Title :
THE LOVE WE HAD•—————When you've been fighting for it all your life, you've been struggling to make things right, that's how a superhero learns to fly —————•
[시작]
Langkah pertama,
Pastikan kemampuan menembak anggota peleton dua sudah meningkat, ( untuk mrlindungi diri mereka sendiri )Dia sudah memikirkan ini ratusan kali, goresan dalam buku catatan kecil yang disorot temaram lilin, hampir tidak terlihat setiap kali angin berhembus dari jendela sedikit lagi memadamkan api, adalah goresan rencana rahasia.
Langkah terakhir,
Pastikan Seoul sudah aman terlebih dulu.Hanya ada dua langkah yang membuatnya menghela nafas, Ji-woo menutup buku catatan kecil, dia bergerak ke papan-papan yang sudah menjadi tugasnya sejak lama, di sebelah papan status pencarian ada tempelan kertas surat tugas dari infanteri yang mengirim mereka, sudah lusuh, hampir terlepas saking lamanya, dan tepat di samping dua kertas dia menyobek satu.
Jadwal latihan menembak sudah lama tidak menjadi perhatian, kemampuan menembak teman-teman sudah berkembang jauh daripada mereka yang dulu selalu Ji-woo lihat. Kini kertas-kertas itu terus disatukan lalu dibagi menjadi dua sampai menjadi potongan-potongan kecil tak berguna yang dia buang ke kotak kecil di sisi meja.
Tinggal langkah kedua.
Ji-woo memusatkan perhatian pada buku peta di ujung meja, membawanya duduk, jemarinya sibuk menelusur mencari kata Yongwon-si di antara baris-baris kata yang lain, ditarik menjauh menuju satu kata bercetak tebal Seoul.
Seratus tiga belas kilometer. Jarak yang harus dia tempuh untuk sampai ke Seoul, belum tambahan untuk memastikan bahwa seluruh Seoul sudah aman. Sebelas hari waktu tercepat untuk sampai—hanya mencapai Seoul. Pertama kalau dia terus berlari, kedua kalau energi yang dia punya sama kuatnya dengan hari pertama dia memulai.
Ji-woo menjatuhkan buku peta ke meja bersamaan dengan punggungnya yang menyandar ke kursi, mengacak rambutnya secara kasar, ide gila ini akan sangat sulit untuk mencapai kata berhasil. Matanya terpejam sejenak, dunia lain di kegelapan benar-benar menariknya masuk. Hanya terdengar berisik isi kepala, pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul.
Andai protofon tidak rusak, setidaknya mereka bisa bertanya sedikit kabar tentang Seoul, meski Ji-woo tidak yakin para bedebah pesuruh itu akan memberitahu, mereka pasti tetap meminta mereka memasang badan dengan dalih melindungi negara sementara para petinggi duduk diam lambat bertindak dan tidak mau peduli. Orang dewasa seperti mereka memang menyebalkan, Ji-woo mengecualikan empat komandan dan Bu Park dari dalam listnya.
Sudaejangnim mencuri kendaraan militer demi menjemput regu satu yang tidak kunjung sampai hari itu.
Dia mengulang kalimat yang pernah dia dengar dari Deok-jung. Bermonolog dengan dirinya sendiri.
Meski hukuman mati konsekuensinya.
Sebenarnya hidup mereka hanya diberikan dua pilihan, antara hidup meski kadang terlihat sedikit tidak berguna atau mengambil risiko mati demi orang lain. Dia ingin mengambil yang kedua.
Dia sendiri yang bersikeras kembali ke Seoul sejak kabar dari protofon tidak lagi terdengar, dia sendiri yang menentang solusi semua orang demi kembali ke Seoul hanya karena insting membuatnya merasa paling benar. Dia sendiri yang membuat pertikaian dalam kelompok, maka baginya dia sendiri yang harus memastikan Seoul sudah aman sebelum mengajak semua orang untuk pergi. Meski dia tidak yakin dia masih bisa kembali menjemput mereka dengan langkah terseok-seok atau tidak kembali sama sekali karena sudah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
TODAY OR TO DIE | Duty After School x oc
FanfictionSphere Monster. Millitary Training. Juvenille Love and Dreams. Main Character : Chae Jiwoo. Plot Story : Duty After School [ K-Drama ] Written in Bahasa Indonesia by Liliannesse Dia kebingungan, siapa sebenarnya musuh dalam kehidupannya. Monster kec...