Consequent

1.1K 119 20
                                    

Hello, i'm so sorry for the late update guys

as you know, aku lagi skripsian which is penelitian aku tentang perkodingan (i'm an informatics student) dan ada kesibukan part time yg bikin aku ngga sanggup buat nerusin cerita karena otakku buyar belakangan ini BUT I'LL TRY MY BEST

MAKASIH YANG UDAH MAU NUNGGUIN CERITA ABAL-ABAL INI HUHUHUHU

AND MOHON DO'A NYA GUYS BIAR KODINGANKU CEPET SELESAI DAN DILANCARIN BUAT SIDANGNYA



so, here we go

maapin kalo ngga bagus, aku bukan penulis guys

warning mature content!!!

...

Suji berjalan memasuki ruangan kelas kembali setelah 2 hari tidak berangkat sekolah. Tidak banyak yang berubah, Dayeon dengan aksi pembuliannya ataupun teman-teman sekelas yang hanya bisa sebagai penonton termasuk dirinya.

Suji menghembuskan napas pelan, matanya menatap bangku Harin yang kosong kemudian melirik pergelangan tangannya yang masih ada bekas lebam. Suji mengusap bekas lebam itu mengingatkannya pada malam kelam sebelumnya.

Flashback on

Harin menyeret Suji keluar dari bar dengan langkah tegas, melewati kerumunan yang terdiam menyaksikan kejadian itu. Suji berusaha melepaskan diri, namun pegangan Harin terlalu kuat. Di luar bar, angin malam menyambut mereka dengan dingin, menambah tegang suasana.

"Lepasin!" tanya Suji dengan nada marah, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Harin.

Harin berhenti, melepaskan pegangan dan menatap Suji dengan tajam.

"Kenapa!, mau jadi pelacur hah?!"

Suji terdiam sejenak.

"I'm just having fun dan kamu ngga bisa ngelarang aku!"

"Siapa yang bilang gitu?!!" Harin mendekat, tatapannya semakin intens. 

"Kamu pikir ini semua cuma permainan? Kamu ngga bakalan bisa lari, sayang?"

Suji mundur selangkah, tetapi Harin lebih cepat. Dengan gerakan cepat, Harin menangkap pergelangan tangan Suji dan menariknya. Suji meringis kesakitan, mencoba melepaskan diri, tetapi Harin tidak memberinya kesempatan.

"Kamu perlu dikasih hukuman, Sung Suji" kata Harin dengan suara dingin.

Suji mencoba bangkit, tetapi Harin menahannya dengan kuat dan menyeret keluar bar.

"Kamu melewati batas, HARIN!" ucap Suji.

"Melewati Batas?" Harin menarik Suji lebih dekat.
"Sejak awal aku liat kamu, aku pengen menghapus semua batasan. Apapun itu."

"S-ssakit, lepasin..."

"Masuk ke mobil!" Harin menekankan setiap kata itu.

Suji menelan salivanya, matanya mencari-cari seseorang yang bersamanya tadi.

Tiba-tiba suara Heedo datang dari arah belakang menginterupsi keduanya.

"Sorry ganggu, gue pikir Suji lagi sama orang lain"
"Nanti kita ketemu lagi ya, Ji"

Harin hanya memberikan tatapan datarnya seiringan dengan Heedo yang membalikkan badan.

"Lepasin, kita udah putus Baek Harin!"
"Dan satu lagi, i'm not your fucking bitch!!!"
Sung Suji merasa sangat marah dan mengeluarkan unek-unek frustasi dengan keadaan sekarang.

Tanpa babibu, Harin mengangkat bridal Suji dan meletakkan di kursi mobil.

Di dalam mobil, Harin memberikan pandangan sekilas kepada Suji sebelum menyalakan mesin. Perjalanan itu terasa panjang dan sunyi dan mereka pun tiba. Harin turun dari mobil dan menggendong Suji di pundaknya.

"Harin! turunin aku!" teriak Suji dengan kakinya yang menendang-nendang berusaha turun.

Harin mengabaikan teriakan Suji yang menggema di telinganya. Kemudian ia menekan tombol lift dan segera memasuki sebuah ruangan.

"Harin, aku ngga mau lagi sama kamu... kamu harusnya-"

Ucapan Suji terputus seiring dengan ciuman yang Harin berikan ketika telah selesai menutup pintu.

"Mmmmmh!"

Brukk

Harin menjatuhkan badan keduanya ke kasur spring bed. Mulutnya bergerak ke area bawah menciumi leher putih mulus itu dengan tangan yang berusaha melepaskan dress sialan yang melekat pada Suji.

"Nghhhhh....."

Suji merasakan napas yang mulai Harin yang berat dan semakin panas.

Ayo Suji, lawan goblok.... lo harus-

"Ahhhh!"

Sementara tangan kanan Harin bekerja dengan bagian tubuh atas Suji, dia diam-diam mengambil kedua borgol di nakas sebelah kiri dengan terus mencumbu tubuh lawan di bawahnya.

Ceklek

Suara borgol itu mengembalikan kesadaran Suji. Sontak ia kemudian berusaha memberontak akan tetapi Harin dengan cepat mengambil borgol satunya dan memasangkan pada lengan satunya.

"Hahh, kamu ngapain gila?!!!"
"Lepas brengsek!"

"Mmhhhh"

Harin dengan cepat mencium bibir itu dan tangannya mulai gerayangan ke bawah

"Nnnghh, ahh.."

"Are you ready for tonight, babe?" bisik Harin terakhir kalinya sebelum malam panas itu dimulai.

Flashback off

Suji mengusap bekas lebam yang mulai pudar di pergelangan tangannya, mengingat hukuman yang dia terima dari Harin begitu brutal dan kejam.

Saat itu, suara langkah-langkah berat terdengar memasuki kelas. Suji mengangkat kepalanya dan melihat Harin masuk dengan wajah dingin. 

Harin berjalan menuju tempat duduknya, dia berhenti sejenak, menatap Suji sekilas.

Suji menelan ludah, berusaha mengalihkan tatapannya. Sedangkan Harin tersenyum tipis, senyum yang tidak mencapai matanya.




...


Harin be like: "cemas kau dek, dek"




To be continued

Sorry upnya dikit banget huhu

Otakku lagi ngga konek alias keknya aku kena writer's block?

Love or Obsession (Harin Suji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang