Suji tidak menyerah begitu saja untuk meyakinkan Jaeun menerima tawarannya.
Dia selalu menyempatkan diri untuk berbicara meskipun nyatanya sia-sia.
Drrt ddrt
Pesan masuk dari si brengsek, Harin.
'Lagi dimana kamu?'
'Di jalan otw pulang'
Harin mengirim sebuah foto dirinya dan Jaeun sekarang.
'Brengsek'
'Lo nguntit gue?''Udah jadi F tetep ngga kapok kamu?'
'Aku cuma pulang bareng btw'
'Pulang sekarang'
'Gamau'
'Pulang sekarang atau besok aku suruh Dayeon tambah hukuman kamu'
'ARRGHHH'
'FUCK YOU HARIN-A'
'IYA IYA INI AKU OTW PULANG''Bagus, hati-hati di jalan sayang'
...
"Ini pa" ucap Suji memberikan berkas papanya yang ketinggalan.
"Terima kasih, sayang"
"Sampai ketemu lagi di rumah pa"
"Oh iya, tentang pemindahan sekolahmu ..."
"Jadi dimajukan pa?, kapan aku pindah?"
"Tidak perlu pindah sekolah sayang"
"Apa?"
"Tugas papa di perpanjang kontraknya, jadi kamu bisa sekolah sampai lulus nanti disana, bukankah bagus?"
Suji terdiam mendengarnya.
"Papa pergi dulu ya"
'Tamatlah riwayatmu, Sung Suji'
...
Jeun selalu menghindari Suji ketika mereka bertemu. Dia kelihatan kaku dan tidak mau berinteraksi.
Suji mencoba untuk mendekatinya dengan ramah, tapi Jeun selalu pergi dengan cepat. Suji merasa sedih karena jarak di antara mereka semakin besar.
Sementara itu, Harin selalu memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Dia mencari cara untuk memanipulasi situasi agar Suji mau bertemu dengannya dan menjauhi Jaeun.
'Kamu lagi dimana?'
'Kenapa?'
'Kesini deh'
*sent locationSuji memasuki ruangan yang diarahkan Harin.
Pacar, ralat, mantannya yang gila."Hai pacar" sapa Harin tersenyum psikopat dengan buku di tangannya.
"Kenapa lagi?"
"Udah dibilangin, gausah temenan sama Jaeun"
"Cuma dia yang mau ngobrol sama tingkat F kayak aku"
"No, kamu tinggal kesini kalo mau ngehindar Dayeon"
Suji menepis tangan Harin yang mencoba menyentuh pundaknya.
"Kamu bisa kan mindahin lagi dinas papa?" tanya Suji menatap netra itu.
"Owh, jadi kamu nyerah?"
Suji hanya terdiam.
"Suji-ya, ..."
Brakkkk.
Harin mendorong Suji hingga menubruk dinding.