UW - 6. BAU-BAU PERSAINGAN

500 35 5
                                    

Bagian enam ⎯  Bau-bau Persaingan.

"Layaknya jerami, aku adalah jarum didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Layaknya jerami, aku adalah jarum didalamnya."

⎯  Lyvia Elaila Azlan⎯

Sheila yang tengah terduduk manis tak berhenti bercermin untuk melihat penampilannya siang ini. Lipstik merah menyala menyempurnakan riasan wajahnya, tangannya tak sabaran mengecek terus menerus ponsel miliknya.

Hingga aroma wewangian yang amat dikenalnya itu mulai tercium mendekat, tanpa diminta kedua sudut bibirnya terangkat keatas. Menyambut kedatangan seorang pria yang berhasil menjerat hatinya.

"Bara! Aku kangen banget," seru Sheila berniat menghampiri Bara Abraham namun urung karena pemuda itu menyuruhnya untuk segera duduk.

Bagi Sheila pemandangan indah dihadapannya saat ini sangat berharga dan jangan sampai ia lewatkan begitu saja. Bara Abraham yang kini mengenakan polo shirt berwarna hitam dengan kacamata hitam yang bertengger manis pada hidung bak perosotan itu, membuat dirinya kembali menggila.

Pemuda yang jauh lebih muda darinya itu memang menyimpan jutaan pesona yang tumpah ruah. Betapa bersyukurnya ia kini karena Bara Abraham tengah menyandang status jomblonya alias jojoga, jomblo-jomblo ganteng.

"Lo ngapain? Bisa langsung aja nggak? Gue sibuk."

Bara yang menyadari jika Sheila terus menerus memperhatikannya membuat dirinya risih, alasan mengapa ia menemui Sheila disiang bolong seperti sekarang ini karena menyangkut Lyvia. Jika bukan karena gadis pujaannya ia tidak berminat menemui seseorang yang merusak hubungannya dengan Lyvia.

"Aku lagi liatin kamu, kangen tau. Kamu nggak kangen aku emang?" tanya Sheila manja seraya menatap lurus pada Bara yang berada sedekat ini dihadapannya. Ia bahkan sudah tidak tahu malu lagi pada Bara, tangannya bergerak dengan cepat untuk menggenggam tangan Bara yang berada diatas meja.

"Sialan! Apa-apaan sih lo? Gila! Cepetan lo mau ngomong apa soal Lyly? Gausah banyak basa-basi, gue nggak tertarik sama tawaran atau dagangan lo," sinis Bara menyingkirkan dengan kasar tangan Sheila, ia menyilangkan tangannya sembari menatap Sheila tajam.

"Kamu apaan sih? Nggak bisa gitu kita ngobrolin masa depan kita berdua? Kenapa harus ngurusin Lyvia mulu, ayolah Bara ada aku. Kenapa kamu masih ngarepin Lyvia?" tanya Sheila muak.

Memangnya dunia ini hanya diisi oleh Lyvia?

Mengapa semua lelaki yang ia inginkan harus bertekuk lutut terhadap gadis menyebalkan seperti Lyvia? Kenapa tidak bertekuk lutut pada dirinya saja yang sudah pasti lebih baik dari gadis menyebalkan itu?

Unexpected Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang