Brakk
Dayeon menghampiri mejanya, seketika nafsu makan Suji hilang.
"Lo tahu ini apa?"
"Ini Opioid " ujar Dayeon menunjukkan benda bulat tersebut.
Suji yang sudah muak pun berdiri untuk menghindari setan ini.
"Duduk !!!"
Benar dugaannya, setan satu ini mencoba menjebaknya. Apalagi sekarang? dengan kartu?.
Kalah
Mau tak mau, Suji mengambil obat itu lalu memasukkan ke mulutnya.
"Ayo taruhan lagi, tebak gue udah minum atau belum obatnya?"
"Kalo lo menang, gue ikutin permainan lo. Kalo gue yang menang, tolong jangan ganggu gue hari ini" tambahnya.
Dayeon tersenyum meremehkan.
"Emmm, gue tebak lo udah minum obatnya"
"Salah" jawab Suji menunjukkan Opioid itu di tangannya. Ia segera berdiri dan makanannya menjauh dari mereka semua.
Semuanya terasa memusingkan.
...
Suji tengah berjalan di koridor kelas, ia masih mencari jalan keluar dari masalah ini. Ditatapnya cctv rusak yang berada di pojok. Aneh sekali.
Ia berjalan kembali menuju kelasnya.
Saat hendak masuk kelas tiba-tiba seseorang mencekal tangannya.
Suji menatap wajah orang itu, Baek Harin.
"Jangan masuk dulu, ada Dayeon lagi cari siswa F"
Harin memberitahunya.
Suji langsung melepaskan cekalan itu.
"Gomawo", ucapnya lalu melengos pergi.
...
Di dalam kelas, Suji mencoba mengajak Jaeun untuk keluar dari peringkat F bersama.
Namun, setelah mulutnya berbusa menjelaskkan rencana, Jaeun tetap menolaknya.
Jadi ia harus membujuk dengan seribu caranya.
"Lo mau bibimbap ngga?"
"Mau makan siang bareng ngga?"
"Hei, mau sekelompok bahasa Inggris bersamaku?"
Astaga. Jeun benar-benar keras kepala, pikirnya.
"Hei, lo mau ..."
Belum sempat ia selesaikan perkataannya, Jaeun telah terlebih dahulu meninggalkannya.Lagi dan lagi. Suji memikirkan tentang permainan sialan ini dalam perjalanannya di koridor.
Jika ia tidak bisa membujuk Jaeun, maka plan lain adalah mencari dalang pembuatnya.
Ia bertanya-tanya dalam hati siapa yang membuat game gila ini.
'Kim Dayeon?'
'Seo Doah?'
'Atau ...'
'Im Yerim?!'
Nama itu muncul begitu ia melihat Im Yerim sedang membuat bentuk pyramid melalui kaca jendela.
Ia mengelak semua pertanyaan aneh Suji yang seakan mewancarainya berakhir Yerim meninggalkannya sendiri di ruanganSementar itu,
"Lo pikir, lo bisa ngancem gue, Kim Da Yeon?!"
Dayeon terdiam mendengar perkataannya.
"Silahkan aja lo kalo mau nyebarin rumor kencan gue, tapi yang jelas"
Harin mendekatinya.
"Gue tau kok, lo kan penyebab utama adek bungsu lo meninggal" bisiknya dengan menginjak sepatu Dayeon.
Harin tersenyum setelah itu.
Dayeon berkeringat dingin pertanyaan barusan.
"Gu ... Gue minta maaf udah ngebuat Suji di tingkat F"
Dayeon berlutut di hadapan Harin, menundukkan kepala.
"Hemm, it's oke kalo mau lanjut permainannya"
"Maksud lo?" tanya Wooyi tak mengerti.
"Kalian gue izinin buat bully cewe gue, but gue ngga mau sampe kelewat batas kayak Jaeun"
"Like sebatas iseng biar anak-anak ngga curiga"
"Intinya yang boleh ngasih hukuman paling berat itu gue"
Harin meninggalkan mereka semua dan menemui seseorang.
"Lo boleh ngebully gue tapi gausah libatin yang lain" ucap Jaeun memohon dengan berlutut.
Harin tertawa hambar mendengar itu.
"Yang lain siapa?"
"Sung Sooji?" tambahnya.
Jeun menahan sakit saat puntung rokok itu menyentuh kulitnya.
...
Suji mencoba mencari informasi lebih dalam mengenai permainan ini setelah Ko Eunbyeol mengajaknya ke ruang musik.
Nampaknya, ia sebelumnya berhianat pada Jaeun mengenai voting suara dan mencoba Suji untuk membantunya?, entahlah.
Tak banyak informasi yang ia dapatkan, tapi yang jelas ia akan mengumpulkan suara lebih banyak lagi.
Jika dipikir-pikir, mereka murid yang membully mendapat izin dari peringkat A seperti Dayeon, tapi Yerim juga murid A tak melakukan apapun.
Jadi, pasti ada murid lain yang diatas peringkat A, tapi siapa?
Memikirkan ini hingga jam pelajaran berakhir membuat Suji lupa melarikan diri dari kelas.
Suji mencoba memberontak ketika kedua cecunguk Dayeon memegang tangannya.
Wooyi memaksa memasukan kumpulan hewan menggeliat itu dengan Seolha menutup mulutnya. Tak tahan, Suji memuntahkan semua hewan itu.
"Huek"
"Uhuk uhuk"
"Si bodoh malah ngotorin lantai" kata Seolha.
Namun tak berhenti disitu saja, Wooyi mengambil salah satu hewan itu dan akan memasukkan ke seragam Suji.
Mereka semua tiba-tiba diam ketika seseorang dan,
Baek Harin, murid yang mendapat voting suara terbanyak.
Bau rokok di toilet waktu itu dan juga bau rokok dari Jaeun.
'Sialan, kenapa aku ngga sadar'
Harin berdiri di depan Suji yang tersungkur dan membantunya berdiri,
"Kamu baik-baik saja?" ucapnya dengan khawatir.
"Hentikan Dayeon, itu berbahaya"
Harin membersihkan seragam Suji yang kotor.
"Lo ... " Suji mengurungkan ucapannya.
Sekarang ia tahu, tentu saja mantan setannya ini pembuat game gila ini.
"Ah, nee, gue baik-baik aja"
"Mau ku antar ke uks?"
Semua murid terdiam menyaksikan aksi itu.
"Ngga usah, makasih"
Suji menolak tawaran itu dan keluar meninggalkan kelas.
To be Continued