FA. Bab 10

3.7K 113 0
                                    

Aisyah kini tengah berada di dapur membuat teh hangat untuk dirinya dan sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aisyah kini tengah berada di dapur membuat teh hangat untuk dirinya dan sang suami. Selepas pulang dari rumah mertuanya tadi, di tengah jalan Aisyah dan Fadel basah kuyup akibat hujan deras yang turun tiba-tiba. Setelah selesai, Aisyah membawa nampan berisi dua gelas teh hangat ke kamar, tempat dimana Fadel berada. 

Ceklek

Hal pertama yang Aisyah lihat, sang suami sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil bermain ponsel. Aisyah mengulas senyuman tipis seraya meletakkan nampan di atas nakas dekat ranjang. Fadel melirik sekilas istrinya itu, sebelum kembali melihat layar ponselnya.

"Minum dulu teh nya, Mas." ucap Aisyah lembut.

Fadel melirik tajam pada Aisyah lalu beralih melirik teh di atas nakas.

"Gue gak mau!" sahut Fadel ketus.

"Kenapa? Mas gak suka teh? Atau mau saya buatkan kopi?" tawar Aisyah masih dengan kelembutan.

"Ck. Gue gak mau minum apapun yang lo buat."

Aisyah mengernyitkan dahi mendengar itu.

"Tapi, Mas habis kehujanan tadi jadi harus minum yang anget-anget supaya nggak sakit," ujar Aisyah cemas.

"Gak usah sok peduli!" sarkas Fadel membuat Aisyah menghela nafas pelan.

"Mas—"

"APA!" bentak Fadel membuat Aisyah terjingkat kaget.

"Astaghfirullah hal adzim." Aisyah mengelus dadanya.

"Minum dulu ya Mas, sedikit aja. Biar tubuh Mas anget," bujuk Aisyah lembut sembari menyodorkan segelas teh hangat ke depan Fadel.

Pyaarr..

"Astaghfirullah mas!" pekik Aisyah ketika gelas di tangannya jatuh dengan kuat ke lantai karena dihempas Fadel menjadi hancur berkeping-keping.

"GUE BILANG GAK MAU YA GAK MAU. BISA GAK SIH GAK USAH MAKSA, HAH!" teriak Fadel berdiri dengan wajah garang.

"Gue curiga jangan-jangan lo naruh racun ke dalam teh itu makanya maksa-maksa gue buat minum.. Iya? Lo pengen gue mati! Lo pengen jadi janda supaya bisa bebas ngegodain laki-laki lain dan nikah lagi, hah! Dasar cewek murahan!!" teriak Fadel tepat di depan wajah Aisyah.

Aisyah menatap tak percaya mendengar ucapan Fadel. Apa maksudnya? Racun? Cewek murahan? Janda? Mati? Nikah lagi? Sungguh, Aisyah sama sekali tidak pernah punya pemikiran seperti itu, terlintas saja tidak pernah. Tapi kenapa suaminya tega mengatakan hal serendah itu padanya.

Mata Aisyah berkaca-kaca, namun sebisa mungkin dia menahan agar air matanya tak jatuh. Aisyah tidak mau menangis. Aisyah tidak ingin terlihat lemah walaupun sebenarnya dia merasa lemah menghadapi Fadel.

"Apa maksud, Mas? Saya gak ngerti. Racun? Ya Allah, Mas.. saya sama sekali gak mencampurkan racun ke dalam teh itu. Demi Allah, Mas.. saya tidak ada niatan melakukan hal kejam seperti yang Mas tuduhkan. Saya—" ucap Aisyah lembut dan sebisa mungkin dirinya tidak kehilangan kesabaran.

Fadel & Aisyah (our destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang