04.Rumah.

155 25 0
                                    

-Semua Butuh Rumah-






Malam telah datang, bulan sudah melakukan tugasnya untuk menyinari dalam gelapnya malam. Bahkan yang paginya di temani oleh suara kokokan ayam dan alarm, berganti oleh suara kicauan burung, angin yang kencang dan suara jarum jam.

Terlihat seorang perempuan yang tengah duduk di kasurnya, dengan bermain handphone miliknya.

Itu adalah Aleena. Aleena tengah mencari seseorang untuk bisa di ajak mendengarkan ceritanya yang pilu.

Ia menelfon bahkan mengirim pesan ke beberapa temannya, namun nihil semuanya bercentang satu atau tidak aktif.

Pada akhirnya ada satu nomor yang sedang aktif di malam ini. Ya tiada lain tetangganya sendiri, yaitu Gean.

Gean Aputra Smd.

Anda:

"Assalamualaikum Gean?"
"Sibuk nggak ya?"

Gean Aputra Smd:
"Waalaikumsalam, Lagi tidak sibuk nih Len!"
"Memang kenapa?"

Anda:
"Emm, aku mau cerita tapi
di telfon saja bisa gak ya?"

Gean Aputra Smd:
"Bisa kok, mumpung saya lagi ada waktu luang"

Anda:
"Emm, okey"

/Di telfon.

Apa yang terjadi sebenarnya dengan kamu Len? mengapa kamu menelfon saya malam ini? -Gean.

Emm, sebenarnya aku ingin bercerita, entah kenapa fikiran ku selalu tidak tenang, aku merasa. ingin ada sesuatu yang perlu aku luapkan? -Aleena.

Sebelumnya kamu ada masalah tidak? -Gean.

Aku..Sepertinya tidak. -Aleena.

Atau mungkin ada hal yang membuat batinmu tertekan atau rasa cemas dan takut? -Gean.

Ah! iya tadi a-aku -Aleena.

Aku apa Aleena? Cerita saja, tak apa, aku akan mendengarkanmu -Gean.

Flashback on!.

"Aleena! Kamu habis dari mana hah? Bukannya membereskan rumah, apa gunanya kamu di dunia tapi tidak membantu ibumu?" ujar ayah Aleena.

"A-aku hanya membeli bahan masakan ayah, tidak lebih ini pun di suruh oleh bunda" ujar Aleena.

"Ah! Alasan saja kamu" ujar ayah Aleena.

"T-tidak ayah, jika tidak percaya tanya saja kepada bunda" ujar Aleena.

"Baiklah, ayah akan berbuat baik kepadamu hari ini, silahkan kamu belajar jangan pernah keluar kamar kecuali kamu lapar, ambil bekas makan kami" ujar Ayah Aleena.

"Yatuhan..Aleena bersyukur tidak di tampar oleh ayah, Tapi.. Mengapa Aleena harus memakan makanan bekas?.."

SEMUA BUTUH RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang