Sana terlihat terburu-buru menyusuri lorong kampus. Pagi ini dia begitu sial,kesialannya karna lupa sudah tinggal dirumah ayahnya dengan wanita licik seperti Mina.
Pagi tadi dia bangun cukup cepat,namun sial gadis itu menyuruh supirnya pergi tanpa menungguku terlebih dahulu. Terpaksa ia harus berjalan keluar untuk sekedar mendapatkan angkutan umum.
Benar benar terlambat. Ia yakin dosen jam pertama sudah masuk ruangannya.
Larinya kian ia percepat,namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat seseorang memegang tangannya cukup untuk menghentikan adegan lari yang ia buat.
"Kenapa lari-larian? Bahaya tau".
"Telat". Jawabnya kembali melirik jam tangannya.
Sana mengulum bibirnya,sungguh dia sangat resah sekarang. Kemudian melirik pria yang bertatus sebagai kekasihnya ini tengah menahan tawa padanya.
"Bantuin ya jeong. Bilang kalau aku tadi daftar formulir buat masuk panitia kegiatan. Ada kegiatan yang bakal dilakuin kan? Dan kamu jadi ketuanya kan?". Mohon Sana.
"Ada syarat tapi".
Sana mengguyur rambutnya kebelakang. "Aku ini pacarmu jeong tak usah pakai syarat".
"Okai okai aku bantuin,tapi nanti harus bantuin aku juga?". Sana dengan cepat mengangguk. Kemudian menyeret pacarnya itu kehadapan pintu yang sudah tertutup.
"Pak Kim. Aku akan mati jika terlambat". Mendengar itu Jeongyeon langsung tau. Pak Kim di kampus lumayan Killer jadi tak ada murid yang tak takut kepadanya.
Dengan perlahan Jeongyeon mengetuk pintu.
Dan pintu terbuka tentu disambut oleh Pak Kim.
"Maaf pak,salah satu murid atas nama Minatozaki Sana terlambat".
"Terlambat lagi?!"
Jantung Sana hampir copot saat itu juga. Sudah beberapa kali dia mendengar bentakan itu. Rasanya akan menjadi trauma berat untuknya.
"Kasian pak tadi dia daftar formulir buat agenda acara yang bakal berlangsung. Bukannya pengaju acara itu adalah bapak?. Bapak dapat satu tambahan anggota panitia". Sana membulatkan matanya seketika.
Bukannya mempermudah. Jeong ini malah menyeretnya masuk beneran kedalam jurang.
"Benar Sana?". Tanya Pak Kim.
""I-iya pak maaf. Saya pengen jadi panitia untuk acara yang b-bapak buat".
Pria gembul itu terlihat berfikir. "Berhubung kau sudah mendaftar jadi panitia,bagaima kalau kau kuangkat jadi sekretaris saja. Kau cukup pintar akan komplit Jika Jeongyeon,Jihyo dan Tzuyu dapat bantuan darimu".
Jeongyeon terlihat merasa bersalah sekali. Ia melirik pacarnya itu sebentar.
"I-iya pak boleh. Tapi sebelum itu bolehkah saya masuk pak?".
"Masuklah". Sana melewati dua pria itu dengan menggerutu hebat. Kekesalannya makin bertambah sata kursi kosong hanya terdapat satu dan itu persis disamping Tzuyu.
Ingatkan ia untuk mendoakan dua bersaudara itu agar tersesat dineraka nanti.
~
"Wahh gak percaya banget dapat kombo kayak gini". Seorang wanita dengan mata besar begitu senang berada diruang rapat kali ini.
"Kegiatannya bakal sukses kalau anggota intinya kayak gini". Ia kembali melirik satu persatu temannya itu.
"Buruan mulai Jeong". Jeongyeon yang menjabat sebagai ketua kegiatan itu melirik takut-takut pada Sana.
