Chapter 25

605 62 2
                                    

Sudah beberapa hari Sakura dan Itachi menetap di desa yang besar yang cukup maju dan tinggal di rumah seorang nenek tua, disana Sakura dan Itachi membantu nenek itu berkebun dan mencari makanan sendiri dengan berburu.

Itachi lebih sering memasak di dapur dan mencari makanan di hutan, sementara Sakura membantu di kebun dan juga menjualkan hasil panen tiap minggu dari kebun.

Sakura juga sesekali membantu di rumah sakit setiap ada hal-hal yang mendesak, Itachi pun juga sering menangkap bandit di hutan dan ditawari untuk menjadi polisi. Tapi Itachi menolak karena ia hanya seseorang yang berkelana, tidak menentu kapan ia akan pergi lagi.

Selama Sakura dan Itachi tinggal di rumah seorang nenek tua, mereka berdua benar-benar tidur sekamar, namun tentunya Itachi tidur di sofa. Mereka memang sudah memiliki hubungan, tapi tak bisa melewati batas.

Apalagi mereka telah berusia 20an keatas, pikiran mereka sudah berbeda. Sebenarnya mereka tak seharusnya tidur dikamar yang sama, apalagi mereka belum menikah, tapi mau bagaimana lagi ini untuk mengurangi pengeluaran mereka.

"Sakura, hari ini hasil panen kita banyak ya."

"Iya, nek, sepertinya akan banyak hasilnya."

"Ekhm.. permisi..."

"Kak Itachi! Bagaimana buruannya hari ini?"

Sakura berjalan mendekati Itachi sambil menyeka keringat pria itu, sementara Itachi mengecup kening Sakura singkat. Ia kemudian menghampiri nenek pemilik rumah yang mereka tinggali, ia membawa punggung tangan wanita tua itu menyentuh keningnya.

"Aku kembali, nenek."

"Selamat datang kembali, nak."

Sakura tersenyum. "Jadi kau sudah memasak ya?"

"Iya, sayang. Ayo pulang, sudah mulai gelap."

Mereka bertiga pulang ke rumah dan langsung membersihkan diri sebelum mereka menyantap masakan Itachi, memang masakan Itachi menjadi masakan yang paling enak dan tentunya Itachi juga senang memasak.

Sebenarnya dari semua yang Itachi lakukan selama ini adalah Itachi sangat suka memelihara semua kucing yang ada di belakang rumah, berkebun dan tentunya memasak. Ia tak bisa menolak pekerjaan itu, bahkan tanpa diberitahu ia akan melakukan semuanya langsung.

"Enak sekali!"

"Masakan Itachi memang yang terbaik..."

"Haha.. kalian berlebihan sekali."

Setelah makan malam bersama berakhir, mereka akhirnya beristirahat. Seperti biasa, Sakura dan Itachi masuk ke dalam kamar yang sama dan tentunya Itachi tetap tidur di sofa.

Saat tengah malam Sakura tiba-tiba terbangun dan ia merasa haus, gadis itu kemudian pergi ke dapur dan mengambil minuman dingin dari kulkas. Setelah minum, ia kembali ke kamarnya.

Pandangan Sakura teralihkan saat melihat Itachi tampak kedinginan, ia kemudian mendekati Itachi dan membawa selimut yang lebih besar. Setelah menyelimuti Itachi, Sakura merasa ada yang aneh, ia kemudian menyentuh kening Itachi.

"Panas sekali..."

Sakura menyalurkan chakra medis melalui kening Itachi, sebenarnya itu untuk memulihkan, tapi entah kenapa tubuh Itachi masih terasa panas. Bahkan dalam tidurnya Itachi tampak merasakan sakit di kepalanya, Sakura memperhatikan cara tidur pria itu, tubuh memang tidak akan terlalu nyaman tidur disana.

Sakura berusaha mengangkat tubuh Itachi keatas ranjang dan menidurkannya dengan baik, setelah itu Sakura kembali menyalurkan chakra medisnya kemudian ia melangkah pergi dari sana.

Grep

"Eh?"

Sakura terkejut saat tangannya ditahan, ia menoleh kearah Itachi yang terlihat seperti masih tertidur, ia ragu Itachi melakukan ini secara sadar.

"Tidur disamping ku saja..."

"Eh..."

Dengan ragu Sakura naik diatas ranjang dan Sakura mendengar Itachi mendengkur pelan dan halus, Sakura tersenyum, ternyata Itachi masih tertidur dan mungkin saja dia tidak menyadarinya. Saat itu juga Sakura memejamkan matanya dan ikut tertidur lelap.

Esok paginya, demam Itachi kembali naik, walaupun Sakura sudah berusaha untuk menggunakan kemampuan medisnya tetap saja begitu. Hari ini hari pertama salju turun, sebenarnya sudah tadi malam saat ia terbangun.

Sakura mulai memahami sesuatu, sepertinya Itachi sulit beradaptasi dengan pergantian musim, lebih tepatnya saat musim lain berganti ke musim dingin, walaupun menggunakan teknik pemulihan apapun tetap sama saja jika sudah seperti itu.

Itachi mungkin akan sakit selama tiga hari awal musim dingin, pria itu masih belum bangun sementara Sakura pergi ke dapur untuk memasak bubur. Gadis itu tersenyum saat melihat nenek pemilik rumah sedang menyesap teh di dalam dapur.

"Nenek mau bubur?"

"Tidak usah, berikan saja pada nak Itachi."

"Baiklah, nek."

Sakura kembali masuk ke kamarnya dan ternyata Itachi masih tertidur, melihat wajah Itachi, Sakura tak tega untuk membangunkan pria itu. Namun tak bagus jika seseorang dibiarkan tidur terus tanpa makan.

"Kak Itachi.. kak..."

"Engh..."

"Bangun, makan dulu..."

"Sakura.. dingin sekali..."

"Aku tahu, tapi kau harus makan dulu, kak."

"Engh..."

"Jangan manja."

Suara Sakura berubah membuat Itachi langsung membuka lebar matanya, bisa-bisa Sakura memukulnya walaupun ia sakit seperti ini. Itachi mendudukkan dirinya, sementara Sakura membantu Itachi ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan tangannya.

"Aku seperti sudah punya istri saja..."

"Oh ya? Itu bagus, pertama minum air lalu habiskan bubur mu."

"Suapi aku..."

Sakura benar-benar lemah dengan cara Itachi bicara saat ini, suara serak yang malah terdengar lembut dan terlalu pelan di pendengaran. Mana ada gadis yang tidak akan meleleh dengan tingkah pria itu.

Sakura mulai menyuapi Itachi namun Itachi seperti ingin muntah membuat Sakura melotot menatap tajam, ia yakin jika masakannya sudah tidak buruk lagi, lagipula Itachi terlihat tidak menghargai usahanya.

"Maaf, sayang, tapi ini pahit sekali..."

Sakura mencoba bubur itu, ia yakin dengan lidahnya bahwa rasa bubur itu manis bercampur asin, tidak ada rasa pahit sama sekali. Beberapa saat kemudian Sakura menyadari sesuatu, orang sakit memang selalu merasa semua makanan yang masuk ke mulutnya itu pahit.

Sakura merasa ia tidak pernah demam sebagai ninja medis, tapi ia tidak lupa dengan setiap pasiennya yang di rumah sakit selalu mengeluh apa yang mereka makan terasa pahit.

"Haruskah aku menyuap mu dengan bibir agar tidak terlalu terasa pahit?" Tanya Sakura menyeringai.

"Tentu..."

Itachi tersenyum sembari melebarkan tangannya, Sakura berjalan mendekati, ia menindih tubuh Itachi. Hidung mereka sudah bersentuhan, namun Itachi tak menyadari kalau tangan Sakura sudah terkepal di depan perutnya, bersiap melakukan sesuatu.

Duaaaakkkk

"Jangan bercanda! Cepat makan!"

.

.

.


Bersambung...

Endless Love {SELESAI✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang