Semua Butuh Rumah
•
•
•
•
•Dalam malam yang kelam, menjadi saksi pilu seorang gadis yang temenung dalam kamarnya.
"Kapan aku bahagia tuhan?" ujar Karin.
"Aku juga mau di anggap oleh keluarga, aku juga mau mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dari keluarga. Apakah aku pantas mendapatkan itu tuhan?"
"Jika tuhan tidak ingin aku bahagia, berilah aku satu momen bahagia bersama keluarga ku tuhan,"
"Meskipun Tante bunda jahat sama aku, aku yakin dia sayang banget sama aku, Tante bunda cuma butuh waktu untuk menerimaku,"
"Aku rela nyawaku di ambil tuhan, aku rela asalkan aku sudah mengalami kebahagiaan bersama keluarga, Karin capek di pukul mulu, di kurung di gudang, Karin gamau tuhan.."
"Karin pengen menjadi layaknya anak yang di sayang oleh orang tuanya, Karin juga ingin mendapatkan keadilan,"
"Karin mau kasih sayang, bukan cambukan, bukan tamparan, bukan pukulan, bukan kata-kata kasar.."
"Karin dulu waktu kecil di sayang papa sama bunda, tapi kenapa semenjak bunda meninggal, papa jadi lupa sama Karin?"
Flashback Karin.
"Mama papa, kayin mau main ayunan!" ujar anak kecil berumur tiga tahun, yang berlari ketempat di mana ayunan itu berada.
"Karin mau main?" tanya sang bunda.
Anak kecil itu mengangguk.
"Nanti papa yang dorong yaa?!" ujar sang papa.
"Ciap papa!"
"Karin kalau sudah besar, harus jadi anak yang kuat ya, tidak boleh cengeng, Karin harus membuktikan kalau Karin wanita kuat!"
"Apa itu kuat, bunda?"
"Kuat itu emm, kamu gak boleh cepat nangis, kamu gak boleh merasa lelah, kamu boleh capek, tapi gak boleh menyerah ya?"
"Ingat selalu pesan bunda ya Putri kecil, bunda sampaikan ini dari Karin kecil, karena mama takut gak sempat ucapkan ini.."
"Jangan ngomong kayak gitu sayang, kita harus kuat sampai Karin besar yah?"
"In syaa Allah mas.."
Flashback off.
"Bunda, Karin rindu Bunda, Bunda sudah lama tidak mampir ke mimpi Karin? Bunda marah ya sama Karin, karena Karin anak yang cengeng.."
"Maaf ya bunda, Karin belum bisa menjadi anak yang bunda mau, maaf Karin belum sekuat bunda,"
"Sekarang papa berubah Bun, papa bukan papa yang Karin kenal waktu kecil, Karin kangen papa yang dulu.."
"Ndaa, bantu doain papa yaa semoga papa bisa baik lagi sama Karin, biar engga mukul-mukul Karin lagi huhu,"
"Karin pengen bunda main ke mimpi Karin, terus kita pelukan, piknik bareng papa dan-"
"KARIN VAN AMARANDA!" panggil Tante bunda.
"Huh, apa lagi ini nda?"
Karin pun menuruni anak tangga, dengan perasaan takut dan gemetar. Tidak, Karin tidak tenang. Karin takut di pukul lagi.
"A-apa t-tante?" tanya Karin.
"BAGUS, MASIH NANYA YA KAMU? BUKANNYA CUCI PIRING BERSIHKAN RUMAH, MALAH NYANTAI DI KAMAR! SANA BERSIHKAN!" ujar Tante Bunda.
"S-semuanya tan?"
"YA IYALAH, KAMU HARUS BERSIHKAN SEMUANYA SENDIRI! TIDAK BOLEH DI BANTU ORANG LAIN!"
"Karin cape tante bunda, Karin cuci piring sama cuci baju saja ya?"
"Oh ngelawan kamu, mau saya panggil papa kamu buat mukul kamu lagi?"
"T-tidak Tante bunda, Baik Karin akan kerjakan,"
"Bagus, anak berguna."
*****
Karin mulai memulai membersihkan rumah, dari mengepel lantai, menyapu lantai, mencuci piring, mencuci baju. Semuanya dia lakukan sendiri.
"Capek.." lirih Karin.
"Heh, saya mau pergi dulu, sehabis saya pulang, saya mau rumah ini sudah bersih, tidak ada debu sedikitpun!" ujar tante bunda.
"I-iya tan,"
*****
"Capek banget, mau istirahat bentar, tapi takut tante bunda pulang cepat.."
"Maaf bunda, Karin lemah, Karin tidak bisa melawan Tante bunda.."
"Jika raga ku hidup, tapi jiwaku mati, bagaimana tuhan? apakah kamu mau membangkitkan jiwa yang sudah kosong ini.."
"Ingin menyerah, namun tidak bisa, masih ada teman-teman Karin yang berjuang sama-sama, Karin juga harus ikut berjuang!"
"Karin harus buktiin, kalau Karin juga kuat dan tidak gampang menyerah, Karin harus buktiin kalau Karin itu bisa, Karin itu engga cengeng, dan karin itu gak lemah,"
"Semangat Karin," ujarnya menyemangati dirinya sendiri.
*****
Jika menjadi Karin, apa yang kalian lakukan?.
Karin memang sakit, tapi dia tak berisik, yang mengumbar kepedihan hatinya ke semua orang. Cukup simpan dan cerita sendiri.
Apa pesan kalian untuk Karin?
*****
Semua butuh rumah.
-Rab, 04 Mei 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA BUTUH RUMAH
Fiksi RemajaDelapan orang, yang memiliki lukanya masing-masing. Entah dengan keluarga, ekonomi, dan lain lain. Maka hal itu, mereka membutuhkan 'Rumah'. Rumah yang bukan berbentuk bangunan. Melainkan, rumah yang siap mendengarkan berbagai cerita. Rumah yang sel...