Cangkir 2

145 38 9
                                    

Dengan tatapan yang sulit diartikan, Sakura terdiam begitu lama karena masih tenggelam dalam keterkejutannya.

"P-pacar? Pacar siapa? Pacarmu?"

"Garis rahangmu terlihat tajam dan hidungmu juga lumayan." Ujar Sasuke sembari menyentuh pipi Sakura dengan satu tangannya. "Bibirmu juga oke." Kemudian ia menyeringai lebar.

"Kau ini sedang apa?! Keterlaluan sekali memegang wajahku!" Dengan kecepatan kilat, Sakura sudah menangkis tangan pria itu di wajahnya.

Sasuke tampak sedikit cemberut dan tidak terima diperlakukan demikian. "Hei! Lagipula wajahmu tidak akan rusak jika ku pegang."

Namun Sakura tetap memandang horror pada pria di hadapannya ini. "Kau sungguh seorang gay ya?" Teriaknya kesal. "Tapi aku tidak peduli. Sebaiknya kau segera meminta maaf atas penghinaanmu terhadap kedua orang tuaku dan memberikan uang kompensasi untuk motorku yang rusak!"

Melihat tatapan maut gadis itu membuat Sasuke terdiam sejenak. Tiba-tiba saja ia merasa sangat bersalah dan kikuk. "B-baiklah, aku minta maaf atas penghinaanku. Oke?"

Sakura bisa bernapas lega setelahnya. Kemudian ia kembali bersuara. "Berikan aku uang."

"Aku akan memberikanmu uang, tetapi dengan sebuah syarat."

"Syarat?"

"Jadi pacarku." Tawar Sasuke sembari tersenyum dan tak lupa dengan kedipan matanya. "Akan aku berikan imbalan lebih jika kau bersedia."

Bukannya senang dan terharu mendapat kesempatan untuk berpacaran dengan seorang pria karena sepanjang hidupnya ia tak pernah merasakan hal tersebut, ia justru menatap jijik pada Sasuke yang kini sedang menatap ke arahnya dengan tatapan tengilnya.

"Tapi bukankah kau sudah punya pacar, Paman? Wanita cantik kemarin itu, bukankah dia kekasihmu?"

Tatapan itu sontak terlihat tajam pada Sakura. "Jangan membicarakannya! Dia bukan seseorang yang bisa seenaknya kau sebut!"

"Oh, apakah sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan?"

"Akan ku pukul jika kau mengatakannya lagi!"

Sakura melengos malas. "Jadi, apakah aku hanya perlu berpura-pura menjadi kekasih gay mu saja?"

"Hn. Aku hanya butuh seorang kekasih pria agar para wanita yang akan berkenalan dan kencan buta bersamaku ilfeel dan mundur dariku saat itu juga."

Hendak menginterupsi, namun Sakura mulai ragu pada dirinya sendiri. "T-tapi aku seorang ga-"

"Mau atau tidak? Aku akan memberikanmu gaji minimal dua puluh juta dalam waktu lima hari."

Dan tiba-tiba saja Sakura sangat tergiur dengan penawaran tersebut. "Tidak bisa lebih?" Tawarnya. "Jujur saja aku sedang sangat membutuhkan banyak uang sekarang."

Mendengar hal tersebut membuat Sasuke menggerutu. "Kau sedang butuh berapa banyak memangnya?"

"Satu, dua, tiga..." Dengan cepat ia mulai menghitung. "Sekitar enam puluh juta."

"Dalam mimpimu!"

"Bagaimana jika empat puluh juta?"

"Mentok di tiga."

"Baiklah!" Dan pada akhirnya ia tak punya pilihan lain. Ia pikir, pekerjaan ini akan dapat sangat membantunya dalam waktu yang cepat. "Tapi kau harus memberiku makan pagi, makan siang, makan sore, dan makan malam, serta biaya ongkos, snack, pakaian baru-"

Ucoffe Stop No.1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang