[ 열 여섯 : 16 ]

305 40 4
                                    

"Na-ra?"

"Hm?"

"Bagaimana dengan Na-ra?"

Chi-yeol jadi diam, tak lagi bersuara.

"Sampai masing-masing perasaan dari kita untuk orang lain selesai, mari tidak saling menyakiti terlebih dahulu."

Ji-woo mengalihkan perhatian, tak berani bertukar tatap, "Mianhae, Kim Chi-yeol."

[ TO DIE : DESTINY FOR US - 2 ]

.
.
.

The faded and distant memories
How they pierce through my heart
So even though I resent you
I still miss you

I'm fine now
I gave up on love
But why am I crying like a fool

.
.
.


Tae-man menurunkan tubuh Ji-woo pelan-pelan, disandarkan di dekat dinding dengan kepala di atas pangkuan So-yeon, tak peduli ketika orang lain sibuk mengelilingi Yoon-seo, perempuan yang kelompok Sersan Kim temukan tadi.

"Sial," seru So-yeon, sedikit isakan masih bersisa mungkin sebentar lagi selesai, dia melipat dengan hati-hati lengan baju yang mulai menyingkap luka goresan dalam di tangan kiri Ji-woo.

Tae-man baru saja selesai melepas pelindung kepala, membelah anak-anak rambut yang menutupi wajah tenang Ji-woo saat dia memejam, "Dia bisa kedinginan," Tae-man bergumam, segera mendapat pukulan karena ketidakpahamannya itu.

"Lalu apa? Kau mau membiarkan lukanya tidak diobati?!"

Tae-man menggumamkan kata maaf pelan dia juga meniru So-yeon untuk lengan yang lain, tepat selesai ketika Yeon-ju datang bersama In-hye dan Woo-taek yang sudah membawa kotak pertolongan pertama.

"Detak jantungnya cepat sekali," Setelah dia menjauhkan telapak tangan dari dada kiri Ji-woo, mengeluarkan dua gulung kain perban yang salah satunya diambil alih oleh Young-hoon meski dia baru datang, duduk menumpu dengan satu kaki tepat di sebelah kanan Ji-woo. Menyegerakan balutan kain perban di sana.

"Darah mengandung oksigen, kehilangan banyak darah juga berarti kehilangan oksigen. Dalam kondisi ini, tubuh melakukan kompensasi dengan memacu jantung berdetak lebih cepat agar oksigen yang sampai tetap cukup," Dia berucap tanpa mengalihkan perhatian, selesai secepat ucapannya selesai.

"Apa dia akan baik-baik saja?" Woo-taek menunggu dengan tidak sabar penuh kekhawatiran akhirnya bertanya.

"Semoga," jemari Young-hoon berpindah ke dahi Ji-woo juga dahinya sendiri untuk mengecek suhu.

"Tubuhnya mulai dingin, apa itu juga efek sampingnya?" tanya Yeon-ju, Young-hoon mengangguk dalam diam, dia mulai berdiri, mengedar pandangan ke anak-anak regu satu yang mengelilingi Yoon-seo, mengerutkan dahi saat melihat dua orang asing di antara regu lain yang baru datang.

"Padahal kami berjanji tidak akan terluka kemarin," kata So-yeon, mengusap wajah Ji-woo yang mulai dingin.

"Mana bisa berjanji begitu di situasi seperti sekarang," Tae-man mendapat geplakan lagi di kepalanya.

"Tutup saja mulutmu itu!"

"Apa yang terjadi pada mereka?" Young-hoon masih memusatkan perhatian pada perempuan di dekat ketua kelas dan Sersan Kim yang mulai berteriak histeris.

Tubuhnya yang ambruk ditangkap Chi-yeol, mengambil perhatian regu dua yang mulai bubar, Letnan Lee berlari ke arah perempuan itu diikuti yang lain.

Il-ha baru saja mendekat, "Apa yang terjadi—" untuk menanyakan tentang Yoon-seo namun berhenti tepat ketika matanya menangkap seseorang di pangkuan So-yeon, "sial, apa yang terjadi padanya?!" Langsung duduk bersimpuh di samping Tae-man yang menggeleng.

TODAY OR TO DIE | Duty After School x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang