[ 열 일곱 : 17 ]

326 44 11
                                    






















Okay, this is the end;




































"Detonator listrik?" Ji-woo menyela jeda yang diberi Letnan Lee.

"Gabungan detonator listrik dan dinamit tidak akan memberikan pengaruh apapun pada bolanya. Kita juga belum memastikan aliran listrik seperti apa yang dimiliki Universitas Maseong."

"Jadi ... " Alis Ji-woo bertaut, "amunisi. Depleted uranium."

"Benar sekali."

[ TODAY : THE ROLE OF
TEAM NUMBER SIX ]

Satu jam sebelum aksi peledakan dimulai.

"Tidak ada yang tidak gila di peleton dua," Ji-woo memandang anak-anak yang sibuk membuat bahan peledak di sisi lain, sementara di dekatnya ada Young-hoon dan Young-soo membuat fokusnya teralih, dua laki-laki jenius duduk di lantai menjauh dari yang lain, menyambung satu per satu peledak yang sudah disiapkan dengan kabel panjang, "bahkan penampungan ini juga, bagaimana mungkin sekolah menyimpan bahan peledak seperti dinamit?"

"Sebut saja itu bantuan."

"Bantuan dari takdir," Young-soo menambahi, tertawa kecil, meski sesekali dahinya mengerut fokus, sangat berhati-hati, "hei! Hati-hati, kalau terinjak kau bisa membuat kita mati bertiga di sini!" Young-soo bahkan membentaknya padahal dia hanya bergerak sedikit, Young-hoon tertawa, jujur saja Ji-woo sendiri tau ini memang berbahaya makanya dia bilang semua orang sudah gila di peleton dua.

"Tim enam akan mengamati bola sampai pekerjaan selesai."

Ji-woo ingat detail kalimat itu, bahkan nada suaranya.

"Dan melindungi yang lain agar mereka bisa pergi dengan selamat."

"Jika ada pergerakan aneh pada bola, segera laporkan kepadaku."

Na-ra dan Ji-woo sama-sama mengangguk kemarin.

Radius pengawasan terus bertambah seiring Ji-woo tidak melihat satupun pergerakan, perdebatan kecil Soo-cheol dan Ha-na terdengar tapi tidak dia hiraukan. Butuh waktu berapa lama untuk memasang peledak di seluruh gedung? Apalagi gedung besar yang belum mereka kenal penuh tata letaknya.

Young-hoon pasti mengambil tempat terjauh lebih dulu lalu menyambung kabel seiring dengan jalan keluar terdekat, dia kan sangat efisien, dan selalu membawa Young-soo yang patuh di dekatnya.

Entah bagian mana yang membuat dua laki-laki pintar itu kemudian berubah akrab, agaknya dia begitu banyak melewatkan detail kehidupan teman-teman.

Sedangkan Woo-taek, karena dia satu tim dengan Il-ha dan So-yeon, meski keseringan panik dia pasti bisa mengatasinya, lagipula Il-ha akan menggertaknya kalau tidak cepat, mungkin terjadi perdebatan kecil nanti dan So-yeon akan melerai.

Dia tidak perlu khawatir sejauh ini.

"Ji-woo," panggil Na-ra, segera mungkin Ji-woo menoleh, "Kau sudah pulih?"

Ji-woo kira, Na-ra akan mengatakan sesuatu tentang bola yang dia lihat, karena meski berbicara dia tidak melepas sorot mata dari teleskop senapan.

TODAY OR TO DIE | Duty After School x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang