Happy Reading
-----------------------------------------------------------
Dika masuk ke kamar mandi, Raja memeluknya dari belakang.
"Ayo mandi bersama."
Raja mengangkat tubuh Dika, membuat Dika memekik dan secara refleks memeluk leher Raja.
Raja terkekeh mereka masuk dalam bathtub.
Setelah beberapa saat mereka selesai mandi, mereka menyikat gigi bersama, lalu Dika mencuci wajah Raja dengan lembut.
Raja mengangkat tubuh Dika, dan membawanya keluar dari kamar mandi, dia kemudian mendudukkan Dika dikursi empuk miliknya, dia mengusap rambut Dika dan mengeringkannya, gerakannya sangat terampil seolah-olah dia terbiasa melakukan, namun sebenarnya ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal ini.
Dia lalu memijat pundak Dika.
Raja, "Apakah kamu tahu bagaimana Earl kenal Briyan?"
Dika mengangkat alisnya, "Briyan? Ada apa? Yang aku tahu mereka tidak pernah dekat, aku juga tidak terlalu mengenal Briyan, yang aku ingat ... Fuaiz melaporkannya ke BK."
Raja mengerutkan kening, "Ho ..., apakah kamu juga pernah melaporkannya juga, saat dia memukul adik kelas?"
Dika menggeleng, "Tidak, aku tidak pernah melaporkannya, Fuaiz yang melakukannya, karena tanggung jawabnya sebagai ketua osis, pertengkaran mereka bukanlah urusanku."
Raja mengangkat alisnya, "Lalu mengapa Briyan berkata saat itu kamu melaporkannya pada Pak Wahid?"
Sebenarnya dia lebih mempercayai Dika, karena menurutnya ini benar-benar seperti kepribadiannya yang malas, dia juga tidak repot-repot peduli pada orang lain, tetapi ketika Briyan diskors Dika ada disana.
Dika kemudian mengingat, "Ah, saat itu .... Aku memang disana, kebetulan aku lewat dengan pak Wahid, dia kemudian melihat pertengkaran mereka, dia mengajakku mengikutinya untuk melihat mereka."
Raja menghela nafas, dia mengutuk Briyan yang sangat bodoh, "Jadi ... Saat itu sebenarnya kamu berbicara dengan pak Wahid, dia mengajakmu melihat pertengkaran mereka, dan bukan karena kamu yang melaporkannya?"
Dika mendongak menatap Raja, "Dengan sifatku, apakah aku akan repot-repot mengurusi orang sepertinya?"
Raja mengangguk, "Lalu waktu itu, kenapa kamu menghentikan aku memukulnya?"
"Siapa?"
Raja, "June, mantan tunangan Earl."
Dika terkekeh, "Aku menghentikanmu karena terlihat oleh kamera pengawas, setelah kamu pergi aku memukulinya, jika Earl tidak menghentikanku saat itu, wajahnya mungkin rusak karena hidungnya patah waktu itu."
Raja tercengang, lalu tawanya pecah beberapa saat kemudian, "Hahha ... Ini baru dirimu, aku sangat menyayangimu."
Dia mencium bibir Dika, dia hanya pasrah ketika Raja menciumnya.
Raja melepaskan tautan bibir mereka, dia mengecup dahi Dika sekali, dan melanjutkan topik yang ingin dia bahas.
Raja, "Apakah kamu tahu, Earl dan Briyan .... Mereka adalah kekasih."
Dika mengangguk, lalu menatap Raja dan terlihat terheran-heran, dia terlihat sangat tidak percaya, "Hah? Apakah kamu serius?"
Raja mengangguk, "Untuk apa aku berbohong?"
Dika memiringkan kepalanya, "Sejak kapan mereka berhubungan? Jika mereka memiliki hubungan, mengapa Clein tidak pernah bersama dengannya, mereka bahkan terlihat seperti orang yang tidak saling mengenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bxb]Kingdao🔞[END]
General FictionJafiz tiba-tiba dilecehkan oleh Enigma gila yang bahkan tidak akrab dengannya. Mengapa Alexander yang selalu tidak perduli dengan segala hal begitu perhatian terhadap dirinya? [Tidak banyak konflik] . . . Dari judul udah ada BXB jangan salah lapak! ...