Beginning

4K 289 26
                                    

Suji tengah menikmati sarapannya di kantin sendirian setelah melaksanakan hukuman karena mendapati bolos pada jam pelajaran pertama. SMA Tae Yang, tempat sekolahnya yang baru 4 bulan ia ikuti, cukup terkenal dan ketat mengenai peraturan.

Drrtt drrtt.

Suji merasakan getaran smartphone di sakunya. Ia melirik nama yang muncul tersebut, Baek Harin, seseorang yang telah mengisi harinya enam bulan belakangan ini.

"Halo sayang" sapanya di seberang sana

"Iya, halo sayang"

"Kamu lagi apa?"

"Lagi sarapan di kantin"

"Udah siang gini baru sarapan, pasti kamu tadi habis di hukum"

"Hehe, iya sih yang, btw kamu sekarang juga bolos?"

"Engga sayang, sekarang kebetulan lagi jam kosong jadi cuma dikasih tugas doang, kamu disana sama siapa?"

"Aku? sendirian aja sih"

"Ah gitu, andaikan ya kita satu sekolah bareng"

"Ngaco kamu, gamau ah"

"Kenapa?, kamu takut ngga bisa bolos lagi?"

"Bukan ik, orang aku baru sekali ini bolos kok

"Ya kenapa? kayaknya asik tau"

"Yang ada ngga fokus belajar nanti"

"Hahaha, ok ok, aku tutup teleponnya dulu ya, bye sayang"

"Nee, bye chagi-ya"

Suji menutup telepon mereka, kembali melanjutkan makannya hingga selesai.

Kringg kringg

Bel istirahat kedua berbunyi, seketika suasana kantin berubah menjadi ramai dengan anak-anak kelas lain yang berdatangan.

Suji mengabaikan suasana hiruk pikuk ini, lebih memilih menscroll media sosialnya.

Tiba-tiba seseorang tiba-tiba menepuk pelan pundaknya. Terlihat Na Hee Do, teman sekelasnya menyengir.

'dasar bocah'

"Darimana aja lo?" tanya Suji

"Gue? biasa"
"Oh ya, nih, komik lo, gue tiba-tiba ngga tertarik beli" ucap Heedo meletakkan buku komik yang cukup tebal itu.

Suji merotasikan matanya,

"Bocah setan, iyalah orang lo udah baca semuanya"

"Hehe, masih ada episode kelanjutannya ngga btw?"

"Ngga, gue bokek, belum beli" 

"Bokap lo tentara masa iya kismin"

Ucapan itu menohok hatinya.

"Suka-suka gue lah"
"lo tumben banget ke kantin"

"Ngga tau, laper aja pen makan, eh gue pesen makan dulu yak"

...

Suji mengemasi barang bawaannya ke dalam tas, pelajaran telah usai beberapa menit yang lalu. Seseorang tiba-tiba datang dengan meletakkan sesuatu tepat di mejanya.

"Buat lo, diterima ya?" ucap Jiwoong meletakkan susu kotak itu.

Moon Jiwoong, penggemar beratnya, bukan lebih tepatnya orang yang selalu mengejarnya dari awal kepindahannya disini.

Suji mendongakkan kepalanya, kedua mata mereka bertemu. Jiwoong tersenyum tipis.

"Hm, makasih ya" ucap Suji menerima susu kotak itu mencoba ramah.

Jiwoong mengetukkan jari telunjuknya dan berkata,

"Emmm, kamu mau pulang bareng ngga?"

"Eung, engga deh, gue nanti sama temen soalnya"

"Ouh, okee, yauda gue pulang dulu ya, bye ... " pamit Jiwoong tersenyum.

"Bye ... "

Setelah selesai mengemasi, baru akan bangkit dari tempat duduk, tiba-tiba sang ayah menelpon.

"Hallo pa"

"Kamu udah pulang belum?"

"Udah, ini otw balik kok"

"Ouh, bagus kalau gitu, papa hari ini pulang lebih awal, kamu di rumah jangan keluyuran ya"

"Iya pa, aku langsung ke rumah kok nanti"

"Ya sudah, papa matikan teleponnya, bye ... "

"Bye pa"

Setelah mengangkat panggilan dari papanya, Suji segera berjalan keluar kelas.

...

Suji dan papanya tengah menikmati makan malam mereka. Dentingan alat makan terdengar jelas. Entah kenapa Suji merasakan papanya sedang ada banyak pikiran hingga membuat suasana makan malam sedikit tegang.

"Suji-ya anak papa" kata papa Sung membuka percakapan.
"Ehm, bagaimana kalau misalnya kamu pindah sekolah lagi?"

"Papa dipindahin lagi?"

"Ah, iya, mianhae nak, kamu keberatan kah?"

"Ehm, no problem sih pa, toh emang juga udah biasa pindah-pindah kan dari dulu?"

"Syukurlah, papa takut kamu ngga nyaman sama situasi ini terus" katanya merasa bersalah.

Suji meletakkan alat makannya, 

"Pa, dengerin aku, aku ngehargain dan mendukung banget pekerjaan papa, jadi papa ngga usah khawatir aku susah adaptasi lagi karna aku udah kebiasa oke?" ucap Suji meyakinkan papanya supaya tidak mencemaskan kondisi ini.

"Oke, makasih ya nak udah pengertian"

...

Suji tengah berbaring di kamar dengan smartphone di tangannya. Ia akan mengabari pacarnya perihal kepindahannya besok.

sayang

iya sayang, kenapa?

aku keknya pindah sekolah lagi deh

lagi? jangan bilang di sekolah aku juga

loh kok kamu tahu?

oh, tebakan aku bener berarti

ih curut, serius aku yang

aku cuma nebak aja sayangkuu

jujur, ini bukan kamu kan yang maksa papa buat pindah kan?

maksa apasih, ya engga lah

ya siapa tau kamu nyuruh papa kamu, dia kan atasan papa

serius banget sih kamu, aku ngga mungkin nglakuin itu tau

iya juga sih
tapi tetep aja aku was was
apalagi waktu aku tau ternyata orang tua kamu itu atasan papa
aku ngga mau ya kamu nanti berubah jadi toxic gunain privillege kamu

Oke, kalau itu yang kamu pikirin
aku minta maaf
Tapi jujur ini ngga ada kaitannya sama aku

Hmmmm
Yaudah deh, aku minta maaf ya

No, kamu ngga salah

Aku tidur dulu ya, biar besok ngga kesiangan

Huum, selamat malam cantik

Nee, malam juga

Suji menutup smartphonenya, bergegas untuk membersihkan make up lalu tidur.













to be continued

Love or Obsession (Harin Suji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang