"kak Aray!" teriak Kavi pagi ini saat ia melihat presensi Atau di bangku tamanl, ngomong-ngomong hari ini hari Minggu jadi ia bebas bermain seharian.
"eh? kenapa murung?" heran Kavi melihat raut wajah Aray yang tidak terlihat bersemangat seperti biasanya. biasanya saat ia berteriak Aray langsung melambaikan tangan bahkan tak jarang memeluk nya bahkan mengecupi puncuk kepala nya.
Aray menoleh kepada bocah lucu didepan nya, memperlihatkan ekspresi sedih yang sayang nya terlihat jenaka dimata si kecil.
"kak Aray sedih sekali, idola kakak menikah." jawab Aray, agaknya yang lebih kecil tidak begitu mengerti maksud ucapan nya.
idola?menikah?
"Kavi tau berita pernikahan model yang disiarkan di TV kemarin tidak?" sang lawan bicara hanya mengangguk, "nah, itu adalah idola kakak. pengantin wanita yang menikah adalah idola kak Aray."
"jadi kak Aray mengidolakan pengantin wanita?"
"bukan!" sambar Aray, "model wanita yang menikah kemarin, idola kak Aray. kakak sedih sekali melihat nya menikah."
"papa juga sedih melihat berita itu kemarin, sampai menangis lho." cerita Kavi.
Aray mengernyitkan dahi nya, "papa Jana penggemar model itu juga?"
"tidak tahu." balas Kavi.
• • •
"permisi, boleh pesan 1 kak Jana nya?" Jana menoleh lalu tertawa pelan, itu Aray yang baru saja datang dengan menenteng banyak sekali makanan ditangan nya.
"Aray, kenapa disini?" tanya Jana setelah menghampiri yang lebih muda lalu menyuruhnya untuk duduk.
Aray—sang lawan bicara hanya meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "tadi siang aku pergi ke kedai ramen, ternyata sedang diskon jadi aku membeli semua rasa dan sekarang tidak tahu bagaimana menghabiskan nya, maksudku—"
"ayo makan! sepertinya enak." Jana dengan semangat menjawab membuat keraguan Aray untuk datang kesini tadi sirna.
"hum!" Aray dengan senang hati membuka satu persatu kotak berisi ramen dengan berbagai variasi tersebut.
"makanlah yang banyak, orang bilang makan bisa memperbaiki suasana hati." celetuk Aray, sedangkan sang lawan bicara menaikan satu alis nya tanda tak mengerti.
"Kavi bilang kak Jana menangis kemarin karena pernikahan selebritis itu."
"aku tahu rasanya karena idola ku yang menikahi laki-laki itu." lanjutnya.
Jana hanya tersenyum tipis, berusaha mengalihkan topik karna ia rasa percakapan cukup sensitif bagi nya
"ah benar, makan memang bisa memperbaiki mood seseorang!" jawab Jana setelah suapan terakhir di bungkus nya, membuat pipi gembil serta bibir nya memerah karena bumbu yang dituang pedas sekali.
diam-diam Aray tersenyum kecil, bahagia selalu, kak Jana.
sesungguhnya sedari tadi ia uring-uringan karena ucapan Kavi pagi itu tentang papa nya yang sempat menangis karena berita pernikahan itu.
dan sama sekali tidak ada diskon ramen hari ini, hanya alibi saja karena sesungguhnya Aray memang maniac ramen.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ramen ; km
Teen Fiction"ekhm, mau makan ramen?" kookmin lokal bahasa semi non-baku slight!vm