Setelah mendapatkan kemarahan Sasuke kemarin, Sakura masih gemar berdiam diri di dapur untuk menenangkan tangisannya yang sempat tertahan.
Ternyata begitu sulit untuk terlihat baik-baik saja di depan semua orang, termasuk Naruto yang kini tengah berjalan pelan ke arahnya.
"Maafkan aku, semua adalah salahku..."
"Tidak ada gunanya meratapi kesalahan sekarang." Getir Sakura dengan suara yang begitu sendu.
"Tolong, jangan menangis lagi, aku akan segera meminta maaf pada Bos-"
Namun langkah Naruto tertahan begitu saja. "Kau bodoh? Kau ingin memperkeruh suasana hatinya? Kau bisa saja dipukul jika membuatnya marah kembali!"
"Tapi, aku tidak bisa membiarkanmu dimarahi terus..." Ujar Naruto sedih sembari menunduk.
Rasanya Sakura ingin memukul keras kepala Naruto. Dan benar saja, tangannya sudah melayang begitu saja di detik selanjutnya.
PLAK!!!
"SUDAHLAH KAU DIAM SAJA! JANGAN MEMBUATKU SEMAKIN MARAH!"
Jelas pria berambut kuning itu semakin merasa bersalah. Namun ia tak punya pilihan lain. Mungkin saja jika ia diam, akan membantu menenangkan hati Sakura yang sedang bersedih.
☕️☕️☕️☕️☕️
Kakashi juga sedari tadi memeriksa keadaan Sakura yang masih termenung sembari duduk di bawah alat pemanggang kopi miliknya. "Hei, bawakan aku biji kopinya. Aku akan mencoba memanggangnya."
Sakura lantas menuruti permintaan Kakashi. "Jika kita memanggangnya, kita tentu bisa menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi."
"Benarkah begitu Paman?" Ada secercah harapan yang timbul di wajah Sakura. Membuat Kakashi yang melihatnya ikut merasa lega.
"Tentu saja!" Jawabnya penuh percaya diri. "Sini, bawakan biji kopinya untukku."
Namun baru saja hendak memulai kembali memanggang biji kopi tersebut, datang Sasuke dengan wajah garangnya. "Kenapa kau memanggangnya, Kakashi?" Tanyanya kecut.
"Kalau dipanggang dengan baik, harganya bisa jadi 10 kali lipat." Jawab pria berambut putih tersebut dengan sama kecutnya. "Kenapa? Kau akan marah lagi?"
Sasuke tentu saja hendak marah, namun tiba-tiba saja ia terpikirkan sesuatu. Ia melirik ke arah Sakura yang sedang mengumpulkan biji kopi di telapak tangannya, kemudian mengambilnya sedikit, membuat gadis itu sedikit tersentak.
Kakashi lantas tak peduli dengan penolakan Sasuke, namun kemudian ia jadi penasaran ketika pria dingin itu membuka ponselnya dan menelpon pada seseorang.
"Apakah kau menginginkan sampel toko kopi kami?"
Semua orang yang berada di sana sontak terdiam mematung melihat pergerakan Sasuke yang tiba-tiba saja terlihat sibuk. Rasanya mereka mulai terpukau dengan pesona bos muda kopi tersebut.
"Ini gratis untuk 500 gram pertama, selanjutnya akan berbayar sangat mahal jika kau mulai menyukainya. Tapi aku yakin, kau akan segera jatuh cinta pada sampel kopi toko kami."
"Oh, ternyata dia cukup pintar." Puji Kakashi sembari tertawa dan kemudian menyenggol lengan Sakura dengan pelan. "Bukankah dia hanya sedang berpura-pura terlihat keren sekarang?"
Tapi memang faktanya Sasuke terlihat sangat keren sekarang. Sepertinya ia sedang mencoba memutar otaknya dengan menelepon beberapa kerabat dan rekan dekatnya untuk mencoba sampel dari toko kopi mereka.
"Naruto, tolong kirimkan 100 gram ke toko terdekat dan katakan pada mereka bahwa biji kopi ini adalah sampel gratis dari kami. Kemudian jangan lupa lakukan sedikit promosi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ucoffe Stop No.1
Fiksi PenggemarHidup dengan gaya tomboi adalah ciri khas Haruno Sakura. Demi mendapatkan banyak pekerjaan, ia bahkan rela menyamar menjadi laki-laki. Di sisi lain, demi menggagalkan misi perjodohan keluarganya, Uchiha Sasuke terpaksa melakukan hal ekstrem dengan m...