Bad Reputation

1.8K 176 2
                                    

Suji menahan emosinya, semenjak ditetapkan sebagai tingkat F, seluruh siswi terang-terangan merundung bahkan melecehkannya.

'Ck, sialan'

Namun ia bisa apa, 

Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah menghindar dan bertahan.

Seperti ia mencoba menghindari tangan-tangan yang akan menyentuhnya itu. 

"Hey!"

"Itukan si anak F"

"Kasihan sekali"

Atau ia yang berusaha bertahan saat Seolha memasukkannya kedalam kantong plastik besar.

Ya, kuncinya hanya bertahan selagi ia mencari celah dari permainan ini.

Setiap permainan pasti ada peraturan, seperti hal nya tingkat A yang punya wewenang merundung tingkat F.

Namun, apakah Baek Harin juga yang menciptakan peraturan ini?

Ruangan kelas 2-5 yang cukup jauh dengan kelas lain juga para guru turut bersikap acuh seakan mendukung situasi ini.

Siswa satu sama lain terkoneksi dengan Baekyeon Group melalui beasiswa yang mereka dapatkan.

Suji berpikir sepertinya kunci satu-satunya ada di Baek Harin. Namun apakah ia harus memohon-mohon dengan manusia satu ini?. Cih, egonya tidak terima.

Ah sudahlah, kalaupun harus meminta maaf duluan sepertinya tidak masalah asalkan perundungan ini berhenti.

Jam istirahat kali ini, seperti biasa, ia berusaha semaksimal mungkin menghindari berada di kelas. Ia kini tengah mencuci tangan di samping lapangan namun tiba-tiba orang yang berada di pikirannya berdiri tepat disampingnya.

"Kamu mau?, ini suplemen vitamin" tanya Harin dengan tenang berbanding terbalik dengan sifatnya semalam.

"Err, tidak, terima kasih"

Suji mencoba memberanikan diri bertanya.

"Gue tebak lo yang nyiptain game ini kan?"
"ah tidak, maksud gue kenapa lo semua main game  ini?"

Harin menatap tajam Suji, merasa tersinggung dengan pertanyaan itu.

"Karena itu menyenangkan"

"Menyenangkan?"

"Sayang pernah kepikiran ngga sih?"
"Tatapan orang yang bully, pengen kita cukil matanya bukan?"

"Bukankah itu menyenangkan?" ucap Harin mengubah nada bicaranya menjadi santai.

"Oh, satu lagi, menurut kamu, aku pembuatnya?"
"Kalaupun itu aku, bukannya bakal lebih sadis lagi?"

"Tapi ..."
"Kenapa harus gue?"
"Lo yang dari awal rencanain ini juga kan?"

Harin tersenyum,

"Aku emang dari awal pengen banget satu sekolah sama kamu"
"Tapi, gila aja kalau aku biarin kamu jadi tingkat F"

Suji tak mengerti apa yang dipikirkan manusia di depannya ini.

Harin menyelesaikan cuci tangannya.

"Aku nanti malem ke rumah kamu"
"Jangan usir aku kalau kamu pengen dapet solusi dari game ini"

Suji menatap langkah Harin yang semakin menjauh. Ia merasa sangat menyesal telah berhubungan dengan manusia setengah iblis itu. Walaupun dalam benaknya ia merindukan sikap Harin seperti sebelumnya yang manis dan clingy.

...

"HUAAA HIKS HIKS HIKS" 

Jaeun menatap Suji prihatin karena menangis tiba-tiba.

"Hiks hiks aku merasa sangat terpojokkan karena permainan ini"
"Tolong bertukar suara denganku, Jaeun-a"

Suji melirik Jaeun melalui tangannya.

"Tidak"
"Maksudku, aku tidak akan pernah ikut permainan itu" jawab Jaeun memberikannya tisu dengan kikuk. 

"Apa? kenapa?"

"Ah entahlah, aku memang tidak mau saja"
"Tapi kalau kamu mau, aku bisa minta tolong Seungyi sama Jiae"

"Seungyi dan Jiae?"

"Ya, mereka baik, tidak pernah membentak dan sering membantuku"

"Baik? yang benar saja"

Suji membawa Jaeun menemui mereka berdua, membuktikan dua manusia itu tak sebaik yang Jaeun pikirkan. Benar saja, mereka habis-habisan memarahi Suji karena meninggalkan kelas tiap istirahat.

"Sadarlah Jaeun, mereka hanya ingin kamu yang selalu di tingkat F"
"Karena itulah mereka bertahan"

Jaeun terdiam melihat kepergian Seungyi dan Jiae.

"Sekarang kita cuma perlu cari cara biar ngga jadi tingkat F"

Jaeun hanya menunduk dan segera pergi.

"A.. aku pergi dulu"

...

Ting Tong

Suji membuka pintu, menampilkan Harin dengan pakaian kasualnya.

"Hai" sapanya.

Suji berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap baik kali ini.

"Janji dulu ngga bakal marah-marah lagi"

"Iya"

"Janji ngga lo gue lagi?"

"Iya"

"Janji dulu aku boleh nginep hari ini"

'Ngelunjak lagi'

"Tsk, iyaa iyaa"

"Hehe, okee"

Harin memasuki rumah Suji, menyampirkan jaketnya di gantungan baju.

"Papa belum pulang hari ini ya?"

"Besok pulangnya"

"Kamu pengen kan keluar dari tingkat F?"

Suji menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu, ayo balikan sama aku"

"Emm, kita balikan tapi kamu hapus aja game itu gimana?"

"Aku gabisa"

'Susah sekali membujuk psikopat satu ini'

"Kenapa?"

"Kan aku udah bilang, ini itu permainan semua orang sayang"
"Gabisa dong aku bubarin gitu aja"

"Kamu seneng liat aku dirundung?"

"Ya engga, tapi kalo tiba-tiba aku belain kamu yang ada gamenya tamat"

"Ck ah"

"Gausah ngambek, nanti aku suruh Dayeon biar ngga terlalu ganggu kamu"







To be continued

Love or Obsession (Harin Suji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang