Menjelang malam.
Mobil yang berisi Grace, Gaby, Gizel dan Gissa melaju di jalanan kota Bandung yang mulai dihiasi lampu-lampu.
"Gue pengin roti panggang pisang keju di Urgent Café nih." Kata Gissa.
"Oh iya, bener. Enak banget tuh." Sambut Grace.
"Oke, setuju banget. Zel, lu oke juga kan?" tanya Gaby ke Gizel.
Gaby melihat ke arah Gizel dari kaca spion dalam. Gizel terlihat tidur. "Oh my God, tidur ya?"
"Iya nih, kecapekan pose hot tadi pasti." Sahut Gissa sambil memerhatikan Gizel.
Mereka tertawa.
Handphone Gaby tiba-tiba bunyi. Ternyata telepon dari Bintang.
"Halo, hun." Jawab Gaby.
"Dimana beib?"
"Di jalan, hun."
"Susah banget dihubungin."
"Tadi pas lagi di klinik kali, hun. Gue juga nyoba telpon tapi nggak bisa nyambung. Sinyalnya busuk banget."
"Ngapain ke klinik?"
"Foto-foto." Jawab Gaby singkat.
"Aneh-aneh aja sih? Klinik apaan? Sama siapa?"
"Ah, udah deh. Ntar aja complain~nya. Ini, gue bareng Gizel, Gissa, sama Grace. Kita lagi mau ke Urgent café. Nyusul ya, tapi nggak pakai lama!" jawab Gaby dengan nada agak kesal.
"Oke. Eh, beib, Roy titip salam nih Buat Grace."
Gaby ketawa lalu menyampaikan pesan dari Bintang ke Grace. "Grace, dapat salam dari Roy."
Grace tersenyum, salah tingkah.
Gissa langsung komentar. "Jiaaah. Perfect deh."
"Apaan sih?" Grace cemberut campur senyum sambil nyubit perut Gissa.
Gaby kembali berbicara di telepon. "Buruan, hun."
"Ya udah, gue jalan sekarang."
"Hati-hati ya, hun. Love you."
"Oke, Love you more."
"Love you first"
Gaby kemudian mematikan sambungan telepon.
Lalu, dengan serentak Grace dan Gissa berkomentar. "Romantisnyaaaaaaaaaaa..."
"Harus dooonk." Balas Gaby.
Suasana malam di sepanjang jalan Dago yang ramai nampak indah dengan kelap-kelip cahaya lampu yang cantik.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di Urgent café.
Grace, Gizel, Gaby dan Gissa duduk mengelilingi meja yang sudah penuh dengan sajian menu pesanan mereka.
Gizel, Grace dan Gissa tertawa-tawa geli saat Gaby memainkan lidahnya pada lapisan mozzarela cheese yang lumer di ujung pisang yang menonjol keluar dari dalam lapisan roti panggangnya.
Mereka terlihat ceria, penuh canda dan tawa.
Kemudian Gissa membuka folder gallery di handphone nya.
Terpampang di layar handphone Gissa, barisan foto-foto pose sexy dan hot Gizel serta Gaby di atas ranjang operasi tadi sore.
"Wow... Dahsyat. Miss Sexy dan miss Hottie in action." Seru Gissa.
"Mana, mana? Liat dong." Gaby beranjak dari duduknya dan mendekat di samping Gissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH MAZE - Shadow of The Death
HorreurSekelompok anak muda terjebak dalam labirin kematian di gedung Klinik Tua Peninggalan Belanda di Bandung. Mereka harus menghadapi horor mengerikan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.