2

267 52 29
                                        

Sana meremas kedua tangannya. Pandangan tak pernah lepas dari jendela disampingnya. Hanya mampu menatap keluar tanpa berani berbincang dengan orang disebelahnya.

"Bisakah tidak menampakkan wajahmu didepan Mina?"

"Selalu kucoba,tapi entah kenapa setiap hari kita pasti bertemu".

"Cobalah besok. Jika ada jeda kelas. Menetaplah di perpus. Mina tidak pernah keperpus".

"Kau kira,buang air dan makan disana juga bisa?". Sana nampak kesal dengan kalimat Tzuyu.

"Toilet perpus kan ada.Dan untuk makan tidak perlu ke kantin akan kusuruh seseorang untuk membawakan makanan setiap hari kesana".

"Itu tetap gak menjamin aku dan Mina gak ketemu"

"Mina itu keras kepala". Ungkap Tzuyu.

"Lalu kenapa kau pacari?". Pertanyaan tak Tzuyu duga keluar dari mulut Sana.

Tzuyu terdiam. Berbeda dengan Sana yang sudah memaki maki dirinya sendiri.

"Aaa.. Hanya karna aku menyukainya". Jawaban simple Tzuyu berikan.

"Lalu kenapa Mina sampai sebenci itu padamu San?. Jika karna kesalahn kecik saja dia bisa berbuat nekat melukaimu tanpa segan"

Sana nampak berpikir keras. Hembusan nafas panjang kian Tzuyu dengar dari wanita itu.

"Entah.. Padahal jika melihat fakta seharusnya aku yang marah". Sahut Sana.

Diam hingga Tzuyu dengan mata jelinya melihat gumpalan air siap terjun dari pelupuk mata gadis itu.

"Menangis saja jika mau".

Sana menyeka matanya dengan cepat. "Apartemenku ada disana"

"Kau tinggal disini?" Sana mengangguk.

Tzuyu tidak paham. Mina selalu berkata jika Sana gadis rendahan. Dan jauh dari kata berada. Namun melihat apartemen ini sepertinya Tzuyu meragukan ucapan kekasih.

"Kau bisa menyewa apartemen sebagus ini tapi bela bela belajar demi dapat beasiswa?"

"Itu pertanyaan konyol". Ucap Sana bersiap turun.

"Jika punya otak. Ya dipake lah,gak selamanya tentang uang".

Tzuyu tertawa canggung. "Oh iya Sana. Boleh minta nomermu?. Jika ingin makan siang besok hubungi saja aku". Tzuyu menyerahkan ponselnya.

"Tzuyu. Sudah berapa kali aku bilang. Tidak usah peduli dan mencampuri urusanku dan Mina"

"Tawaranmu tadi tidak menarik. Aku akan hidup seperti biasa dikampus".

"T-tapi"

"Urus pacarmu saja. Lebih baik menasihatinya daripada menjaga diriku" Sana terdiam lalu sedikit tersenyum "Kau ini pacaran dengan siapa sebenarnya?".

Tzuyu diam hanya menatap punggung gadis itu yang kian jauh dari mobilnya.

"Jika dulu aku tidak bodoh sepertinya akan kujawab 'Denganmu' dengan senang hati".

~

Sana berjalan dengan santai menuju ruang kelas selanjutnya setelah istirahat dikantin tanpa gangguan Mina.

Jarang-jarang hal ini terjadi. Sudah masuk waktu awal sore namun Mina tak mencari masalah padanya. Biasanya mereka akan bertengkar dipagi hari. Namun beberapa hari terakhir. Perundungan tak ngotak itu tak ia dapatkan.

"Sana!".

"Tzuyu?"

Lagi dan lagi pria itu menghampirinya untuk yang kelima kalinya hari ini.

You Can If You Want - (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang