First Time

2.6K 224 12
                                    

before the voting


"Jadi gimana?"

"Kita ubah plannya", jawab Dayeon dengan rokok di tangannya.

"Maksud lo?" tanya Wooyi.

Dayeon dan kedua anteknya sedang di taman belakang sekolah.

"Gue pen bales dendam ke si Harin tapi lewat cewenya"

"Hah?"

Satu fakta mencengangkan terkuak.

"Iyaa, murid baru itu cewenya"

"Wah, gila!"

"Harin pasti bakal dimarahin neneknya kalo tau ini"

"Lo sendiri gimana?"

"Tenang aja, gue pastiin, gue sendiri bakal tetep di tingkat A"

"Terus kalo Harin ngelakuin sesuatu gimana?"

"Gue yakin dia ga bakal berani, secara yang tau Suji cewenya cuma gue doang"

"Oh, gue ngerti, so ini bales dendam secara ngga langsung?"

"Hm, bisa dibilang gitu, gue muak banget tiap dia ngadu ke bokap gue"

"Oke, bagus juga ide lo"

"Dah, yuk cabut bentar lagi masuk"

flashback off


...


Suji tengah menikmati makan malam bersama papanya.

"Bagaimana sekolahmu sayang?"

"Emm, baik" jawabnya.

"Kamu udah punya temen kan disana?"

Suji menatap papanya sejenak lalu menganggukan kepala.

"Pa, kapan papa pindah tugas lagi?"

"Papa tidak akan pindah tugas lagi seperti sebelumnya, sayang"

"Hah?"

"Iya, kita akan menetap tinggal disini"

Suji terdiam mendengar jawaban ayahnya. Entah, ia merasa hari esok akan ada hal buruk yang terjadi.

..

Suji menatap bingung Dayeon dan kawan-kawan yang menghampiri mejanya.

Suara peluit itu terdengar cukup nyaring di telinga.

Brakk!

Dayeon menggebrak meja Suji dengan keras.

"Baiklah, mari kita mulai ritual perpeloncoan hari ini"

"Perpeloncoan?"

"Mereka yang berada di tingkat A bebas melakukan apapun kepada tingkat paling rendah F"

"Sekarang berdiri!" perintahnya

"Aku tidak mau"

Dayeon memerintahkan kedua anak buahnya untuk menyiksa Suji di depan anak-anak kelas. Mereka berdua menjambak, menjegal, hingga memaksa Suji mengikuti semua perintahnya.

Di tengah kesadarannya, Suji menatap semua teman sekelasnya.

'Mereka hanya diam? cih, benar-benar iblis'

Kemudian pandangannya beralih ke Harin, keduanya sempat kontak mata hingga Harin memilih seolah tak melihatnya.

Bruk!

"ARGHH", sial, tubuhnya dibanting begitu saja.

Love or Obsession (Harin Suji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang