chapter eight

187 9 3
                                    


"Sayanggg banggun shalat subuh dulu yaa" ucap Zahir yang berusaha membangunkan seyra sambil mengusap pelan puncak rambut seyra yang masih terlelap dalam mimpinya
"Emmmmm......"
"Ayoo banggun duluu yaa nanti setelah shalat tidur lagii"
"Emmmmhhh.... bentar mas seyra masii ngantuk". Zahir yang gemas kepada seyra karna dari tadi tak kunjung bangun juga, langsung menggendongnya menuju kamar mandi.

"Mas kamu ngapain turunin turun seyra mau turun"
"Siapa suruh dari tadi di banggunin ga banggun banggun, yaudah mas gendong aja ke kamar mandi"
"Mass iyaa ini seyra udah banggun turuninnn ga mauuu kaya anak kecil"
"Udah telattt sayangg di mata mas kan kamu emang anak kecill" ucap Zahir menjawab perkataan seyra sambil tersenyum kecil. Kemudian Zahir dan seyra shalat subuh berjamaah, setelah shalat subuh selesai Zahir mengulurkan tangannya kepada seyra.

Seyra yang kebingungan dengan sikap Zahir dia bertanya kepada Zahir "apa mas kenapa tangganya ?" Dengan polosnya seyra mengucapkan itu di depan Zahir. Zahir tidak menjawab seyra namun ia langsung memegang tangan seyra lalu membuat seyra mencium tangannya.
Seyra yang kebingungan akan hal itu, ia hanya menuruti perintah Zahir saja.

Setelah shalat subuh berjamaah seyra bersiap-siap untuk pergi ke kampus, begitu juga dengan Zahir ia bersiap-siap untuk pergi ke kafe nya.
"seyra ayoo mas anterin ke kampus jangan bawa mobil sendiri yaa"
"Tumben banget nawarin" gumam seyra dalam hatinya.
"eeee ga usah mas seyra bisa sendiri koo"
"tidak ada penolakan mas ga mau kamu kenapa-napa lagi kayak semalem" "t-ttpii kann...." "Udah ayo nurut, sini masuk" ucap Zahir sambil membukakan pintu mobil untuk seyra.

••••••••
Di kampus seyra

Setelah sampai Zahir dengan cepat membukakan pintu mobil untuk seyra keluar, seyra yang melihat itu sangat kaget dengan perilaku Zahir yang sangat berbeda dari awal dia bertemu dengan Zahir.
"Makasihh mas" "iyaa seyraa sama-sama, udah buruan gih masuk nanti telat. Kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin mas yaa, sama satu lagi nanti kalo udah pulang telfon mas yaa, nanti taa jemput"
"iyaa mas, yaudah seyra ke dalem dulu yaa assalamualaikum" "waalaikumsalam warahmatullah" setelah melihat seyra masuk kedalam dengan aman Zahir meninggalkan kampus itu dan segera menuju ke kafe miliknya, yang letaknya tak jauh dari tempat kuliah seyra.

Seyra sedang berjalan menuju kelas nya, namun tiba-tiba ia berpapasan dengan Radit "haii seyra gimana kabarnya ?" "Alhamdulillah dit baik" jawab seyra singkat, karna ia tak tau harus bagaimana lagi sepertinya kali ini ia harus menjaga jarak dengan Radit mengingat dirinya sudah menjadi istri Zahir Abigail Raespati.

"Eee mau ngobrol sebentar gaa di taman ?" "Mau ngobrol apa ya dit ? Disini aja ga bisa ?" "Ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu raa, tapi ga bisa disini" "yaudah ayo ke taman belakang tapi aku ga bisa lama-lama ditt udah mau ke kelas soalnya" setelah itu seyra dan Radit berjalan menuju taman.

Sebenarnya ini juga berat bagi seyra bukannya dia melupakan Radit dengan segampang dan secepat itu namun ia harus berusaha tidak bersikap hangat seperti dulu, karna seyra tidak mau mengecewakan kedua orangtuanya. Meskipun kini seyra sudah tak bersama Radit lagi, bagi seyra Radit masih memiliki tempat tersendiri di dalam hatinya.

"Meskipun telat tapi selamat atas pernikahanmu yaa raa, semoga kamu lebih bahagia sama suamimu yang sekarang, dibanding sama aku yang dulu" seyra yang mendengar itu hanya bisa terdiam dan mengucapkan terimakasih kepada Radit "makasih yaa dit" "raa jujur yaa aku masih berat buat ngelupain kamu, aku ga tau gimana caranya buat ngelupain kamu, aku udah berusaha tapi akhirnya sama aja. Seyraa aku belum bisa ngikhlasin kamu gitu aja, tapi kalo kamu ada masalah jangan sungkan buat ceritaa yaa sama akuu" lagi dan lagi seyra di buat bungkam oleh perkataan Radit.

"Raditt, seyraa ngerti ko gimana rasanya tapi mungkin ini emang udah takdir jadi mau gamau kita harus nerima. Memang dari awal kan kita udah tau konsekuensinya, kalau kita tetep milih bersama pada akhirnya kita juga tetep ga bisa bersatu, jadi sekarang lebih baik kita fokus sama hidup kita masing-masing, kamu juga harus bisa ngelupain aku yaa ditt" perkataan seyra itu seolah mengatakan bahwa Radit memang harus benar-benar melupakan nya.
"Iyaa raa yaudah kalo gitu aku mau ke kelas dulu yaa" Radit berjalan meninggalkan seyra yang masih duduk di kursi taman belakang itu.

•••••••

Zahir membuka pintu kafe miliknya dan benar saja sudah ada hakim disitu, hakim adalah salah satu karyawan Radit di kafe itu, hakim sendiri masih duduk di bangku kuliah. Ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun ia masih kuliah namun hakim masih tetap gigih agar bisa hidup mandiri.

"Assalamualaikum" ucap Zahir
"Waalaikumsalam warahmatullah, mas darimana aja kok baru kelihatan beberapa hari ini". "iyaa ni kimm ada urusan keluarga kemarin, jadi Baru sempet ke sini hari ini. Eh gimana ada masalah ngga ?" Tanya Zahir kepada hakim tentang kafe miliknya.

"Alhamdulillah mas amann, pelanggan juga lumayan ramai" "Alhamdulillah kalo ngga ada masalah, kalo kuliah kamu gimana ?"
"Itu juga Alhamdulillah mas lancar insyaallah sebentar lagi mau sidang hehe" jawab hakim sambil tersenyum tipis. "Yasudah kalo gitu saya tinggal dulu yaa kebelakang".

foto Zahir saat mengantar seyra

foto Zahir saat mengantar seyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto seyra saat kuliah

Halloooo all maafff bangeettt yaa baru up soalnya lagii sibuk bangett

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halloooo all maafff bangeettt yaa baru up soalnya lagii sibuk bangett.
Staytuned teruss yaaa jangan sampee ketinggalan, jangan lupaa jugaa buat yang udah bacaa tinggalin jejak nyaa.
Makasii all (⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡ (⁠'⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Zahir Al - ArzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang