"Ada yang kamu pikirin sayang? Kita udah sejam duduk tapi kamu gada ngomong apa-apa".
"Aku cuman kepikiran tugas-tugas akhir ini".
"Kalau kamu mau,aku bisa bantu. Jangan sungkan kita sepasang kekasih sekarang"
Sana menanggapi itu dengan senyum. Benar mereka sekarang sudah berpacaran. Maka apa-apa yang terjadi dan butuh bantuan bukankah lebih baik saling memberitahu.
"Janji ya mau bantuin?". Jeongyeon ikut tersenyum dan mengangguk.
Padahal bukan itu yang menbuat Sana diam. Omongan pria itu masih saja mengganggunya,meski sudah terlewat seminggu,tapi bayang-bayang Tzuyu saat memeluknya masih ia rasakan.
"Ohiyaa kamu tau?".
Sana mengangkat alisnya,seolah ingin tau. Reaksi itu membuat jeongyeon gemas sendiri. Lihat mata indah itu membulat,jangan lupakan sumpit yang masih menyatu dengan bibir tipis itu.
Dengan kesadaran,pria itu mengelus pipi sang wanita. Tentu Sana kaget,tapi kemudian ia menormalkan ekspresinya.
"Kenapa?". Tanya Sana.
"Hari ini kamu cantik banget".
"Ralat,kamu selalu cantik,tapi kali ini bedaa,karna kamu udah jadi milikku Sana"
Mendengar itu sana tersipu,benar benar tersipu.
"Aaaa~ kamu jangan kayak gini dong,aku gamau lanjut makan lah". Sana terlihat sebal sekali.
Bukannya khawatir,Jeongyeon makin makin menggoda Sana. "Makan lahh,habisin kalau makanmu gak habis aku gamau bantu tugas-tugas kamu".
Mendengar itu Sana reflek meraih sumpitnya kembali. Jeongnyeon makin gemas sajaa. "Aku sampai lupa,tadi aku mau ngomong apa".
"Ohiyaa,mau ngomong apaa?".
"Hemm... Ohyaa sebenarnya ini masuk berita sangat rahasia. Aku mau bilang karna sekarang hubungan kita deket banget,kalau nanti lanjut ke hubungan serius,pasti bakal kebongkar juga".
"Iyaa iyaaa,cepetan kalau makanku abis aku gamau denger". Sana dengam buru-buru menancap kecepatan makannya.
"Aku sama Tzuyu sebenarnya saudara".
Uhuk!!
"Sudah kuduga kamu bakal kaget,kasian banget sayangku". Dengan tekaten jeongyeon memberikan tissue kepada Sana. Pria itu juga ikut mengelap air yang sempat muncrat ke meja.
Sana kembali tersadar.
"Dulu Tzuyu cerita,kalau ada cewe yang dia suka,dia bahkan berguru padaku cara meluluhkan hati seorang wanita. Sampai sekarang aku masih heran,mengapa dia bisa rela melepasmu kala itu ".
Sana terdiam.
"Saat melihatmu. Seketika aku tau,kenapa adikku itu begitu menyukaimu dulu".
"Dulu dia memang agak brengsek,dia pun dapat hukuman waktu itu,namun sekarang dia sudah berubah. Bahkan dia bisa belajar melupakanmu dan memulai hubungan dengan Mina".
"Jeong. B-bisakah tidak membahas itu?".
Jeongyeon hanya tersenyum mengangguk. Ia membuat gestur seakan mengunci bibirnya sendiri.
"Ohyaa sayang,bagaimana soal Chaeyoung?".
Sana hanya mengangkat bahunya. Ada sedikit perasaan bersalah setelah kemarin melihat wajah penuh putus asa pria son itu.
Padahal Chaeyoung sudah membuat banyak kejutan untuk menjadikannya kekasih kemarin. Tapi Sana dengan brengsek menolaknya
"Semoga dia baik-baik saja". Jawab Sana meski kurang yakin dengan itu.
