi.

Jantung Sakura berdetak dengan cepat mengingat sosok pria itu, ia merindukannya, walaupun ia tahu jika Itachi mungkin saja telah menjadi kejam setelah bergabung dengan organisasi buronan yang paling dicari.

Kaki Sakura terasa lemas, matanya bahkan berair, walau Itachi sudah menjadi musuh, namun pria itu tetap saja menyelamatkan nyawanya. Sementara itu ia tersadar saat melihat Sai dan Yamato penuh luka di tubuhnya, padahal Sakura tak terluka sedikitpun.

Dengan cepat Sakura menghampiri keduanya dan memulihkan mereka, ia merasa bersalah karena tak membantu pertarungan tadi dan malah memikirkan masa lalu dengan musuhnya sendiri.

"Kau tadi nyaris saja, Sakura."

"Maafkan aku, Taichou."

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Padahal kita sedang berhadapan dengan buronan kelas atas, apalagi ada Uchiha Itachi, tapi tak ku sangka ia hanya diam saja dan membiarkan rekannya sendirian bertarung dengan kita."

Sakura diam, benar, Itachi juga hanya diam saja, pria itu ternyata juga tak ingin bertarung dengannya. Dia sudah mengatakannya sejak awal, dia tak ingin bertarung dan hanya ingin mengambil Naruto, tapi tentunya Sakura tak akan tinggal diam.

"Apa yang terjadi disini? Kenapa kalian berdua terluka?"

Naruto datang dan langsung bertanya, lalu Sakura menceritakan semuanya membuat Naruto merasa bersalah karena saat ada hal seperti ini ia malah tidak ada bersama mereka.

"Sudah ku pikirkan, kita akan kembali."

"Eh? Benarkah, Naruto?"

"Ya, sepertinya ada suatu hal penting yang terjadi di desa."

Mereka akhirnya kembali pulang ke desa, dan langsung melapor ke kantor Hokage. Dan Naruto melihat ada katak kecil yang tua dan mirip dengan manusia, ia berbicara seolah derajatnya lebih tinggi diatas kuchiyose miliknya.

Dan saat mendengarkan cerita dari katak itu, Naruto seolah kehilangan dirinya sendiri. Kini ia tahu alasan rekan-rekannya untuk kembali ke Konoha, dan itu tak bisa Naruto terima dengan mudah.

Rasa sakit yang terlalu dalam, Naruto tak sanggup menahannya sehingga ia berlari keluar dari kantor Hokage dan menangis di tempat yang sepi, yang dimana tak ada orang yang bisa melihatnya.

Jiraiya meninggal dunia saat bertarung melawan Akatsuki, hatinya hancur sehancur-hancurnya mendengar kabar itu, sudah bertahun-tahun ia pergi berlatih dengan Jiraiya dan saat berpisah Jiraiya malah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Setelah menangis selama berhari-hari, ia kemudian memutuskan untuk pergi berlatih dengan katak yang memberikan kabar tentang kematian Jiraiya, ia meminta maaf pada Sakura karena untuk saat ini ia harus menunda untuk membawa Sasuke kembali.

"Naruto, aku akan menunggumu."

"Sekali lagi maafkan aku, Sakura-chan, tapi aku harus lebih kuat lagi untuk mengalahkan seseorang yang sudah merenggut nyawa Petapa genit."

"Naruto... tolong kembalilah dan ku mohon jangan seperti Sasuke-kun yang terbawa larut dengan dendamnya."

"Aku janji, Sakura-chan. Kakashi sensei, tolong jaga Sakura-chan selama aku tidak ada."

Kakashi tersenyum. "Tentu saja, Naruto, jangan khawatirkan tentang hal itu."

"Dasar Naruto bodoh, apa kau masih berpikir jika aku lemah seperti dulu?!"

"Hehehe.. maafkan aku, Sakura-chan. Kalau begitu aku berangkat dulu! Jaa ne!!!"

Sakura tersenyum dan melambai kearah Naruto, begitu juga dengan Kakashi, mereka berdua kini berjalan kembali ke dalam desa, karena tempat perpisahan mereka ini berada di perbatasan desa.

"Apa kau lapar, Sakura? Ingin makan sesuatu?"

"Eh? Apa sensei akan mentraktir ku?"

Detik berikutnya Kakashi benar-benar menyesal bertanya pada Sakura karena mereka kemudian makan di kedai yakiniku yang mengosongkan isi dompet Kakashi.

Namun kemudian Kakashi merelakan isi dompetnya, tidak apa-apa sesekali mentraktir murid sendiri. Apalagi ini kali kedua Naruto meninggalkannya untuk pergi berlatih lagi, sepertinya Sakura juga akan melakukan itu setelah hari ini.

"Jadi kalian benar-benar bertemu dengan Sasuke ya.. lalu bagaimana sosok itu sekarang?"

"Dia semakin tampan, lalu.. tatapan angkuhnya itu seolah mengintimidasi semua orang."

Kakashi tersenyum melihat raut wajah Sakura, gadis itu tampak bersemangat menceritakan tentang Sasuke, padahal gadis itu gagal membawa Sasuke kembali. Sakura memang benar-benar sudah dewasa sekarang, ia tak lagi seperti dulu.

Kakashi mengacak pelan surai merah muda Sakura dengan gemas, ia tak menyangka murid-muridnya sudah tumbuh dewasa, di usia mereka yang ke lima belas tahun ini.

"Sensei, kau membuat rambutku berantakan."

"Ahaha.. maaf..."

.

.

.

Bersambung...

Endless Love {SELESAI✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang