UW - 2. TUNTUTAN ORANG TUA

486 37 0
                                    

Bagian dua ⎯  Tuntutan orang tua.

"Aku tidak pernah takut kehilanganmu, karena aku tahu jika kamu adalah takdirku maka kemanapun kamu pergi pada akhirnya kamu akan kembali menemukanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak pernah takut kehilanganmu, karena aku tahu jika kamu adalah takdirku maka kemanapun kamu pergi pada akhirnya kamu akan kembali menemukanku."

Lyvia Elaila Azlan ⎯

Manado, Sulawesi Utara.

Langit tanah kelahirannya senantiasa membuat takjub, gumpalan kapas putih mempercantik tampilan indah dari langit yang biru. Panas terik matahari seakan menyambut kedatangannya. Beruntung ada kacamata hitam yang dikenakannya, jadi ia tidak perlu memejamkan matanya untuk menghalau pantulan sinar matahari yang nampak sangat dekat.

Selagi menunggu kedatangan kakak perempuannya yang ia tugaskan untuk menjemputnya di bandara Teddy berniat menikmati pemandangan siang hari ini. Doa-doa yang dipanjatkan oleh sang Mama mampu menembus langit ketujuh, tak lama dari itu Tuhan seolah menunjukkan kuasanya melalui jawaban yang sering kali ia pikir akan mustahil terjadi.

Tidak mudah mencuri-curi waktu saat dirinya menjabat sebagai ajudan dari Menteri Pertahanan, Pramujo Siswanto. Salah satu orang penting yang masuk kedalam jajaran kabinet kerja Indonesia Maju dari Presiden Republik Indonesia, Jatmiko Wibowo dan wakil presiden, Maulana Ahmad.

Namun, Tuhan selalu memberinya kemudahan untuk menyelesaikan kesulitannya. Ia sangat bersyukur untuk itu karena sedari kecil orang tuanya selalu mengajarkan bahwa Tuhan tidak akan memberikan beban yang berat pada kita jika kita tidak mampu. Alasan mengapa Tuhan memberikan beban tersebut pada kita karena tahu bahwa kita mampu.

"Ade! Kakak kangen banget!"

Kartika Wijaya, wanita dewasa dengan hijab berwarna merah muda yang dikenakannya itu merupakan kakak perempuan Teddy. Kartika dengan langkahnya yang cepat membawa ia untuk menyambut kedatangan adik laki-lakinya dengan kedua tangan terentang.

Teddy mengulas senyumnya seraya berjalan mendekati kakak perempuannya itu. Menghamburkan dirinya dalam pelukan wanita nomor dua yang paling ia sayangi setelah Mamanya untuk mengugurkan kerinduannya.

"Apa kabar?" tanya Teddy.

Kartika menangis setelah pelukan keduanya terlepas, menatap takjub pada adik laki-lakinya yang terlihat semakin bersinar terang dimatanya. "Alhamdulillah, baik. Kamu gimana De?"

Tangan Teddy terulur untuk menghapus jejak air mata yang dikeluarkan sangat deras oleh Kartika. "Alhamdulillah baik, jangan nangis, Kak. Malu lho, masa udah buntutan masih suka nangis," ledeknya.

Kartika mencubit gemas lengan berotot milik Teddy. "Diem kamu! Udah jarang ngabarin Kakak sekarang malah protes kalo Kakak nangis," cibir Kartika. "Ayo pulang, ponakan-ponakan kamu udah nungguin di rumah. Katanya nggak sabar ketemu sama Om-nya," imbuhnya seraya menggandeng lengan milik Teddy.

Unexpected Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang