Happy Reading.
Cengkeraman semakin menguat, dengan mata yang terpejam. "D-Delynn turunin nghh speed.. ahh kita lagi di lift" ucap Lily, ia terus meracau sambil menggandeng tangan Delynn dan meremasnya dengan kuat.
"ga ada siapa siapa di lift juga" balas Delynn, bukannya menurunkan kecepatan, Delynn malah menambah speednya menggunakan remote khusus yang sedari tadi dia pegang. "ahhh.. g-geli sthh.. nghhh Delynn shh" cengkeraman Lily semakin menguat, dia ingin berteriak mengeluarkan suaranya sekarang, tapi mana mungkin?
Keduanya sedang berada di lift sekarang, menuju lantai tempat dimana kamar yang mereka pesan berada. Lebih tepatnya, dilantai tersebut cuman mempunyai satu kamar, dan itu sangat luas. Tiba-tiba saja, Delynn mematikan vibrator yang berada didalam tubuh Lily.
"nghhh akhirnya.."
*plak
Satu pukulan mengenai tangan Delynn, "aku ga suka kamu caranya gini!" ucap Lily. Ia kembali menenggak kan badannya, sedikit merapikan seragamnya.
Lily melihat lantai berapa mereka sekarang, ugh! Sungguh lama. Pada saat suasana hening, tak ada yang berbicara. Lily merasa sesuatu reaksi yang aneh di tubuhnya, entah kenapa dia tiba-tiba memikirkan hal-hal diluar nalar nya yang membuat tubuhnya terangsang.
Gerak-gerik yang dilakukan Lily pun membuat Delynn sadar, ia hanya tersenyum tipis melihat itu. "Kenapa?" Tanya Delynn.
"g-ga tau, pikiran aku kenapa ini" ucap Lily, ia menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran-pikiran kotornya. "Kenapa? Pusing?" Tanya Delynn, ia menatap Lily dengan dalam.
Lily hanya melihatnya sekilas, argh! Dia melihat Delynn pikirannya malah semakin menjadi-jadi. Lily hanya menggelengkan kepalanya, ia tak berani menatap Delynn. Ia langsung melepaskan gandengannya yang berada ditangan Delynn, sedikit menjauhkan dirinya dari Delynn. "Kenapa sih?" Tanya Delynn berpura-pura keheranan.
Delynn mendekat dan memegang pipi Lily, yang tentu langsung ditepis oleh Lily. Argh! Bagi tubuhnya sekarang, apapun sentuhan fisik atau bahkan hanya bertatapan merupakan rangsangan untuk tubuh Lily.
"Ga hangat, kamu kenapa? Lagi mikirin tugas praktek nya ya?" Ucap Delynn, ia sekarang sedang berusaha mendekati dan melakukan kontak fisik dengan Lily.
Lift secara mendadak berhenti, ternyata ada seseorang yang masuk ke dalam lift. Keduanya langsung membenarkan posisinya, Delynn dengan cepat merangkul posesif pinggang Lily. Sedangkan Lily, ia mencengkeram kembali tangan Delynn, tubuhnya semakin terangsang dikarenakan tangan Delynn yang mengelus-elus pinggangnya.
Orang yang berada satu lift bersama mereka pun keheranan melihat interaksi keduanya, Delynn hanya membalas tatapan aneh orang tersebut dengan senyumannya.
Akhirnya lantai yang dituju orang asing tersebut sampai. Hanya tersisa Delynn dan Lily sekarang, Lily langsung melepaskan rangkulan Delynn dan menjauhinya.
"hahhh.." hembusan nafas Lily terdengar, membuat senyum Delynn semakin mengembang. "Kayaknya kamu sakit, kita tunda dulu deh. Istirahat dulu aja kalo kamu tahan" ucap Delynn dengan tambahan kalimat yang ia gunakan dengan suara super kecil, dapat dipastikan Lily tak mendengarnya.
*ting
Lift tepat sampai dilantai yang mereka tuju "akhirnya" gumam Lily, ia dengan cepat langsung keluar dari lift dengan diikuti Delynn.
Langkah Delynn kalah cepat dengan Lily, tetapi tetap saja percuma? Kartu kamar hotel Delynn yang memegangnya.
Pada saat menutup pintu hotel dan berbalik belakang, Lily sudah hilang dari pandangannya. Delynn berjalan ke kamar yang biasanya langsung dituju Lily, yup! Kamar- salah, ruangan hotel ini memiliki 2 kamar didalamnya dengan 1 ruang tv dan 1 dapur bersih, dengan kamar mandi yang berada di setiap kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight || ORINE
Romantik"Lynn, itu siapa?" "Oh, itu. Oline namanya" Pandangan yang terfokus pada seorang gadis cantik yang sedang membawa beberapa tumpuk buku, 'cantik' itu lah kata pertama yang keluar dari mulutnya. Catherina Vallencia Natio, dia sedang memperhatikan Olin...