01.

503 50 2
                                    


Pagi hari selalu menjadi hal yang sangat menyenangkan, tetapi tidak untuk pagi ini ; pagi nya di sambut oleh suara sautan pekerja serta barang barang yang sepertinya di angkut oleh mobil lalu diletakan tepat disamping rumah nya. Ramai. Itu yang ada dipikiran Jana pagi ini kala ia membuka mata.

'ada yang baru pindah?' pikir Jana.

Jana meregangkan otot-otot nya, tanpa sengaja mata nya melirik kearah jarum jam lalu melotot terkejut kala angka yang tertera di jarum jam tersebut menunjukkan pukul 06.45

Ia terlambat!

dengan segera Jana melipat selimut nya lalu berlari kecil kearah dapur dengan kaki yang sedikit pincang akibat kecerobohan dirinya yang membuat nya terantuk meja dapur.

beginilah kehidupan seorang Jana, jika kalian beranggapan bahwa pagi nya disambut oleh sinar mentari atau kicauan burung maka kalian salah. Bung, hidup tidak seindah itu.

"Kavi-sayang!"

"papa?" Jana yang sudah kelabakan total terkejut melihat putra nya sudah rapih dengan seragam sekolah nya serta tangan kecil nya memegang pisau selai, sepertinya hendak membuat sarapan untuk dirinya dan sang papa mungkin.

tubuh Jana lantas meluruh kala mendapati putranya sudah menyiapkan dirinya sendiri, total lega karena mereka tidak akan terlambat pagi ini.

"maaf, papa terlambat bangun." Kavi hanya menggeleng lalu tersenyum kecil, ia tak begitu mempermasalahkan kejadian ini karena ia mengerti, sangat mengerti bahwa terlambatnya bangun sang ayah pagi ini semerta-merta karena harus menyelesaikan pekerjaan untuk melanjutkan hidup mereka di kota yang bisa dibilang besar ini.

"nggak apa-apa, ini roti selai coklat buat papa. Kavi barusan mau anter ke kamar papa ternyata papa udah bangun." Jana tersenyum tipis, lalu memakan roti selai coklat buatan Kavi yang entah kenapa rasanya menjadi berkali lipat lebih enak.

"trimakasih sayang."

• • •

kehidupan mereka dahulu sangat sederhana, bukan hidup di perkotaan tapi di pedesaan kecil yang hanya di huni beberapa penduduk, teknologi pun belum begitu memadai disitu.

keluarga kecil mereka pernah bahagia, dulu.

hanya rumah kecil disamping sawah dengan kebun strawberry di samping rumah nya. tidak ada barang berharga disana, penghangat ruangan sekalipun.

tapi disitu lah kehangatan sesungguhnya berada, dengan rengkuhan hangat sebagai penguat satu sama lain, berharap hari esok bisa lebih baik.

kebahagiaan tak henti datang, puncak nya ketika Jana dinyatakan hamil dengan usia kandungan memasuki 2 Minggu. baik Jana maupun sang pujaan hati tak henti-hentinya berucap syukur akan itu.

saat usia kandungan nya memasuki usia 5 bulan, Arjuna-sang suami memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, di kota. tetapi meninggalkan keluarga kecil nya disini karena keterbatasan biaya, pikirnya.

sebagai kepala keluarga, mengingat kandungan Jana sudah berusia 5 bulan sangat berat melepas sang pujaan hati, terlebih ia mungkin tidak akan sering berkunjung sekedar melepas rindu karena jarak nya yang cukup jauh.

tetapi, ia tidak mungkin hanya berdiam diri disini, kebutuhan untuk Jana dan calon bayi pasti banyak, ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk bayi mereka kelak.

bulan pertama setelah Juna memutuskan mencari keberuntungan di kota besar, ia memberi kabar kepada Jana bahwa ia hidup baik disini.

setiap bulan Juna tidak lupa untuk bertukar pesan serta mengirim uang yang lebih dari cukup untuk Jana.

tetapi lambat laun pesan yang kirim Juna semakin jarang, bahkan untuk berbicara melalui panggilan telepon Juna selalu menolak nya karena ia sedang bekerja kendati uang yang dikirim tidak pernah terlewat.

bahkan ketika Jana melahirkan pun Juna tidak pulang, kota seolah menjadi rumah baru baginya, meninggalkan rumah nya yang sesungguhnya menanti setiap hari akan kehadiran nya.

sedih? tentu saja, merawat bayi seorang diri tanpa ada sanak saudara yang menemani.

hingga Kavi- sang bayi menggemaskan yang kini sudah berumur 5 tahun, Jana memutuskan untuk pergi ke kota dengan uang bulanan yang selalu diberikan oleh Juna yang masih utuh tidak berkurang satu peser pun.

ia hanya ingin Kavi mengetahui bahwa ia masih memiliki papa lain di dunia ini.

saat sampai di kota, Jana terkagum-kagum melihat bangunan-bangunan besar yang ada disana. pun tak jarang ia melihat poster Juna disana, Juna hidup dengan baik disini. Jana bersyukur akan itu.

ia ingat sekali waktu Juna diminta mengikuti trainee sebagai seorang model disini, raut bahagia nya terpampang jelas melalui telepon kala ia lolos waktu itu.

hanya pertama yang ia lakukan adalah menyewa apartemen, juga mencari pekerjaan disini, bisa mati konyol kalau ia hanya memfokuskan diri mencari Juna.

poster Juna banyak terpampang di mall besar tetapi ia tidak pernah bertemu akan sosok itu.

sampai suatu saat ia memberi tahu Juna bahwa itu telat sampai di kota, bermaksud untuk menyusulnya serta mengenalkan Kavi kepada sosok ayah nya.

tetapi Juna menolak, dan meminta Jana untuk kembali. Juna tidak mengatakan bahwa ia telah bertunangan dengan wanita disini, tapi Jana tau. bahkan sebelum ia memutuskan untuk pindah ke kota besar, ia sudah tau.

sedih, marah, kecewa. Itu yang ada dipikiran Jana waktu itu, tapi ia tidak boleh merasa terpuruk berlama-lama karena ia harus menjadi penguat untuk anak nya sekarang.

ia hanya ingin Kavi mengetahui bahwa ia masih mempunyai sosok papa sebenarnya.

ia pernah merasa hancur, bahkan kini memiliki kebiasaan buruk ketika sedang merasa terpuruk, mabuk. papa yang tidak bisa di andalkan bukan?

tapi Tuhan itu baik, karena ia di karuniai seorang anak sebaik dan selembut Kavi. anak itu mewarisi seluruh sifat Juna.

Jana mengerti, Arjuna tidaklah jahat. cinta nya sudah habis untuk nya, dan sekarang ia memiliki cinta lain di hati nya, Jana mengerti. mengerti sekali bahwa sekarang bukan ia yang berada di hati pujaan hati.

ia berusaha bangkit, di dampingi oleh sang peri kecil ia bangkit dari keterpurukan yang pernah menimpa nya, berusaha bangkit dari cobaan tuhan yang diberikan pada nya, walau tidak dapat dipungkiri hatinya kerap kali merindu.



tbc

yang mau kenalan sama papah nya Kavi yang lain, Arjuna namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang mau kenalan sama papah nya Kavi yang lain, Arjuna namanya

yang mau kenalan sama papah nya Kavi yang lain, Arjuna namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

visualisasi Arjuna

- km

ramen ; kmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang