8

168 25 1
                                        

Langkah berat seorang wanita membuat seisi lorong rumah megah ini hening,auranya memancarkan kemurkaan  yang tak terbendung. Sekalipun wanita itu tersenyum. Jujur akan membuat kesan makin mencekam saja.

"Dimana ayah!"

"D-diruang kerjanya Non."

Wanita tua itu berucap sangat pelan. Mendapat jawaban. Mina dengan langkah lebar dan wajah anggun penuh misterius segera menuju ruangan yang dimaksud.

Brak!

Didobrak. Pintu itu didobrak olehnya. Suara keras itu tentu bisa didengar oleh siapa saja. Tak terkecuali empu yang dipanggil ayah olehnya.

"Kenapa begini ayah!". Teriaknya.

"Keputusan ayah. Ibu juga sudah setuju dan tidak ada perlawanan. Mulai hari ini ayah akan lebih teliti denganmu Mina. Jangan bersikap sesuka hati mulai sekarang".

"Jika tidak begini kau akan menjadi seorang pembangkang. Mendengarlah mulai sekarang!. Ayah sudah cukup patuh padamu,maka sekarang patuhlah padaku,karna sungguh aku sangat muak dengan sikapmu itu!"

"Ayah tau apa yang akan terjadi jika kulaporkan pada kak-"

"Laporkan saja, Tuan Myoui bahkan sudah menyerahkan semua tugas kepadaku. Jika bukan aku. Siapa yang akan mengurus semuanya huh?!".

"Sial!".

"Bantu beresin kamar sebelah,Sana akan tidur disana!".

~

Mimpi apa Sana semalam. Tiba-tiba ayah yang tak pernah ia lihat lagi muncul sendiri kehadapannya dengan penuh muka penyesalah dan air mata.

Sana tidak paham. Mengapa semua ini tiba-tiba. Apalagi ayahnya dengan sadar menyuruhnya tinggal bersama dengan Mina.

Ia harus tinggal dirumah nenek lampir itu.

Sudah ia tolak mati-matian,namun percuma saja karna ayahnya mengancam tak akan memberinya uang bulanan lagi jika sampai menolak serumah dengan Mina.

Sana yang tengah mengemas barang-barang disadarkan dengan stau notif pada ponselnya.

Tzuyu.

• Nanti kujemput. Disuruh paman.

Pria itu lagi. Apa Tzuyu akan lega karna dirinya dan Mina akan tinggal disatu atap yang sama?.

Sana membalas pesan itu dengan tolakan bahwa ia sendiri akan menggunakan taksi,jujur saja ia belum siap melihat Tzuyu didepannya.

Lanjutnya memasukkan beberapa barang,tak lupa beberapa bingkai foto dan pajangan-pajangan yang mempunyai kenangan untuknya.

"Cepetan Sana,lama banget beresnya"

T-tunggu?.

Sana menghentikan segala aktivitasnya. Mencoba melirik kebekang sebelum matanya nyaris copot melihat pemandnagan orang didepannya kini.

"Kau?!"

"Aku sudah berdiri hampir 15 menit. Dan kau belum selesai juga?. Tidak perlu ditata rapi bentar juga dihamburin kan. Buruan gih." Tzuyu anteng sekali. Langkahnya kini menuju dapur menyeruput botol minuman yang nyaris habis. Mungkin minuman kesukaan Sana.

"Kau bisa masuk?!"

"Humm.. Aku iseng coba tanggal lahirmu dan benar".

You Can If You Want - (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang