7. Ribut

1.1K 90 8
                                    

Happy Reading.

Lily menggeleng, cairan di mulutnya terlalu banyak dan sangat kental, bagaimana bisa ia telan? Delynn mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang..

*cekrek

Delynn memotretnya, ia kembali melihat foto tersebut. woahh.. kagum, sangat. Jangan berburuk sangka, Delynn sering memotret nya setiap kali mereka sedang berhubungan badan, dan sebaliknya.

"Telan Hillary" walaupun hampir sebagian menetes keluar, Lily berusaha untuk menelan seluruhnya.

Setelah menelan habis, ia mengelap mulutnya yang banyak sekali tetesan cairan Delynn. "lepas vibratornya!" Ucap Lily, Delynn hanya meliriknya sekilas.

Karena tak mendapatkan jawaban, Lily melepaskan vibratornya sendiri. Ia menarik Delynn untuk duduk dikasur dan Lily menaiki tubuh Delynn.

Delynn cukup terkejut dengan tingkah Lily, agresif sekali, pikirnya. "Aku gamau terus-terusan main sama alat Dad, and.. please stop putting random drugs in my food" bisik Lily, ia menjilat telinga Delynn, membuat bulu kuduk Delynn berdiri secara tiba-tiba.

"Sorry.. aku sengaja, melihatmu agresif seperti ini sangat jarang say—"

*piupiupiupiu

•••

"Duh kemana lagi ini anak" ucap seseorang, ia sedari tadi sedang menunggu temannya untuk mereka mengerjakan tugas kelompok.

"hmphhh h-halo Lin, k-stt napa" akhirnya panggilan telepon nya dijawab, tetapi ia merasa aneh karena nada bicara dari temannya.

Yup, orang tersebut adalah Oline. Ia sudah menunggu cukup lama diteras rumahnya, menunggu Lily untuk mengerjakan tugas praktek mereka. "Kamu lagi ngapain sih? Cepetan datang, udah ada semua nih bahannya" kesal Oline.

"Ee, eh. Lin, tunda dulu ya. Aku sama Lily lagi ada urusan, tau lah ya.." bukan Lily yang menjawab, melainkan kekasih dari Lily, Delynn.

"Woi! Astaga" Ya, Oline sudah mengetahui hubungan dari temannya itu. Ia tak habis pikir, bisa-bisanya mereka melakukan hubungan badan satu kali seminggu atau bahkan lebih.

Akhirnya Oline memutuskan untuk merapikan bahan-bahan yang ia siapkan tadi, "KO, KOCI" mati sudah.. panggilan yang ia tak sukai kembali terdengar.

"Ci, bantuin aku dong. Disuruh bikin poster sama guru BK" seseorang yang merupakan adik dari Oline sudah berada didepan pintu rumah, Oline melihatnya dengan raut wajah datar.

"Elah, bikin sendiri lah" jawab Oline, ia langsung mengangkat bahan-bahannya dan membawa masuk ke dalam rumah.

Sedangkan sang adik, mengikutinya dari belakang. "Susah Koci, bantuin gambar icon icon nya aja. Tolong ya ya ya" mohon sang Adik.

"Ribka, bisa stop panggil aku Koci ga. Aneh tau" balas Oline yang sudah muak dengan panggilan aneh dari sang adik. Betul tebakan kalian(kalo salah, yaudah), adik dari Oline merupakan Ribka Cahya Budiman Vanisa.

"Ih, kenapa? Kan cocok, Koci singkatan dari Koko dan Cici. Parasnya kayak Cici Cici, nah kelaminnya Koko koko" jelas sang adik, yang membuat Oline menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"MA.. ADEK MANGGIL ANEH-ANEH INI" Teriak Oline, membuat sang adik panik.

"IH, TAPI KAN PANGGILAN AKU UDAH BENER MA" teriak sang adik. "Kalian ini ribut mulu heran, kakak lagian panggilan adek udah bener tuh" ternyata sama saja, Mommynya  tak berpihak pada kubu Oline.

First Sight || ORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang